Setelah kita bahas mengenai kurva koefisien utilisasi penerangan jalan, masih dalam pokok bahasan photometri, pada pertemuan kali ini kita lanjutkan dengan membahas mengenai kurva iso candela. Sebuah diagram iso candela digunakan untuk
menggambarkan pola cahaya yang dihasilkan oleh luminer. Diagram ini menunjukkan
tepat plot atau garis tingkat footcandle yang sama pada bidang kerja dengan
perlengkapan tetap pada ketinggian pemasangan yang telah ditentukan. Kurva iso candela
untuk luminer kepala kobra dengan lampu HPS ditunjukkan seperti gambar di bawah
ini.
Gambar 2. Kurva Iso Candela
Setelah
koefisien utiliti (CU) ditentukan, diagram iso candela dapat digunakan untuk
menentukan nilai perawatan iluminasi minimum dan titik diskrit lain dalam sistem penerangan jalan.
Contoh
Diagram Iso Candela :
Sebelum menggunakan diagram iso candela,
titik nilai perawatan iluminasi minimal yang diinginkan harus ditentukan.
Untuk contoh, asumsikan 120 meter di sebelah kanan atau kiri dari posisi saat
ini, adalah jarak membujur (longitudinal) di sepanjang jalan yang akan
tergantung pada jarak tiang yang sebenarnya. Selanjutnya langkah-langkah
berikut ini harus diikuti :
1. Masukkan
diagram iso candela pada titik posisi luminer dan bergerak ke kiri ke rasio jarak
membujur (longitudinal) untuk tinggi pemasangan. Dalam hal ini rasionya adalah
120 / 40 atau 3,0.
2. Jika
diperlukan, bergerak ke atas atau ke bawah untuk mengoreksi posisi luminer yang
tepat dalam kaitannya dengan titik tujuan (tidak ada koreksi untuk contoh di atas).
3. Baca
faktor iluminasi langsung dari isobar, gunakan interpolasi jika diperlukan.
Dalam hal ini, nilai akan menjadi 0,0125, nilai ini merupakan footcandle terkoreksi
di lokasi yang diuji.
Selanjutnya informasi tersebut akan
digunakan untuk menentukan jarak dan desain standar yang tepat dalam menentukan ketinggian
pemasangan luminer, yang akan dibahas secara rinci dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, untuk itu ikuti dan simak terus bahasan dalam blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar