Motor induksi
merupakan salah satu peralatan mesin listrik yang banyak digunakan di Industri untuk
keperluan penggerak berbagai mesin pemroses yang ada di industri diantaranya
adalah : Pompa, Kompresor, Fun, Blower, Konveyor, dan penggerak mesin proses
produksi lainnya. Hal ini disebabkan karena motor induksi
memiliki banyak keunggulan dibanding motor sinkron atau motor DC yaitu
konstruksinya sederhana, awet dan tahan lama, perawatan mudah dan efisiensinya
tinggi.
Dibalik keunggulan motor induksi tersebut
terdapat juga kelemahannya yaitu dalam hal pengaturan kecepatan dan torsi awal
yang rendah. Untuk mengatasi kelemahan motor induksi tersebut dapat digunakan sistem
kontrol dengan mengatur tegangan input dan frekuensinya guna mendapatkan
pengaturan kecepatan dan torsi yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi di
Industri.
Pada kesempatan kali
ini akan dibahas sekelumit tentang pengaturan kecepatan motor induksi dengan
Inverter VFD (Variable Frequensi Drive) atau VSD (Variable Speed Drive),
yakni sebagai berikut Parameter yang dibutuhkan dari motor induksi adalah
pengaturan kecepatan dan torsi motor. Untuk itu dibutuhkan pengaturan yang
fleksibel dengan cara mengubah frekuensi inputnya dari 50 Hz (Standard PLN)
menjadi frekuensi yang diinginkan agar motor dapat berputar pada kecepatan yang
diinginkan, sesuai dengan persamaan :
n = 120.f / p
dimana : n = putaran per menit
f = frekuensi listrik (Hz)
p = jumlah kutub
Inverter
VFD atau VSD merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah
nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. Pengaturan nilai frekuensi
dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi
motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip
dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih
besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan
tegangan AC kembali dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC
dibutuhkan rectifier (penyearah tak terkendali) atau converter (penyearah
terkendali) dan biasanya menggunakan penyearah tak terkendali (rectifier dioda)
namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier).
Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas
tegangan DC dengan menggunakan tapis kapasitor sebagai perata tegangan.
Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan
teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan
amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu teknik PWM juga
menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik yang lain serta menghasilkan
gelombang sinusoida, dimana kita tahu kalau harmonisa ini akan menimbulkan
rugi-rugi pada motor yaitu cepat
panas. Maka dari itu teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam inverter
untuk mengubah tegangan DC menjadi AC.
Inverter sebenarnya
berisi rangkaian fip-flop yang melakukan pensaklaran secara bergantian terhadap
listrik DC sehingga menghasilkan listrik AC. Bentuk gelombang yang dihasilkan
dengan rangkaian inverter tersebut bisa gelombang kotak atau gelombang sinus. Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini,
dari yang hanya menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull
inverter) sampai yang sudah bisa menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa
harmonisa). Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga
yang namanya inverter multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan
kaskade). Ada beberapa cara teknik
kendali yang digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal, yang
paling sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan
inverter di tiap lengannya. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan
modulasi lebar pulsa atau pulse widt modulator (PWM). Sinyal kontrol pensaklaran
di dapat dengan cara membandingkan sinyal referensi (sinusoida) dengan sinyal
carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara ini frekuensi dan
tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan sinyal referensi
sinusoidal. Rangkaian
PWM ini yang akan mencacah listrik DC menjadi listrik AC dengan bentuk
gelombang mendekati sinus.
Gambar 1. Skema dasar rangkaian inverter VFD atau VSD
Listrik AC dengan
gelombang non sinus sebenarnya bisa digunakan sebagai catu daya untuk peralatan
listrik seperti lampu, pemanas dan peralatan lainnya. Tetapi sebagai catu daya
untuk motor listrik, gelombang AC non sinus akan mempengaruhi kualitas dayanya
yang berdampak pada timbulnya panas yang berlebuhan sehingga akan menyebabkan
motor listrik cepat panas dan rusak.
Jadi dengan menggunakan inverter akan
banyak diperoleh keuntungan secara teknis bila dibandingkan dengan cara lain.
Beberapa keuntungan tersebut antara lain adalah :
· Jangkauan pengaturan kecepatan dan torsi motor
yang lebih luas,
· Pola hubungan tegangan dan frekuensi yang
sinkron,
· Mempunyai fasilitas penunjukan meter, sehingga
mempermudah proses monitoring atau pengecekan.
· Mempunyai lereng akselerasi dan deselerasi yang
dapat diatur secara independen dan kompak,
· Sistem proteksi motor yang lebih baik dan aman,
· Memperhalus start awal motor.
· Presisi kecepatan
dan torsi motor yang tinggi.
· Kontrol beban menjadi
dinamis untuk berbagai aplikasi motor.
· Dapat dikombinasi
dengan PLC untuk
fungsi otomasi dan regulasi.
· Hubungan manusia
dengan mesin (interface ) yang lebih baik.
· Dan lain-lain.
Di
pasaran terdapat banyak produk Inverter (VFD atau VSD) diantaranya adalah Toshiba, Altivar, Hitachi, LG, Omron, Yaskawa, Siemen, Mitsubishi, Fuji, ABB, Dan
lain-lain. Pemilihan inverter yang benar tentunya dengan
memperhatikan spesifikasi dari motor serta keperluan dalam pemakaian inverter
itu sendiri, seperti dengan memperhatikan daya motor, tegangan motor, frekuensi
motor. Sebagai contoh sobat memiliki motor 3 phase 3 KW, maka sobat perlu
menggunakan inverter dengan spesifikasi daya diatas 3 kw seperti 3,2 KW atau
3,3 KW dan tentunya tegangan keluaran dari inverter harus sama dengan tegangan
motor. Sebenarnya sobat juga bisa menggunakan inverter dengan daya 3 KW untuk motor
3 KW tapi dengan syarat sobat menggunakan motor tersebut dengan beban yang
kecil atau dengan kata lain motor tidak digunakan dengan daya maksimal. Jadi
penting untuk mengetahui arus pada motor saat dijalankan dengan beban, untuk
settingan ampere pada inverter sebagai proteksi motor, serta untuk menghitung
daya beban yang berguna dalam pemilihan inverter. Pemilihan inverter dengan
mendekati daya motor akan lebih efisien daripada memilih inverter jauh diatas
dari daya motor.
Gambar 2. Bentuk fisik inverter VFD atau VSD berbagai merk
Sebagai contoh, berikut ini disajikan
rangkaian kontrol motor induksi putar kanan dankiri (forward reverse) dengan
inverter secara sederhana dengan menggunakan inverter mitsubishi. Pada gambar dapat dilihat bahwa pengaturan
frekuensi inverter dilakukan dengan mode eksternal menggunakan potensiometer.
pengaturan frekuensi juga bisa dilakukan tanpa potensio dengan mengganti
settingan inverter dengan mode internal. Pada gambar juga bisa dilihat
jika sinyal kontrol output SD dihubungkan dengan STF maka motor akan berjalan
maju/forward sedangkan jika dihubungkan ke STR maka motor akan berjalan
mundur/reverse. Pengaturan kontrol forward reverse ini diatur oleh relay CR1
dan CR2. Untuk pembahasan lebih detil dan contoh-contoh rangkaian lainnya dapat
dibaca di buku “Pengendalian Motor Listrik Secara Elektronik”.
Gambar 3. Rangkaian pemasangan inverter VFD atau VSD pada instalasi motor listrik