Sobat blogger pembahasan kita berikutnya pada pertemuan kali ini dalam sesi CT scan adalah tentang cara kerja CT scan dan perkembangannya. Adapun cara kerja CT scan dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama CT scan bekerja, generator sinar X memberi daya ke tabung sinar X, sinar X dihasilkan oleh tabung sinar X dan diemisikan seperti diputar mengelilingi pasien. Kemudian sinar X dilewatkan melalui tubuh pasien ke detektor, yang mana ini sangat tergantung pada jenis dan model CT scanner, mungkin terdiri dari ionisasi gas xenon atau kristal (seperti cesium-iodine atau cadmium-tungsten). Selama satu putaran detektor menghasilkan sinyal listrik, yang dibangkitkan setelah penyinaran sinar X. Sinyal listrik ini ditransfer ke komputer, diproses dan direkonstruksi ke dalam gambar menggunakan algoritma yang telah deprogram sebelumnya. Setiap putaran tabung sinar X dan detektor direkonstruksi ke dalam gambar yang direferensikan sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa potongan melintang dari detail anatomi tubuh, dan memungkinkan susunan anatomi di dalam tubuh dapat divisualisasikan hal yang tidak mungkin dengan radiography pada umumnya. Collimator ditempatkan didekat tabung sinar X dan pada setiap detektor untuk memperkecil sebaran radiasi dan berkas sinar X yang tepat dalam penggambaran pada saat scan. Tinggi collimator ditentukan untuk mendapatkan ketebalan irisan yang diinginkan.
Saat ini terdapat beberapa jenis CT scanner untuk penggunaan maupun konfigurasi melakukan scanning berikutnya yang berbeda. CT scanner konvensional yang telah dikenalkan pada tahun 1970, mempunyai kabel yang diletakkan pada susunan detektor, dan oleh karena itu pada akhir putaran tabung sinar X, perakitan harus dikembalikan untuk menghindari kebingungan kabel, CT konvensional yang kecepatan scanningnya paling rendah. adalah CT scan spiral, yang juga dinamakan scanner helical atau volumetric dimana mempunyai konfigurasi gelang seret yang memungkinkan rotasi satu putaran kontinyu. Dalam scaning spiral meja pasien digerakkan melalui gantry, sementara tabung sinar X dan detektor berputar seperti gerakan spiral mengelilingi pasien. Kecepatan scanning lebih cepat jika irisan lebih tipis dan diperlukan breathhold pasien yang lebih pendek dari pada CT konvensional. CT scan spiral dikenalkan pada tahun 1989, sejak dikenalkan dapat memberi keuntungan dalam hal penggambaran CT, meningkatkan kecepatan dan kualitas scanning dibandingkan dengan CT scanner konvensional.
Gambar 1. Tabung dasar mesin CT scan
Scanner multi irisan telah dikenalkan sejak tahun 1998 dipandang sebagai pengembangan lanjut dalam penggambaran CT, detektor mempunyai arah gerakan multi row yang memungkinkan akuisisi multi irisan gambar selama satu putaran tabung sinar X. Tergantung pada model pabrikasi, scanner multi irisan mungkin delapan kali lebih cepat dari pada scanner spiral irisan tunggal dan irisan dapat setipis setengah irisan yang tipis yang dapat dicapai oleh scanner spiral. Teknologi multi irisan masih dalam tahap pengembangan sejak tahun 2001. Berkas elektron CT scanner, juga dinamakan CT scanner ultra cepat, menggunakan teknologi scanning yang berbeda dari pada CT scanner yang lain, dimana putaran tabung sinar X secara mekanis. Berkas elektron CT scanner tidak memiliki bagian yang bergerak, yang demikian ini memungkinkan melakukan scan dengan cepat. Berkas elektron yang dibangkitkan dari elektron gun difokuskan pada putaran sinar X dan berkas sinar X dikendalikan sepanjang ring sasaran tungsten. Waktu scan mendekati sepuluh kali lebih cepat dari pada scaner multi irisan karena hanya berkas elektron yang bergerak selama scanning. Berkas elektron CT scan telah dikenalkan pada pertengahan tahun 1980 dandirancang untuk penggambaran jantung dan penggambaran bagian tubuh yang bergerak lainnya (seperti paru-paru) dan mempunyai kecepatan scaning tinggi.
Gambar 2. CT scan multi irisan
Peralatan CT imaging sering disuplay dengan piranti pengarsipan gambar (CD, pita kaset), untuk piranti gambar hardcopy (film sinar X, gambar laser) dan kemampuan jaringan, tergantung pada fasilitas kebutuhan. Karena CT menggunakan cara digital, CT scanner seringkali di buatkan jaringan dengan perangkat digital lainnya, seperi sistem MRI, untuk memfasilitasi dalam memudahkan perbandingan gambar pada penglihatan monitor.
Gambar 3. Jaringan sistem managemen gambar
Sebagaimana putaran scanner, detektor mengambil sejumlah snapshot yang dinamakan profil. Pada umumnya dalam setiap satu putaran diperoleh sekitar 1000 profil. Setiap profil dianalisa komputer dan satu set profil penuh dari setiap rotasi membentuk irisan gambar dua dimensi.
1. Pengoperasian Peralatan Scanner
Setelah operator scanning menyiapkan dan memposisikan pasien pada meja scanning dengan tepat, opeartor berpindah ke ruang control dan memulai scan dengan menggunakan control komputer. Biasanya scanning protocol komputer telah diprogram sebelumnya untuk jenis scan pada umumnya (abdomen dan tulang panggul, dada , kepala) dan beberapa komputer memungkinkan dipesan scan protocol untuk dimasukkan. Selama scaning, operator menginstruksi pasien melalui sistem intercome mengenai breathhold dan posisi. Selanjutnya pengaturan komputer secara otomatis memindahkan meja pasien sesuai dengan parameter scanning yang dipilih. Proses scan sendiri mungkin hanya membutuhkan waktu 5 sampai 15 menit, namun total pemeriksaan mungkin membutuhkan waktu sampai di atas 30 menit, karena pasien harus disiapkan dan diposisikan.
Gambar 4. Ruang kontrol operator scanning
Bila pemeriksaan telah lengkap, operator memproses data gambar menggunakan komputer workstation. Tergantung fasilitas, gambar mungkin dikirim ke prosesor film sinar X atau laser imager untuk dicetak sebagai hardcopy dan diberikan ke ruang pembacaan atau mungkin disimpan dalam disket atau ditransfer melalui sistem manajemen gambar digital untuk dipresentasikan memalui penglihatan monitor.
Gambar 5. Pelaksanaan proses scanning
2. Optimalisasi Peralatan Dengan Model Jaringan
Sebelum pasien dipindahkan dari meja, operator radiologi dapat mereview gambar yang dikehendaki untuk meyakinkan kualitasnya cukup memenuhi untuk keperluan diagnose. Gerakan artifak, yang berupa lapisan, embun atau ketidak tepatan lain dalam gambar, mungkin terjadi jka pasien melakukan gerakan pada saat scan dilaksanakan atau bila susunan gambar bergerak(seperti jantung, paru-paru). Pengurangan ketebalan irisan gambar yang dikehendaki, mengubah waktu dari suntikan bahan kontras dan memperpendek waktu breathhold pasien dapat membantu mengurangi kejadian gerakan artifak. Operator radiologi akan memilih protocol scanning yang akan memberikan kualitas gambar maksimum dan dosis radiasi minimum. Dosis radiasi pada umumnya untuk CT scan mendekati sama dengan radiasi latar belakang alami , rata-rata orang kebanyakan dalam waktu satu tahun. Dosis radiasi pasien dari CT scan sedikit lebih tinggi dari pada prosedur sinar X pada umumnya. Scanner multi irisan yang lebih baru secara signifikan menghantarkan dosis radiasi yang lebih tinggi dari pada scanner spiral irisan tunggal, dosis lebih tinggi ini berkaitan dengan pasien pediatric khusus. Asosiasi Ahli radiologi di Amerika Serikat (ASRT) telah mengeluarkan pernyataan protocol scanning untuk scanning pediatric dan merekomendasikan bahwa protocol scanning khusus untuk pasien pediatric dan pabrikasi perangkat CT scan mengembangkan cakupan parameter yang disarankan untuk pasien pediatric didasarkan pada berat. ASRT mendorong teknolog/operator CT scan untuk sadar akan dosis radiasi untuk kasus pediatric jika diperlukan dapat menggunakan tameng radiasi, atau mengatur posisi pasien menggunakan filter dosis tertentu dan menambah pitch ratio (kecepatan meja/rotasi gantry) pada CT scan spirall.
Ngk regerensi njing
BalasHapus