• HOME
  • ABOUT ME
  • OLSHOP
  • VIDEO
  • DAF ISI BUKU

Jumat, 12 Juli 2013

Volt Nol Meter & CRO Penentu Urutan Phase Kerja Paralel Genset

VOLT NOL METER DAN CRO SEBAGAI PENENTU URUTAN PHASE 
PADA KERJA PARALEL GENERATOR SET (GENSET)

          Selain lampu-lampu serempak dan synchronouscope lincoln yang telah kita bahas pada pertemuan sebelumnya, peralatan lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan urutan phase pada kerja paralel genset adalah :

3. Volt Nol Meter
          Volt nol meter mempunyai skala yang sangat baik dibaca pada sekitar titik nol-nya. Jika tegangan jala-jala V (tegangan yang dibangkitkan oleh genset) naik, maka arusnya ( I ) akan naik dan tahanan tak linier (RL) akan naik pula sehingga tegangan pada pengukuran (Vv) akan turun, dan begitu juga sebaliknya. 
Dengan demikian didapatkan suatu persamaan : Vv = (Rv x V) / (Rv + RL)
dimana : Vv = tegangan pengukuran
                V  = tegangan jala-jala (tegangan yang dibangkitkan oleh genset)
                RL = tahanan tak linier (tahanan beban)
                Rv = tahanan konstan pada volt meter biasa.
Untuk lebih jelasnya prinsip pemasangan volt nol meter dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini.

Gambar 10. Skema prinsip volt nol meter

4. Catode Ray Osciloscope (CRO)
Cathode Ray Oscilloscope lebih dikenal dengan sebutan CRO, atau ada yang menyebut sebagai Osiloskop Sinar Katoda atau Osiloskop saja. Merupakan sebuah alat ukur elektronik yang penting bagi teknisi listrik atau teknisi elektronik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Manfaatnya adalah untuk mengukur besaran-besaran: tegangan, frekuensi, periode dan beda fasa. Bentuk sinyal listrik juga dapat dilihat dengan CRO. Ada berbagai bentuk sinyal listrik, yaitu sinusoida, segitiga atau triangle, kotak atau square, denyut atau pulse. Berbagai bentuk sinyal listrik tersebut dapat dengan mudah diukur tegangannya, periodenya dan dapat ditentukan berapa frekuensinya.
          CRO ada dua jenis, yaitu jenis 1 kanal dan jenis 2 kanal. Dengan CRO 2 kanal bisa menampilkan 2 signal secara serempak dalam layar, yaitu masuk kanal X (horisontal) dan kanal Y (vertikal). Sebelum menggunakan CRO perlu dilakukan persiapan awal atau setting-up procedure. Untuk melakukan setting-up perlu memahami dengan benar semua tombol kontrol serta fungsinya,  Adapun prosedur setting-up adalah sebagai berikut (lihat gambar 11) :

Gambar 11. Posisi tombol-tombol kontrol dalam keadaan CRO setting-up

a.  aturlah posisi tombol kontrol seperti pada Gambar 11
b.  Pastikan tegangan kerja yang dipakai di laboratorium. Periksa apakah AC Voltage selector sudah pada posisi yang tepat.
c. kalau sudah tepat maka putar tombol POWER (7) searah putaran jarum jam sampai ON dan LED menyala.
d. Sumbu horizontal akan nampak. Bila tidak nampak pada pusat screen, maka atur position (1). Atur intensity (7). Bila tetap kurang tajam maka atur FOCUS (8).
e. Osiloskop sekarang siap dipakai untuk melakukan pengukuran. Pasang tegangan input signal ke input (2). Putar tombol volt / div (4) searah jarum jam untuk mendapatkan ukuran bentuk gelombang yang dikehendaki.
f. dengan menekan tombol LEVEL(12), fungsi free running dicabut, sehingga bentuk gelombang akan hilang bila tombol diputar searah jarum jam, dan akan nampak lagi pada posisi mendekati tengah (MID). Gelombang akan hilang lagi kalau tombol diputar kearah kebalikan jarum jam dari posisi MID.
g. bila komponen signal DC yang diukur, atur tombol AC-GND-DC pada posisi DC. Bila signal positip maka signal akan bergerak naik, dan sebaliknya bila signal negatif maka akan bergerak turun. Titik referensi tegangan “0” diperiksa pada posisi GND. Kalau meleset dari titik NOL maka bentuk signal dapat ditepatkan pada posisi NOL.

          Setelah melakukan setting-up dan sebelum menggunakan CRO pada penggunaan pengukuran harus dilakukan pengkalibrasian terlebih dahulu. Kalibrasi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a.  Kalibrasi tegangan
          Kalibrasi tegangan dilakukan apabila CRO akan dipakai untuk mengukur tegangan signal dari bentuk gelombang tertentu. Langkah kerjanya dilakukan sebagai berikut :
siapkan CRO dengan prosedur setting-up seperti di atas.
- Siapkan probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
- Atur VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum jam penuh sampai posisi CAL.
- Kaitkan ujung probe ke terminal CAL 1 Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal kotak dengan  tegangan 1 Vp-p. Bila signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada posisi PULL Auto Switch sampai signal mudah dibaca.
- CRO selanjutnya siap dipakai untuk mengukur tegangan, jangan mengubah posisi  Variable Control. Artinya tetap pada posisi CAL.

b. Kalibrasi waktu
          Untuk  keperluan pengukuran frekuensi dan periode harus dilakukan kalibrasi waktu. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
siapkan CRO seperti pada prosedur setting-up.
- Siapkan probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
- Atur VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum jam penuh sampai posisi CAL.
- Kaitkan ujung probe ke terminal CAL 1 Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal kotak dengan  tegangan 1 Vp-p. Bila signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada posisi PULL Auto Switch sampai signal mudah dibaca.
- Atur SWEEP TIME / DIV Switch pada posisi 1 ms. Atur Variable Control pada posisi CAL ( putar kanan maksimum).
- Pada layar CRO akan nampak gelombang kotak dengan tinggi tegangan 1 Vp-p. Periodenya adalah 20 ms. Berarti frekuensinya adalah f = 1 / 20 X 1000 Hz = 50 Hz.
Selanjutnya CRO siap dipakai untuk mengukur frekuensi atau periode dengan tidak boleh mengubah posisi Variable Control dari SWEEP TIME / DIV  Switch pada posisi CAL.

          Jika kedua signal gelombang tegangan dari masing-masing genset dimasukkan ke bagian horisontal (kanal X) dan bagian vertikal (kanal Y) pada sebuah CRO, maka akan menghasilkan atau terlihat pada layar monitor CRO sebuah ellips yang disebut lisajous. Ellips tersebut akan berubah menjadi garis lurus bila frekuensi dan tegangan yang dimasukkan tersebut sama atau sephase.


Gambar 12. Pola lissajous menampilkan beda phase signal (gelombang)

          Tetapi sebuah garis lurus tersebut dapat pula menandakan adanya selisih atau beda phase yang disebut oposisi phase, oleh sebab itu harus diperiksa terlebih dahulu bentuk dan perputaran lukisan/gambar yang terlihat pada layar monitor CRO tersebut sebelum kerja paralel dilaksanakan.

1 komentar: