PROSEDUR PENGOPERASIAN CATHODE RAY OSCILOSCOPE (CRO)
Sobat blogger yang berbahagia, pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah penulis mengucapkan selamat hari raya Idul Adha 1434 H kepada seluruh sobat blogger yang merayakannya. Pada pertemuan kali ini penulis akan membahas tentang prosedur penggunaan atau pengoperasian osciloscop (CRO). Untuk mengetahui prosedur pengoperasian osciloscop (CRO) tersebut langsung saja simak uraian berikut ini.
Cathode Ray
Oscilloscope yang lebih dikenal dengan sebutan CRO, atau ada yang menyebut sebagai
Osiloskop Sinar Katoda atau Osiloskop saja, merupakan sebuah alat ukur
elektronik yang penting bagi teknisi atau montir listrik dan elektronik dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Manfaatnya
adalah untuk mengukur besaran-besaran: tegangan, frekuensi, periode dan beda
fasa. Bentuk sinyal listrik juga dapat dilihat dengan CRO. Ada berbagai bentuk
sinyal listrik, yaitu sinusoida, segitiga atau triangle, kotak
atau square, denyut atau pulse. Berbagai bentuk sinyal listrik
tersebut dapat dengan mudah diukur tegangannya, periodenya dan dapat ditentukan
berapa frekuensinya. CRO ada dua
jenis, jenis 1 kanal dan jenis 2 kanal. Dengan CRO 2 kanal bisa menampilkan 2
signal secara serempak dalam layar, yaitu masuk kanal X dan kanal Y.
A. Spesifikasi CRO
Sebelum menggunakan CRO lebih baik sobat blogger mengetahui bagaimanakah spesifikasi CRO yang akan dipakai. Sebagai contoh berikut ini diberikan contoh spesifikasi umum seperti berikut:
1. Vertical
Axis
Sensitivity : 10 mV / div ~ 20 V / div ±5%
Attenuator : 10 mV / div ~ 20 V / div 1 - 2 - 5 step ( 1 div = 10mm)
Input Impedance : 1 M Ohm ± 5%
Input Capacitance : 22 pF ± 3%
Frequency Response : DC
: DC ~ 10MHz (less than –3 dB)
AC
: 2 Hz ~ 10 MHz ( less than –
3dB)
Rising time : less than 35 nsec
Overshoot : less than 3 % (at 100 kHz square wave )
Maximum input Voltage : 600 Vp-p or 300 V ( DC + AC peak )
2. sweep
circuit
Sweep system :
Triggering sweep and auto sweep (free running sweep
at no
signal time)
Sweep
time : 1 μs /
div ~ 0.5 s / div ± 5% and EXT H: 1 – 2
– 5 step.
Fine adjustment in all 18 ranges.
Magnifier : 5 times ±10 % ( PULL X 5 MAG)
Linearity : less than 3 % ( 5μ s / div ~ 0.5 s / div ). Less than 5%
( 1μ s / div ~ 2 μs / div )
3. triggering
Source : INT : vertical input signal
EXT : EXT TRIG input signal
Sync section : NOR : positive and negative.
TV :
positive and negative
Triggering Voltage : Amplitude on CRT screen more
than 1 div
EXT … more
than 1 Vp-p
Triggering range : INT : 20
Hz ~ 10 MHz
EXT :
DC ~ 10 MHz.
4. horizontal
Axis
Operating mode : EXT H mode is selected by SWEEP TIME / DIV
Sensitivity : 150 mV / div ( within ± 20%) (HOR GAIN MAX)
Frequency response : DC ~ 1 MHz ( less than - 3 dB)
Input impedance : 100 k Ohm / 35 pF.
Calibrating voltage : 1 Vp-p ± 5% (50 or 60 Hz square
wave)
5. intensity
modulation
Input voltage : less than 5 Vp-p (modulation)
Input impedance : 10 k Ohm ± 20 %
6. power
Source
Power supply voltage : 100 / 117 / 220 / 240 V ±
10 % 50 Hz or 60 Hz
Power consumption : 20 W
7. dimensions
and Weight
Width X Height X Depth : 260 mm X 190 mm X 275 mm or (maximum sizes : 277 mm X
204 mm X 433 mm )
Weight : 8 kg
8. accessory
Probe
:
PC 21 model. Damping = 1/10 ; input imped = 10 M ohm;
input capacitance = less than 18 pF.
Fuse :
0.3 A and 0.7 A
B. Fungsi tombol kontrol pada panel
CRO
Pada
Gambar 1. tampak sebuah CRO dan pandangan panel depan CRO. Adapun fungsi
tombol-tombol kontrol tersebut adalah :
Gambar 1. Tombol dan terminal kontrol panel depan CRO
1. Saklar on / off untuk mengaktifkan CRO dengan memutar tombol searah jarum jam.
2. CRO aktif ditandai dengan lampu indikator menyala.
3. Time/ div untuk mengatur lebar sinyal agar mudah dibaca.
4. Tombol time kalibrasi digunakan saat mengkalibrasi waktu, bila kalibrasi telah dilakukan posisi ini tidak boleh diubah-ubah lagi.
5. Terminal kalibrasi tempat dihubungkan probe pada saat kalibrasi.
6. Posisi X digunakan untuk menggeser tampilan sinyal dalam peraga ke arah horizontal.
7. Triger digunakan untuk mengatur besarnya picu sedangkan picu negatip atau positip diatur dengan tombol kecil dibawahnya kanan positip kiri negatip.
8. Input ext, adalah tempat memasukkan sinyal dari luar yang dapat difungsikan sebagai time base.
9. Ground tempat disambungkan dengan ground rangkaian yang diukur.
10. Fokus untuk mengatur focus tampilan sinyal pada layar.
11. Posisi Y digunakan untuk mengatur posisi tampilan sinyal yang diukur pada kanal 2 arah vertikal.
12. Input kanal 2 merupakan terminal masukan untuk pengukuran sinyal.
13 Kalibrasi tegangangan perlu diatur pada saat kalibrasi agar tepat pada harga seharusnya. Bila tegangan ini telah tercapai tombol tidak boleh diubah-ubah, karena dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran.
14. Mode operasi atau pemilih kanal, digunakan untuk memilih mode operasi hanya menampilkan kanal 1, kanal 2 atau keduanya.
15. Volt/div digunakan untuk mengatur besarnya tampilan amplitudo untuk mempermudah pembacaan dan ketelitian hasil pengukuran. Pengaturan yang baik adalah pengaturan yang menghasilkan tampilan amplitudo terbesar tanpa terpotong.
16. Pemilih AC, DC , ground diatur sesuai dengan besaran yang diukur, untuk pengukuran tegangan batere digunakan DC, pengukuran frekuensi pada posisi AC dan menepatkan posisi berkas pada posisi ground.
17. Terminal masukan kanal 1 sama fungsinya dengan terminal masukan kanal 2, tempat dihubungkannya sinyal yang akan diukur.
18. Posisi Y kanal 1 untuk mengatur tampilan sinyal pada layar kea rah vertikal dari masukan kanal 1.
19. Berkas elektron menunjukkan bentuk sinyal yang diukur, bila garis terlalu tebal dapat ditipiskan dengan mengatur focus, dan bila terlalu terang dapat diatur intensitasnya.
20. Gratikul adalah skala pembacaan sinyal. Sinyal dibaca perkolom gratikual dikalikan posisi divisi. Misal mengukur tegangan amplitudo tingginya 3 skala gratikul akan terbaca 6 volt jika posisi Volt/div pada 2V.
21. Intensitas
C. Setting Up CRO
Sebelum
menggunakan CRO perlu dilakukan persiapan awal atau setting-up procedure.
Untuk melakukan setting-up kita perlu memahami dengan benar semua
tombol kontrol serta fungsinya, yang
telah diuraikan pada bagian B di atas.
Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
Gambar
2. Posisi Tombol-Tombol Kontrol Dalam Keadaan CRO Setting-Up.
1. aturlah
posisi tombol kontrol seperti pada Gambar .2 di atas
2. Pastikan
tegangan kerja yang dipakai di laboratorium. Periksa apakah AC Voltage selector
sudah pada posisi yang tepat.
3. kalau
sudah tepat maka putar tombol POWER (7) searah putaran jarum jam sampai ON dan
LED menyala.
4. Sumbu
horizontal akan nampak. Bila tidak nampak pada pusat screen, maka atur position (1). Atur intensity (7). Bila tetap kurang tajam
maka atur FOCUS (8).
5. osiloskop
sekarang siap dipakai untuk melakukan pengukuran. Pasang tegangan input signal
ke input (2). Putar tombol volt / div (4) searah jarum jam untuk
mendapatkan ukuran bentuk gelombang yang dikehendaki.
6. dengan
menekan tombol LEVEL(12), fungsi free running dicabut, sehingga bentuk
gelombang akan hilang bila tombol diputar searah jarum jam, dan akan nampak
lagi pada posisi mendekati tengah (MID). Gelombang akan hilang lagi kalau
tombol diputar kearah kebalikan jarum jam dari posisi MID.
7. bila
komponen signal DC yang diukur, atur tombol AC-GND-DC pada posisi DC. Bila
signal positip maka signal akan bergerak naik, dan sebaliknya bila signal
negatif maka akan bergerak turun. Titik referensi tegangan “0” diperiksa pada
posisi GND. Kalau meleset dari titik NOL maka bentuk signal dapat ditepatkan
padaposisi NOL.
D. Kalibrasi CRO
Sebelum
menggunakan CRO pada penggunaan pengukuran harus dilakukan pengkalibrasian
terlebih dahulu. Kalibrasi yang dilakukan dengan langkah sebagai berikut: :
1. Kalibrasi
tegangan
Kalibrasi
tegangan dilakukan apabila CRO akan dipakai untuk mengukur tegangan signal dari
bentuk gelombang tertentu. Langkah kerjanya dilakukan sebagai berikut :
a. siapkan
CRO dengan prosedur setting-up seperti di atas.
b. Siapkan
probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
c. Hubungkan probe osiloskop pada terminal kalibrasi dan ground. Model osiloskop yang berbeda ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3. Rangkaian pengawatan kalibrasi CRO
d. Atur
VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum
jam penuh sampai posisi CAL dengan frekuensi 1 Khz. Atur Volt/div pada 1 Volt/div, time div diatur pada 1 ms dihasilkan peragaan seperti gambar 4. berikut. Bila penunjukkan tidak satu skala gratikul penuh atur tombol kalibrasi pada Volt/div hingga penunjukkan satu skala penuh. Demikian juga untuk waktu bila lebar tidak satu skala gratikul penuh atur tombol kalibrasi time/div agar tepat satu skala gratikul penuh. Setelah itu tombol kalibrasi jangan diubah-ubah.
Gambar 4. Bentuk gelombang kalibrasi
e. Kaitkan
ujung probe ke terminal CAL 1 Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal
kotak dengan tegangan 1 Vp-p. Bila
signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada posisi PULL Auto Switch
sampai signal mudah dibaca.
f. CRO
selanjutnya siap dipakai untuk mengukur tegangan, jangan mengubah posisi Variable Control. Artinya tetap pada posisi
CAL.
2.
Kalibrasi
waktu
Untuk keperluan pengukuran frekuensi dan periode
harus dilakukan kalibrasi waktu. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a. siapkan
CRO seperti pada prosedur setting-up.
b. Siapkan
probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
c. Atur
VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum
jam penuh sampai posisi CAL.
d. Kaitkan
ujung probe ke terminal CAL 1 Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal
kotak dengan tegangan 1 Vp-p. Bila
signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada posisi PULL Auto Switch
sampai signal mudah dibaca.
e. Atur
SWEEP TIME / DIV Switch pada posisi 1 ms. Atur Variable Control pada posisi CAL
(putar kanan maksimum).
f. Pada
layar CRO akan nampak gelombang kotak dengan tinggi tegangan 1 Vp-p. Periodenya
adalah 20 ms. Berarti frekuensinya adalah f = 1 / 20 X 1000 Hz = 50 Hz.
g. Selanjutnya
CRO siap dipakai untuk mengukur frekuensi atau periode dengan tidak boleh
mengubah posisi Variable Control dari SWEEP TIME / DIV Switch pada posisi CAL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar