PENYARINGAN DAN PENDISTRIBUSIAN UDARA BERTEKANAN PADA SISTEM PNEUMATIK
Selamat berlibur dan selamat merayakan hari paskah kepada sobat blogger yang merayakannya. Sobat blogger yang berbahagia pada pertemuan yang ketiga untuk sesi kontrol elektro pneumatik kali ini kita akan membahas tentang penyaringan dan penyaluran (distribusi) udara bertekanan dalam sistem pneumatik. Oke langsung saja kita ikuti uraiannya sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara
Udara yang dihirup manusia setiap saat ini sebenarnya masih
dalam keadaan tercemar oleh kotoran-kotoran dan partikel-partikel air.
Prakteknya, masih banyak di-temukan bahwa lingkungan udara yang kotor
berdekatan dengan jaringan kompresor. Hal ini akan sangat mengganggu bahkan
akan dapat merusak jaringan itu sendiri. Udara bertekanan (angin) yang
diperlukan sebagai tenaga penggerak peralatan pneu-matik senantiasa harus
bersih sehingga ikut menjaga dari kerusakan komponen-kom-ponen. Pengotoran atau
pencemaran udara dalam bentuk butiran-butiran kecil dari kotoran atau karat besi,
karena minyak pelumas yang berlebihan, dan kelembaban udara sering menimbulkan
gangguan-gangguan pada peralatan pneumatik dan
meru-sak bagian-bagiannya.
Guna mendapatkan efisiensi mekanik yang maksimum biasanya
diperlukan tahapan-tahapan untuk memperoleh angin yang bersih. Tahapan itu
meliputi: pemi-sahan partikel-partikel debu (lewat penyaringan), pengukuran
tekanan (lewat mano-meter), kemudian pemberian sedikit pelumasan. Pelumasan
pada peralatan pneuma-tik terutama pada actuator (piston atau toraknya)
adalah penting. Hal ini karena hasil kerja dari peralatan pneumatik sebagian
besar akibat dari gerakan torak.
Perhatian khusus dari pencemaran angin harus diberikan
terutama kepada udara yang lembab (humidity), sementara orang sering
mengistilahkan udara basah. Dalam suasana basah atau keringnya udara
dikenal beberapa istilah, antara lain:
a. Kelembaban mutlak, yaitu jumlah air
yang terkandung dalam 1m3 udara bebas.
b. Udara kenyang dengan istilah jumlah
pengenyangan atau jumlah penjenuhan (atau jumlah angka kenyang), yaitu jumlah
air yang dapat diserap setiap 1m3 udara bebas pada suhu tertentu.
c. Harga kelembaban udara (biasanya
disebut kelembaban relatif dari udara) pada suhu titik embun maksimum.
Kelembaban relatif maksimum adalah 100%.
2. Pengeringan Udara Bertekanan
Ada beberapa sistem pengeringan angin yang lazim digunakan
untuk kebu-tuhan peralatan pneumatik. Sistem tersebut antara lain: a) dengan
cara penyerapan, b) dengan cara endapan, dan c) dengan cara suhu rendah.
a.
Pengeringan dengan cara penyerapan
Sistem pengeringan ini semata-mata memakai proses kimia.
Proses penye-rapan dimaksudkan untuk menghisap zat-zat yang berbentuk gas dalam
zat padat atau cair. Penyaringan awal akan memisahkan udara bertekanan dari
tetesan-tetesan air dan minyak yang lebih besar. Pada perlengkapan pemasukan,
angin dibuat berpu-tar (bersirkulasi) dalam ruang pengering (lihat gambar 1).
Gambar 1 Skema Cara Pengeringan Udara Bertekanan dengan Sistem Penyerapan
b.
Pengeringan dengan cara endapan
Sistem pengeringan dengan cara
endapan didasarkan atas proses kimia. Pengendapan yang dimaksud adalah
pengendapan zat-zat pada permukaan benda padat. Proses ini juga dikenal sebagai
pengeringan perbaikan atau pembaharuan (lihat Gambar 2). Medium pengeringnya
berupa bahan yang berisi butir-butir kecil tepinya berbentuk runcing atau
tajam, dapat juga berbentuk seperti butiran-butiran keringat. Medium pengering
hampir sepenuhnya terdiri dari silikon dioksid. Ada sementara orang mengistilahkan Silica
gel. Wujudnya butiran kecil berwarna putih. Tujuan dari silica gel itu
untuk mengendapkan air dan uap air. Angin yang dalam keadaan basah dilewatkan
melalui permukaan silica gel itu.
Gambar 2 Skema Cara Pengeringan Udara Bertekanan dengan Sistem Endapan
c.
Pengeringan dengan cara suhu
rendah
Gambar 3 Skema Cara Pengeringan Udara Bertekanan dengan Sistem Suhu Rendah
3. Penyaringan Udara Bertekanan (Compressed air filter)
Filter
udara bertekanan adalah alat penyaring udara yang akan dipakai pada peralatan
pneumatik. Gunanya untuk memisahkan partikel-partikel yang mungkin masih
terbawa seperti air, debu, oli residu, dan sebagainya. Semua kandungan
kotor-an-kotoran dalam udara bertekanan seharusnya lebih mudah dihilangkan oleh
penya-ring udara. Diharapkan udara bertekanan menjadi betul-betul bersih
setelah lewat penyaring udara. Jika saat penyedotan oleh kompresor tidak ada
kesalahan yang ter-jadi dalam menghasilkan udara bertekanan, maka penyaring
udara ini dapat membe-rikan udara yang amat bersih. Penyaring udara dapat
dipasang sebagai perlengkapan tunggal atau sebagai unit gabungan dengan
pelumasan dan pengatur tekanan. Khusus untuk masalah ini akan dibicarakan
berikut nanti. Banyak ragam dan macam penya-ring udara bertekanan, namun secara
prinsip mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai pembersih angin dari
kotoran-kotoran yang mungkin masih terbawa dari kompresor.
Gambar 4 Simbol Filter
Persyaratan
saringan udara bertekanan adalah:
a. Mempunyai tempat penampung cairan
yang besar
b. Mangkuk saringan sebaiknya tembus
pandang, tahan pecah, diberi keran pembuang.
c. Dapat dicuci dan bagian-bagian
saringannya dapat diganti setiap saat
d. Dapat membuat putaran (pusaran)
angin dengan baik (dapat terjadi turbulence effect).
e. Memungkinkan untuk pemasangan pengeluaran
cairan secara otomatis
f. Memungkinkan untuk pembersihan
tanpa penggantian saringan
4. Pengatur Tekanan Udara
Udara yang keluar dari kompresor masih mempunyai tekanan
tinggi. Ini lebih tinggi dari tekanan yang terdapat pada bagian-bagian kontrol
dan bagian kerja dari peralatan pneumatik. Untuk mengatur tekanan udara yang
akan didistribusikan ke bagian kontrol dan kerja digunakan suatu alat yang
disebut pengatur tekanan (pressure regulator). Biasanya alat ini
dipasang secara bersatu (menyatu) dengan penyaring udara yang disebut di atas.
Setelah udara keluar dari saringan kemudian masuk pada regulator untuk diatur
tekanannya sampai pada batas yang diinginkan. Terdapat bermacam-macam jenis
regulator ini yang tersedia, tetapi fungsi dan kegunaannya adalah sama. Jika
alat ini diidentikkan dengan sistem aliran listrik maka peralatannya identik
dengan transformator listrik, khususnya transformator penurun tegangan.
5. Pengukur Tekanan Udara
Biasanya
pengatur tekanan dipasang dan dilengkapi dengan sebuah alat penduga yang dapat
menunjukkan tekanan udara keluarnya. Prinsip kerja dari alat penduga tekanan
ini adalah dari sistem yang ditemukan oleh Bourdon sehingga
peralatannya disebut sebagai manometer Bourdon.
Gambar 5 Simbol Manometer
6. Pelumasan Udara Bertekanan
Bagian-bagian dari peralatan pneumatik yang bergerak dan
menimbulkan gesekan memerlukan pelumasan. Untuk menjamin supaya bagian-bagian
yang saling bergesekan seperti piston terhadap dinding silindernya dapat
bekerja dan dipakai secara terus-menerus, maka harus diberikan pelumasan yang
cukup. Jumlah tertentu dari minyak pelumas (olie) ditambahkan ke udara
bertekanan dengan memakai perangkat lumas sebagai lubrikator. Udara bertekanan kemudian sudah tercampur dengan
butiran-butiran olie ke bagian-bagian peralatan pneumatik yang saling
ber-gesekan. Keuntungan pelumasan ini adalah :
a. Memungkinkan terjadinya penurunan
angka gesekan
b. Dapat memberi perlindungan korosi
c. Umur pemakaian bagian-bagian
pesawat pneumatik tentunya dapat lebih tahan lama (awet dipakai).
Gambar 6 Simbol Pelumasan
7. Unit Pelayanan Udara Bertekanan (air service unit)
Unit pelayanan yang dimaksud adalah kombinasi atau gabungan
dari :
a. Perangkat saringan udara
b. Perangkat pengatur tekanan dengan
pengukur tekanannya
c. Perangkat pelumasan udara
bertekanan
Saringan udara dan pengatur boleh dan
dapat dibangun dalam satu unit. Udara bertekanan mengalir ke pengatur tekanan
lewat saringan udara yang sudah dibersihkan (tersaring). Dari pengatur tekanan
yang sudah memberikan tekanan tetap (konstan) udara tadi dilewatkan ke dalam
perangkat lumas. Unit pelayanan itu dapat digambar hanya secara simbul saja.
Simbulnya menurut ISO-1219 adalah seperti tampak pada Gambar 7 di bawah ini.
Gambar 7 Unit Pelayanan Udara Pneumatik dan Simbolnya
8. DISTRIBUSI UDARA BERTEKANAN
Untuk meningkatkan rasionalisasi dan otomatisasi (atau otomasi)
pembuat-an alat-alat dan perlengkapan, kebutuhan udara dalam industri
terus-menerus cenderung semakin meningkat. Setiap mesin dan pemakai membutuhkan
volume udara tertentu, dan hal ini disediakan dengan udara dari kompresor
melalui sistem saluran pipa. Oleh sebab itu perlu diperhatikan bahwa garis
tengah pipa harus dipilih dan disesuaikan sehingga penurunan tekanan antara
penampung dan pemakai tidak boleh melebihi dari 10 kPa (atau 0,1 bar atau 1,45
psi). Penurunan tekanan yang lebih ting-gi akan merupakan pemborosan dan sangat
mengurangi daya guna. Jika merencana-kan pemasangan baru, maka kelonggaran
harus dibuat dan diperhitungkan untuk kemungkinan nanti seandainya terjadi
pembesaran pada jaringan kompresor. Misal-nya pemakaian udara yang lebih besar,
dan oleh karena itu ukuran pipa saluran ba-nyak sekali diperbesar. Pemasangan
sistem pipa yang lebih besar sering menjadikan harga instalasi itu sedikit akan
lebih mahal.
a.
Ukuran Pipa
Garis tengah pipa harus dipilih dengan dasar ukuran pipa-pipa
yang telah tersedia, atau dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi, tetapi juga
telah mencukupi beberapa hal seperti: a) Volume aliran, b) Panjang pipa, c)
Perbedaan tekanan yang diijinkan, d) Tekanan
kerja, dan e) Jumlah tekukan-tekukan atau belokan pada pipa saluran.
b.
Pemasangan Pipa Saluran
Bukan hanya kebenaran ukuran pipa-pipa saluran saja yang
penting, tetapi juga masalah pemasangannya. Pipa-pipa saluran udara bertekanan
juga memerlukan pemeliharaan, pengecekan secara tetap dan teratur. Oleh karena
itu jika mungkin tidak dipasang dalam pendinginan atau dalam poros pipa yang
sempit. Karena hal ini hanya akan membuat pengecekan kebocoran-kebocoran pada
pipa-pipa saluran lebih menyulitkan. Kebocoran-kebocoran sekecil apapun tetap
akan menyebabkan tekanan hilang menjadi semakin nyata. Khususnya dalam
saluran-saluran yang bercabang harus dijamin bahwa pipa-pipa saluran dipasang
dengan penurunan hanya 1% sampai dengan 2%, diukur dalam arahnya.
Ada beberapa macam cara pemasangan pipa dalam arti
pendistribusian angin. Cara-cara itu misalnya: 1) dengan sistem saluran udara
bercabang, 2) sistem jaringan melingkar, 3) dan sistem antar sambungan.
c.
Bahan-bahan Pipa Saluran
Saluran yang dimaksud adalah: a) saluran utama, dan b)
perlengkapan saluran.
1)
Saluran utama
Ada beberapa kemungkinan ketika memilih bahan pipa saluran,
misalnya dari bahan: (a) tembaga, (b) kuningan, (c) baja kualitas tinggi,
(d) baja pipa hitam, (e) baja pipa
lapis, dan (f) dari plastik.
Pada dasarnya pipa saluran harus mudah untuk pemasangannya,
tahan korosi, dan dipilih harga yang murah. Pipa-pipa saluran untuk dipasang
dalam waktu yang lebih lama paling baik jika dipasang dengan sistem sambungan
las atau patri solder. Pipa-pipa saluran yang dilas harus tahan bocor dan juga
tidak mahal. Kerugian dari jenis sambungan ini bahwa terbentuknya terak pada
sambungan yang dilas harus dapat dihilangkan dari pipa saluran. Lapisan las
juga dapat menimbulkn bagian-bagian yang berkarat yang secara praktis hal ini
sebenarnya baik tetapi nanti masih memerlukan unit pelayanan khusus.
Dalam pipa-pipa saluran dibuat dari pipa baja berlapis atau
galvanis dengan sistem sambungan baut atau drad. Tetapi sambungan baut tidak
selalu tahan bocor secara menyeluruh. Sifat ketahanan korosi dari berbagai pipa
baja ini juga tidak demikian baik jika dibandingkan dengn pipa baja hitam.
Bagian-bagian yang dikerjakan dengan mesin ternyata juga dapat berkarat pada
ulirnya, dan oleh sebab itu adalah penting bahwa unit pelayanan tambahan harus
dipasang pada bagian dari bahan tembaga atau plastik.
2)
Perlengkapan saluran
Pipa karet seharusnya hanya digunakan untuk saluran yang
memerlukan cara fleksibel, sedangkan pipa plastik tidak dapat digunakan untuk
menerima tegangan mekanik yang terlalu tinggi. Saluran-saluran plastik dibuat
dari bahan polythylene dan polyamide yang sekarang semakin
bertambah banyak digunakan untuk pipa-pipa sambungan pada perlengkapan mesin.
Bahan tersebut dapat dipasang dengan secara mudah, cepat, sederhana, dan akan
lebih praktis jika menggunakan cara penyambung cepat (quick connector).
d.
Penyambung Saluran (Line connector)
Macam-macam cara penyambungan saluran ini adalah :
·
Penyambung pembuluh (khususnya untuk bahan baja dan tembaga), misalnya sistem
penyambungan dengan cincin, ring jepit, tonjolan (Staved bulge Joint System), Flens (Flange).
·
Penyambungan pipa karet, misalnya sistem penyambungan dengan soket, stecker atau
plug
·
Penyambungan sistem pipa
Jika
menghendaki sistem sambungan yang sifatnya semi permanen dan hanya untuk
pipa-pipa yang terbuat dari bahan elastis seperti: karet, plastik, dan
sejenisnya dapat dipakai sistem sambungan baut berulir union dilengkapi pada
batang penyambungnya dengan pipa berkait atau bergerigi. Ulir yang dipakai
misal-nya ulir luar dan bisa juga ulir dalam.
Jika pada sambungan menghendaki mudah
dipasang dan dilepas, dapat menggunakan sistem sambungan seperti terlihat pada
Gambar 8. Pipa dari bahan fleksibel harus dapat mengikat ujung penyambung
yang diberi bentuk tonjolan kemudian dikeraskan dan diikat lagi dengan mur
pengunci. Sistem penyambung ini khusus untuk bahan-bahan yang bersifat elastis
seperti karet, plastik, dan sejenisnya. Model ini paling sering dan banyak
digunakan karena bersifat praktis, cepat, dan mudah.
Gambar 8 Sistem Penyambungan Untuk Pipa Plastik |
Untuk
beberapa komponen pneumatik seperti katup-katup dan aktuator sebagai simulator
atau bersifat konstruksi rangkaian pneumatik semi permanen biasanya tempat penyambungan pipanya (port-nya)
sudah dikonstruksi seperti ini. Pipa-pipa plastik sebagai saluran udara
bertekanan, baik untuk tekanan utama atau bagian pengontrolnya tinggal
memasukkan atau menusukkan (ditancep = istilah Jawa) kepada port
yang dituju. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga jika pipa-pipa tadi
ditarik oleh tangan atau alat lain pun tidak akan terlepas dari port-nya.
Ia dapat ditarik dan dilepas dengan teknik dan cara tertentu. Teknik tersebut
adalah dengan cara menekan penjepit pipa saluran, dan bersamaan dengan itu pipa
saluran-nya dicabut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
peralatan-peralatan simulator di laboratorium pneumatik saat praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar