SUMBER PEMBANGKIT ATAU PENSUPLAI PNEUMATIK (KOMPRESOR)
Sobat blogger, sekarang tibalah saatnya kita akan membahas tentang kontrol elektro pneumatik. Pneumatik mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kontrol di dunia industri, khususnya di bidang automasi industry.
Kata "Pneuma" berasal dari bahasa Yunani yang berarti nafas atau angin, sehingga istilah Pneumatik berarti ilmu yang mempelajari mengenai gerakan udara dan gejala-gejalanya. Sedangkan istilah Elektro Pneumatik merupakan gabungan fungsi antara gerakan udara dan aliran listrik.
Pada pertemuan pertama dalam sesi kontrol elektro pneumatik kali ini, kita akan membahas tentang sumber pembangkit atau pensuplai pneumatik yaitu kompresor. Sumber pembangkit atau pensuplai pneumatik adalah udara bertekanan (angin).
Untuk menghasilkan udara bertekanan (udara kempaan) diperlukan kompresor yang
berfungsi sebagai pemadat udara sampai pada tekanan kerja yang diinginkan. Di
antaranya biasa terdapat pada penggerak pneumatik dan kontrol-kontrolnya
mempunyai pusat pembangkit udara kempaan atau pembangkit sentral. Perubahan
tenaga dan penyebarannya perlu untuk dihitung dan direncanakan pada masing-masing
pemakai. Perlengkapan pneumatik dicatu (ter-supplay) oleh udara kempaan
melalui pipa-pipa saluran dari tempat kompresor. Kompresor yang bentuknya mudah
dipindahkan (portable) digunakan terutama pada industri konstruksi atau
untuk permesinan yang sering dipindah-pindah tempat. Ketika merencanakan suatu
pemasangan dan kelengkapannya seharusnya direncanakan juga pengembangannya. Hal ini berkaitan jika di
kemudian hari masih perlu membeli perlengkapan pneumatik yang baru. Dalam
berbagai hal, lebih baik merencanakan keseluruhan yang besar daripada
diperlukan sebelumnya. Hal ini pula yang lebih baik daripada mendirikan suatu
pembangkit tambahan dikemudian hari tetapi mengalami pembebanan lebih.
Kebersihan
udara sekeliling merupakan hal yang penting juga untuk direncanakan
sebelumnya. Udara bersih karena jauh dari lingkungan debu, dan kelembaban yang
lebih akan dapat menjamin umur pesawat pembangkit atau pensuplai (kompresor) sehingga akan
lebih berumur panjang. Oleh sebab itu, macam dan jenis kompresor yang dipakai harus
dijamin sesuai dengan keadaan lingkungan.
1. Simbol Kompresor
Simbol kompresor dalam rangkaian kontrol elektro pneumatik digambar seperti berikut ini :
2. Jenis-jenis Kompresor
Macam kompresor yang akan digunakan tergantung dari
syarat-syarat pemakaian yang harus dipenuhi dengan tekanan kerja dan volume
udara yang akan didistribusikan ke pemakai. Dalam hal ini yang termasuk pemakai
adalah silinder (actuator) dan katup-katup pengontrol pada peralatan
pneumatik serta komponen-komponen pendukung lainnya.
Jenis kompresor yang ada terdiri dari dua kelompok utama,
yaitu:
Kelompok pertama, adalah yang bekerja dengan prinsip pemindahan di
mana udara dikompresi (dimampatkan) dan diisikannya ke dalam suatu ruangan.
Kemudian, mengurangi atau memperkecil isi ruangan tersebut. Jenis ini disebut
kompresor torak (reciprocating piston compressor, rotary piston compressor).
Kelompok kedua, adalah bekerja dengan prinsip aliran udara yaitu
dengan cara menyedot udara masuk ke dalam bagian satu sisi dan memampatkannya
dengan cara percepatan masa seperti pada prinsip sebuah turbin.
Secara
garis besar, pengelompokan jenis kompresor udara adalah : a. kompresor torak
resiprokal (jenis piston dan diapragma), b. kompresor torak rotari (rotari
baling-baling luncur, sekerup, roots blower), dan c. kompresor aliran
(aliran radial dan aksial).
3. Kriteria Pemilihan Kompresor
a. Penghantaran volume
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah (volume) yang
dapat dihantarkan (dibangkitkan) oleh kompresor pada volume per satuan waktu
tertentu, dan tekanan tertentu pula. Penghantaran volume ditentukan lewat dua
cara yang berbeda, yaitu :
- Penghantaran volume secara teoritis pada kompresor resiprokal
adalah hasil perkalian volume yang ditiup (disedot) pada satu langkah torak
kemudian dikalikan dengan jumlah putaran poros engkolnya. Penghantaran volume
efektif tergantung dari jenis kompresor dan tekanan yang ditimbulkan. Hal ini
sangat dipengaruhi juga oleh tingkat efisiensi volumetrik. Satu-satunya
penghantaran volume ini hanya tersedia untuk menggerakkan dan mengontrol
peralatan pneumatik.
- Penghantaran volume secara efektif bisa juga disebut sebagai debit dari
kompresor dan diberi satuan m3/menit atau m3/jam. Namun
demikian banyak pabrik-pabrik pembuat kompresor menunjuk kepada harga teoritis
dalam spesifikasi dari kompresor yang diproduksi.
b.
Tekanan
Tekanan yang ada dalam suatu perangkat pneumatik dibedakan
menjadi dua macam, yaitu tekanan kerja dan tekanan operasi.
1) Tekanan kerja (working pressure)
Dimaksudkan adalah tekanan yang keluar dari kompresor atau
tekanan dalam tangki penampung (atau tangki penerima) dan tekanan dalam
pipa-pipa saluran ke pemakai, seperti: silinder pneumatik, bagian kontrol, katup-katup
pneumatik, dan sebagainya.
2)
Tekanan operasi (operation pressure)
Dimaksudkan
adalah tekanan yang dibutuhkan pada saat posisi operasi atau peralatan
pneumatik itu sedang berjalan (sedang operasi). Pada umunya tekanan operasi itu
hanya sebesar 600 kPa (6 bar atau 87 psi). Namun demikian jika daerah operasi dari peralatan pneumatik
itu sudah banyak dan luas maka harus memperhatikan pada tekanan konstan yang
diperlukan. Tekanan yang konstan adalah suatu hal pokok untuk menjamin
ketelitian (akurasi) operasi dari peralatan pneumatik yang sedang beroperasi. Hal-hal yang banyak berhubungan dengan tekanan konstan
meliputi :
- Kecepatan aliran udara bertekanan
-Gaya dan tekanan angin yang sedang bekerja pada bagian-bagian kerja alat
pneumatik. Bagian-bagian kerja ini disebut sebagai working elements.
- Waktu urut-urutan dari bagian-bagian kerja tadi.
c.
Penggerak
Yang
dimaksud penggerak di sini adalah tenaga penggerak utama (prime mover)
dari kompresor udara. Hal ini terutama tergantung dari syarat-syarat cara kerja
kompresor tersebut. Kebanyakan kompresor digerakkan oleh motor listrik. Ada kalanya juga digerakkan oleh motor bakar,
seperti: motor diesel dan motor ben-sin. Kompresor yang terdapat di
pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor listrik. Tetapi, jika
dikehendaki kompresor non stasioner akan lebih baik dan lebih
menguntungkan memakai penggerak utama dari motor bakar terutama motor diesel.
d.
Pengaturan
Agar sesuai antara penghantaran volume dari suatu kompresor
dengan perubahan atau fluktuasi volume pemakaian, sangat perlu untuk pengaturan
kompresor. Prakteknya terdapat bermacam-macam jenis pengaturan yang tersedia
untuk tujuan ini. Pedoman yang dipakai untuk pengaturan ini adalah penghantaran
volume yang diatur antara penyesuaian harga batas dari tekanan maksimum dan
minimum. Perbedaan dari jenis-jenis pengaturan meliputi :
1)
Pengaturan tanpa beban, yaitu:
a)
Pengaturan pembuangan (exhaust regulation)
Jenis pengaturan tanpa beban yang
paling sederhana adalah pengaturan pembuangan.
Kompresor dapat bekerja karena bantuan katup bantu. Ketika tekanan dalam
jaringan mencapai harga yang sudah diatur sebelumnya (telah dikehendaki
sebelumnya), maka katup pengaman membuka dan udara keluar ke atmosfir bebas.
Katup pe-ngontrol akan mencegah jaringan dari kekosongan secara menyeluruh. Hal ini terjadi khususnya terdapat pada
jenis kompresor kecil.
b)
Pengaturan penutup (shut-off regulation)
Dengan jenis pengaturan ini, sisi penghisap adalah tertutup.
Saluran pemasukan kompresor tertutup (diblok) sehingga kompresor tidak akan
dapat menghisap udara lagi. Akibatnya kompresor tidak bisa bekerja dalam
ke-adaan hampa (vakum). Jenis pengaturan ini khusus ditemukan pada kompresor
torak rotari, juga pada kompresor torak resiprokal. Terdapat sebuah katup model
NO (Normally Open) sebagai katup pengaman. Katup ini bekerja secara
otomatis berdasarkan tekanan sesuai yang di-inginkan.
c) Pengaturan pemegang katup
(grip-arm regulation)
Sistem ini digunakan pada kompresor torak. Jika batas tekanan
maksimum sudah ter-capai, katup pemasukan dijaga membuka dengan memakai lengan
pemegang sehing-ga kompresor tidak dapat mengkompresi udara lagi. Pengaturan
jenis ini sangat sederhana, maka penjagaan katup pemasukan seperti itu adalah
identik dengan sistem dekompresi pada sebuah motor diesel saat di-start.
2)
Pengaturan kecepatan rendah, yaitu:
a)
Pengaturan kecepatan (speed regulation)
Pengatur kecepatan mesin secara otomatis lewat hubungan penyesuaian/keseim-bangan.
Pengaturan kecepatan dapat digerakkan oleh tangan atau dikontrol secara
otomatis oleh tekanan kerja. Dengan penggerak listrik, kontrol kecepatan dapat
disediakan dalam tingkatan-tingkatan tertentu yaitu menggunakan perubahan kutub
motor. Model ini dibuat hanya untuk suatu kemungkinan walaupun sebenarnya
jarang digunakan.
b) Pengaturan hambat
penghisapan (suction throttle regulation)
Jenis pengaturan yang digerakkan oleh penghambat sederhana
pada saluran udara masuk. Dengan demikian batas-batas beban untuk tujuan khusus
dapat diatur. Peng-aturan jenis ini biasadigunakan pada kompresor torak rotari
dan kompresor turbo.
3)
Pengaturan secara hidup-mati (on-off regulation)
Dengan
pengaturan jenis ini, kompresor mempunyai dua kondisi kerja yaitu beban penuh
(berhenti) dan motor hidup. Motor penggerak kompresor dipindah ke posisi Off jika sudah mencapai pada tekanan maksimum
(pmak). Ketika tekanan sudah turun ke minimum (pmin)
motor penggerak dipindah ke posisi On
kembali secara otomatis dan kompresor akan bekerja lagi.
Batas pemindahan dapat diatur pada
pengaturnya. Penampung udara ber-tekanan (tangki udara besar) adalah perlu
untuk mengurangi frekuensi hidup dan matinya motor penggerak pada batas yang
dapat diberikan. Hal ini untuk meng-hindari terjadinya fluktuasi tekanan yang
sangat mencolok.
e.
Pendinginan
Ketika
terjadi pemampatan (kompresi) udara dalam kompresor akan timbul panas yang
bersifat merugikan. Dengan demikian panas itu
seharusnya dihilangkan, atau
paling tidak dikurangi. Jenis yang paling cocok untuk pendinginan kompresor
tergantung pada jumlah panas yang
ditimbulkan. Sirip-sirip pendingin pada kompre-sor yang lebih kecil membuat
panas yang timbul dipindahkan secara radiasi. Pada kompresor yang lebih besar
biasanya dilengkapi dengan penambahan kipas angin sebagai penyerap panasnya.
Jika jaringan kompresor dengan tenaga penggerak melebihi 30
KW, pendinginan udara jauh mendekati cukup. Kompresor tersebut kemudian
dilengkapi dengan sirkulasi air pendingin (water circulation cooling)
atau pendinginan dengan air dingin. Kadang-kadang pendinginan dengan menara air
dapat juga digunakan, tetapi mengingat pengeluaran biaya yang lebih mahal maka
sistem menara pendingin tidak dipakai. Pendinginan yang lebih baik akan
memberikan umur pemakaian kompresor lebih panjang. Penyerapan panas saat
pendinginan akan lebih baik jika dapat menyediakan udara sejuk.
f.
Tempat pemasangan (instalation site)
Kompresor harus dipasang dalam ruangan pada tempat
semestinya, dapat memberikan peredaman suara terhadap ruangan sebelah luar.
Ruangan harus memberikan ventilasi yang cukup. Udara yang terhisap oleh
kompresor harus bebas dari debu dan kotoran lain serta dibuat sangat kering
dalam arti kelembaban udara sekecil mungkin.
g.
Penampung udara bertekanan
(compressed air reciever)
Penampung udara bertekanan (tangki angin atau receiver)
berfungsi untuk menstabilkan pemakaian angin. Penampung angin yang paling
banyak dipakai adalah bentuk tangki karena mempunyai sifat dapat memperhalus
fluktuasi tekanan dalam jaringan ketika udara dipakai oleh jaringan tersebut.
Perlu perhatian juga bahwa luas permukaan yang besar dari suatu penampung akan
mendinginkan udara dalam tangki itu sendiri. Oleh karena itu bagian dari uap
lembab dalam udara dipisahkan, seperti air secara langsung akan mengembun di
bagian bawah tangki (lihat Gambar).
Ukuran dari penampung udara bertekanan
tergantung kepada :
*) untuk memperbesar gambar silahkan klik gambar
- Penghantaran volume kompresor (debit kompresor)
- Pemakaian udara
- Jaringan (apakah ada penambahan volume)
- Jenis pengaturan
-Perbedaan tekanan yang diijinkan
dalam jaringan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar