Selamat berlibur akhir pekan sobat bolgger, tapi sebaiknya sambil tetap stay di blog ini kita bahas tentang Low Noise Block (LNB) antena parabola. LNB merupakan blok desah rendah yang
berfungsi sebagai penguat frekuensi sinyal satelit dan menurunkannya menjadi
frekuensi yang lebih rendah, agar sinyal tersebut dapat diterima oleh receiver
parabola. Macam-macam LNB antara lain adalah LNB C-Band, LNB KU-Band, LNB Single, LNB Dual 2R dan LNB Quad 4R.
Gambar 1. LNB C-Band Single
Gambar 2. LNB Dual 2R
Gambar 3. LNB Quad 4R
Ada
kalanya dalam satu dish parabola dipasang lebih dari satu LNB, ada yang 2 LNB
bahkan ada yang 5 LNB agar dapat digunakan untuk 2 s/d 5 receiver, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Satu Dish Parabola dipasang 5 LNB Single
Untuk
memasang lebih dari 1 LNB sekaligus tidak boleh sembarangan tetapi ada
perhitungan jarak antar LNB, berikut ini perhitungan untuk menentukan jarak 2 LNB. Dalam penjelasan sebelumnya telah
disebutkan bahwa persamaan antena parabola adalah berupa y = ax2 dengan
titik fokus pada persamaan x2 = 4fy. Untuk menentukan jarak
pemasangan antara 2 buah LNB, langkah yang pertama adalah mengetahui posisi
titik fokus utama parabola. Kemudian langkah selanjutnya mencari titik fokus
yang kedua pada sinar datang dengan off set tertentu. Setelah posisi kedua
diketahui maka dengan rumus phytagoras jarak titik fokus tersebut dapat
diketahui.
Panjang garis a adalah jarak atau ketinggian
titik fokus utama dan garis b adalah jarak titik fokus kedua yang diukur dari pusat dish parabola, dengan demikian panjang garis a = garis b (a = b).. Garis c
adalah jarak antara titik fokus a dengan titik fokus b. Garis c dapat dihitung dengan
rumus phytagoras sebagai berikut :
a2+b2 –
2ab cos α = c2
dengan a = b , α adalah sudut off set
2a2 – 2aa cos α = c2
√(2a2 - 2a2 cos
α) = c
c = √(2a2 -
2a2 cos α) dengan keterangan c = jarak antara 2 LNB, a = jarak titik fokus
Gambar 5. Perhitungan jarak antara 2 LNB
Contoh soal:
Pada antena parabola berukuran 6
feet. Berapakah jarak penempatan titik fokus apabila sinar datang melenceng 10°
dari timur
Diketahui : Diameter dish = 180 Cm
Kedalaman dish = 30 Cm
Penyimpangan sinar datang = 10 derajat
Ditanya
: Jarak titik fokus kedua dari titk fokus utama
Jawab : F = D2/16 d
F = 180² / 16 * 30 = 32400 / 480 =
67,5 Cm
Jarak antara 2 LNB = √ (2 * 67,5² - 2
* 67,5² cos 10)
Jarak antara 2 LNB = √ (9112,5 –
8974,061)
Jarak antara 2 LNB = √ (138,43)
Jarak antara 2 LNB = 11,77 Cm ke arah
barat
Perlu kita ketahui sudut
penyimpangan bukan dihitung dengan
cara mencari selisih sudut koordinat satelit A yang dikurangi koordinat satelit
B, (contoh Palapa 113 BT dikurangi Telkom 108 BT = 5 derajat).
Hal itu berlaku apabila kita memasang antena parabola di pusat bumi,
tidak berlaku apabila kita memasang antena parabola di permukaan bumi. Pada
kenyataannya sudut penyimpangan yang diukur untuk satelit telkom dan palapa
adalah 6,2 derajat, pada daerah dengan ketinggian 101 MDpl, 7,32 LS dan 110,7
BT. Sudut penyimpangan juga tergantung pada lokasi pemasangan antena juga.
Gambar 6. tempat/dudukan pemasangan 2 LNB
Keterangan : Posisi LNB yang berada di titik fokus dan LNB yang
berada di titik off set harus sejajar, seperti yang ditunjukan pada garis
merah pada gambar 6 di atas.
Pada umumnya LNB yang ada dipasaran dirancang untuk menangkap sinyal
yang berpolarisasi horisontal dan vertikal, karena kebanyakan satelit yang bisa
ditangkap di Indonesia berpolarisasi horisontal dan vertikal (H/V). Namun ada beberapa
satelit yang dapat ditangkap di Indonesia yang berpolarisasi right circular dan left circular (R/L). Kalau transmisi satelit tersebut dapat menjangkau tempat kita, walaupun
tidak maksimal sinyal dapat ditangkap dengan LNB berpolarisasi H/V. Namun kalau
transmisi satelit tersebut tidak sampai ke tempat kita tetapi jangkauannya
sampai ke tempat kita, maka sangatlah mustahil sinyalnya dapat kita tangkap
dengan LNB berpolarisasi H/V.
Untuk dapat menangkap jangkauan sinyal
satelit tersebut haruslah menggunakan LNB yang dirancang untuk menangkap sinyal
polarisasi R/L. Jika kita sulit nendapatkan LNB berpolarisasi R/L tersebut
dipasaran, kitapun dapat merancangnya sendiri, karena pada dasarnya jenis LNB-nya
sama, hanya yang untuk polarisasi R/L terdapat sekat yang berfungsi untuk
menyearahkan frekwensi yang semula R/L menjadi H/V.
Sekat ini bisa kita pasang sendiri dengan cara yang sederhana
menggunakan bahan plastik setebal kira-kira 7 mm. Kalau susah mencari bahan
plastik tersebut, dapat menggunakan telenan/bantalan untuk mengiris-iris di
dapur, yang bagus adalah telenan merk maspion karena tebalnya sangat tepat
(pas). Jika tidak ada merek maspion bisa juga menggunakan telenan merek
lionstar dan jika tidak ada juga, bisa menggunakan keramik lantai, tetapi
hasilnya tidak maksimal.
Ukuran optimal untuk sekat LNB
adalah panjang 17 cm, lebar sesuai diameter LNB dan tebal 7 mm. Sedangkan
perbandingan sinyal hasil pemyekatan adalah sebagai berikut, misalnya LNB tanpa
sekat sinyalnya hanya mencapai 30%, maka disekat menggunakan telenan maspion bisa mencapi
80%, menggunakan telenan lionstar sinyalnya mencapi 70%, sedangkan menggunakan
keramik lantai sinyalnya hanya mencapai 40%.
Setelah sekat kita bentuk, sekat tersebut kita sisipkan kedalam tabung
LNB. Ukuran kedalaman menyisipkan sekat yang optimal adalah sejajar jarum
antena horisontal dan sisanya biarkan tersisa diluar (menjulur keluar), yang
penting sekat harus menjulur keluar minimal 3 cm, kurang dari itu sinyalnya
bisa berkurang lebih dari 5%.
Gambar 7 Cara menyekat LNB berpolarisasi H/V
Kalau sudah disekat .
BalasHapusSiaran lokal msh bisa diterima ga gan?😁