• HOME
  • ABOUT ME
  • OLSHOP
  • VIDEO
  • DAF ISI BUKU

Selasa, 07 Maret 2017

Pekerjaan Tangki Pencerna (Digester) Reaktor Biogas

          Dinding melingkar merupakan tempat penampungan kotoran hewan yang masuk dari inlet melalui pipa inlet. Dinding digester biasanya dipasang bersamaan dengan dinding manhole. Dinding digester dipasang dengan ketebalan 10 – 15 cm termasuk tebal plesteran, variasi tebal ini bergantung pada lebar bata. Tinggi dinding digester bergantung pada volume reaktor yang kita bangun. Untuk reaktor dengan volume 6 m³, maka tinggi dinding digester adalah sebesar 85 cm.
          Langkah-langkah pemasangan dinding digester untuk reaktor biogas dengan ukuran 6 m³ adalah sebagai berikut :
1. Gambar lay out digester pada lantai dasar (pondasi).
Gambar 1. Menggambar lay out digester pada pondasi

2. Untuk menggambar lay out digester pada lantai dasar; langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a.  Gambarkan garis as yang melalui as yang telah ditetapkan sebelum menggali lubang digester.
b. Buat lingkaran dengan diameter 131 cm. Ini adalah diameter lingkaran dalam dinding digester tanpa plesteran, dimana plesteran kita ambil sebesar 1 cm.
c. Gambarkan 2 garis sejajar garis as selebar 62 cm, yaitu lebar manhole tanpa plesteran.
d.  Tarik garis melalui perpotongan ke dua garis dengan lingkaran dalam, dan tarik garis dengan jarak 20 cm dari garis tersebut. Garis ini merupakan lebar balok untuk mendukung kubah di atas manhole.
e. Gambar lagi garis sejajar garis tersebut dengan jarak 61 cm yang merupakan lebar manhole tanpa plesteran, (perhatikan gambar 2a).
Gambar 2a. Lay out Digester

f. Susun bata sebelum dipasang (tanpa adukan) untuk memastikan posisi masing-masing bata. Susunan bata tersebut merupakan susunan batu bata lapis 1.
g.  Susun bata untuk perkuatan (dalam bentuk kolom/plaster) dengan cara membagi bagian yang melengkung menjadi 3 bagian (lihat gambar 2b).
Gambar 2b. Lay out lapis 1 batu bata untuk digester

h. Susun lagi batu bata untuk lapis 2, seperti gambar 2c di bawah ini. Perhatikan bahwa tidak ada garis siar (nat) yang nantinya terjadi setelah batu bata disusun.
Gambar 2c. Lay out lapis 2 batu bata untuk digester

i. Selanjutnya adalah memasang batu bata dengan menggunakan adukan. Setelah susunan batu bata mencapai ketinggian 35 cm, pasang pipa inlet. Pipa inlet harus terletak pada garis as, dan jika pengguna juga ingin memanfaatkan kotoran dari toilet rumah tangganya, pipa inlet tersebut dapat dipasang dengan jarak tidak lebih 300 cm dari pipa inlet utama.
j.  Pemasangan pipa inlet sebaiknya rata dengan dinding digester (termasuk plesteran), atau tidak ada bagian pipa inlet yang menonjol. Ke 2 gambar berikut menunjukkan perbedaan aliran slurry di dalam digester antara pipa inlet yang menonjol dengan pipa inlet yang rata dengan dinding melingkar (digester).
Gambar 2d. Pola aliran slurry di dalam digester dengan pipa inlet yang menonjol dari dinding digester

Gambar 2e. Pola aliran slurry di dalam digester dengan pipa inlet yang menonjol dari dinding digester

3. Menata batu bata sebelum dipasang
          Sebelum pemasangan batu bata dilakukan maka bata tersebut harus ditata terlebih dahulu tanpa menggunakan adukan (spesi atau mortar).Tujuannya adalah untuk memastikan apakah rencana pemasangan sudah tepat dan untuk menentapkan letak dari pertebalan (kolom).
Gambar 3. Menata batu bata

4. Pemasangan batu bata, perhatikan bahwa mal harus tepat ditengah-tengah batu bata.
Gambar 4. Memasang batu bata

5. Pemasangan Pipa Inlet
          Pipa Inlet dipasang dengan kemiringan 30°. Kemiringan pipa inlet dapat ditentukan dengan menggunakan tabel dan gambar berikut :
Gambar 5a. Menentukan kemiringan pipa inlet cara sinus

Gambar 5b. Menentukan kemiringan pipa inlet cara tangen

Gambar 5c. Menyetel pipa inlet

Gambar 5d. Menyeseuaikan ketinggian pipa inlet dari pondasi

Gambar 5e. Memasang pipa inlet

6. Lakukan pengkamprotan pada dinding digester dan manhole apabila tinggi dinding telah mencapai 85 cm.
          Pengkamprotan adalah penghamparan lapisan tipis adukan pada permukaan dinding tangki pencerna.Tujuan pengkamprotan adalah agar adukan plesteran lebih melekat ke pasangan bata.
Gambar 6. Mengkamprot dinding digester

7. Buat jalur pada dinding sebagai persiapan untuk pemlesteran
           Sebelum melakukan pemlesteran buat terlebih dahulu jalur kepala. Tujuan pembuatan jalur ini adalah agar diperoleh permukaan plesteran yang rata. Jalur dapat dibuat dalam arah vertikal maupun horizontal. Pembuatan jalur dilakukan dengan pertolongan mal, oleh karena itu dalam kasus ini sebaiknya dibuat jalur horizontal.
Gambar 7. Membuat jalur untuk kepala plesteran 

8. Selanjutnya lakukan pemlesteran dengan berpatokan pada jalur yang telah dibuat.
Gambar 8. Memlester digester

9. Isi celah/rongga antara dinding digester dan manhole dengan dinding galian. Kemudian padatkan secara perlahan-lahan dan tidak menekan dinding bata yang masih belum kuat benar.
Gambar 9. Mengisi celah dinding digester dengan tanah

10. Selalu lakukan pemeriksaan ketegakan, kedataran, kelurusan dan kerataan dinding.
Gambar 10. Memeriksa plesteran dinding digester

11. Lakukan finishing lantai pondasi dengan lapisan semen.
Gambar 11. Finishing lantai pondasi

12. Pekerjaan dinding digester dan manhole telah selesai dilakukan.
Gambar 12. Tangki pencerna (digester) yang telah selesai

13. Contoh mal dari bambu
          Mal tidak hanya terbuat dari rangka besi saja, tapi dapat juga terbuat dari kayu atau bambu. Dan dalam keadaan darurat dapat digunakan kawat logam, bahkan tali plastik, akan tetapi jangan sekali-kali menggunakan benang karena benang sangat elastis.
Gambar 13a. Contoh mal dari bambu

Gambar 13b. Contoh mal dari kayu

Gambar 13c. Bukaan mal dari kayu

14. Dinding tangki pencerna dapat juga dibuat dari pasangan batu kali, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 14 Dinding digester dari pasangan batu kali

15. Penggunaan mal juga berlaku untuk memasang dinding tangki pencerna dari pasangan batu kali. Sedangkan untuk pemasangan pipa Inlet dilakukan sama seperti pemasangan pipa Inlet pada dinding tangki pencerna yang terbuat dari pasangan bata, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 14. Memasang pipa inlet pada digester dari pasangan batu kali

Kamis, 02 Maret 2017

Pengecoran Lantai Dasar (Pondasi) Reaktor Biogas

          Lantai dasar atau pondasi reaktor berfungsi untuk mendukung tangki pencerna (digester) dan kubah di atasnya, termasuk kotoran hewan yang telah dimasukkan ke dalam reaktor. Lantai dasar atau pondasi terbuat dari cor beton tanpa tulangan setebal 70 mm atau 7 cm dengan perbandingan campuran adukan adalah 1 : 3 : 6 (1 bagian semen, 3 bagian kerikil dan 6 bagian pasir). Lantai dasar atau pondasi dicor sesuai dengan diameter yang telah ditentukan untuk masing-masing volume reaktor biogas.

          Langkah-langkah pemasangan lantai dasar atau pondasi reaktor biogas adalah sebagai berikut :
1.  Buat adukan cor beton dengan perbandingaan campuran 1 : 3 : 6 yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Agar adukan cor beton lebih merata maka aduk terlebih dahulu semen dan pasir dalam keadaan kering (belum dicampur air). Setelah merata baru kerikil diaduk bersama-sama dengan kedua bahan terdahulu.
3. Apabila ketiga bahan tersebut sudah tercampur dengan sempurna, maka tambahkan air secukupnya. Jumlah air yang baik adalah berkisar antara 0,35 – 0,40 dari berat semen. Tapi mengingat kondisi di lapangan, biasanya jumlah komponen-komponen adukan dinyatakan dengan volume, sehingga jika jumlah semen 10 ember maka jumlah air yang digunakan adalah ± 4 ember.
4. Setelah adukan cor beton tersedia maka adukan tersebut dapat dihamparkan di atas lantai kerja yang telah kita pasang sebelumnya.

Gambar 1. Menghamparkan adukan cor di atas lantai kerja
untuk lantai dasar (pondasi) reaktor biogas

5. Ratakan adukan cor beton sambil ditekan dengan kuat. Gunakan roskam kayu (di Indonesia Tengah dan Timur umumnya disebut raskam) untuk menekan dan meratakan permukaan adukan. Kemudian gunakan roskam baja untuk menghaluskan permukaan lantai dasar atau pondasi reaktor biogas tersebut.

Gambar 2. Meratakan adukan cor untuk lantai dasar (pondasi) reaktor biogas

Catatan :
Lantai dasar atau pondasi reaktor tidak perlu diplester atau finishing saat ini, karena finishing sebaiknya dilakukan bersamaan dengan selesainya digester, yang perlu dilakukan adalah hanya merapikan permukaan pondasi pada lantai kerja reaktor biogas tersebut.

6. Untuk menentukan tebal lantai dasar atau pondasi reaktor biogas dapat digunakan mal sebagai media bantu atau pertolongan.