Sensor TGS 813 adalah Sensor yang secara umum memiliki
karakteristik sensitivitas yang baik untuk mendeteksi berbagai jenis gas.
Sensor TGS 813 dirancang untuk beroperasi dengan stabil pada tegangan pemanas 5
V dan tegangan rangkaian tidak melebihi 24 V Aplikasi sensor TGS 813 yang paling cocok dan sangat baik adalah untuk
mendeteksi kebocoran gas metana, propana dan butana atau yang dikenal dengan
gas LPG yang digunakan untuk keperluan rumah tangga (kompor gas). Waktu
stabilisasi awal dari TGS 813 relatif sangat pendek dan karakteristiknya
berlalu dengan sangat baik dalam jangka panjang operasi. Sensor TGS 813
memiliki sensitivitas yang sangat rendah terhadap “noise-gas”, sehingga jauh
mengurangi masalah kekhawatiran akan gangguan. Oleh karena
sensitivitas sensor TGS 813 sangat tinggi untuk deteksi gas LPG (metana,
propana dan butana), sehingga sensor TGS 813 sangat praktis untuk keperluan
peralatan detektor kebocoran penggunaan gas LPG dan pemantauan gas LPG. Dengan
menambahkan fitur periode stabilisasi awal yang pendek dan karakteristik sensitivitasnya yang sangat handal, maka sensor TGS 813 merupakan generasi terbaru
dari jenis sensor gas produk Figaro.
a. Struktur dan Konfigurasi Sensor TGS 813
Bagian
terbesar sensor TGS 813 terbuat dari semikonduktor terutama terdiri dari tio
dioksida (SnO2). Bahan semikonduktor dan elektroda tersebut disimpan pada keramik
berbentuk tube (tubular). Coil pemanas terletak di dalam keramik berbentuk tube
tersebut dan coil pemanas ini terbuat dari kawat berdiameter 60 mikron yang
memiliki resistansi 30 Ohm. Kabel lead dari elektroda sensor terbuat dari emas
paduan berdiameter 80 mikron. Pemanas dan kabel lead disambung dengan dilas
titik ke pin-pin sensor yang diatur agar sesuai dengan 7 pin soket tube mini
(miniatur tube socket). Pin-pin sensor dapat menahan gaya tarikan lebih dari 5
kg. Dasar dan penutup sensor terbuat dari bahan nilon 66 yang sesuai dengan
standard bahan resmi UL 94HB. Suhu deformasi untuk bahan nilon tersebut lebih
dari 240 °C. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar-gambar berikut di bawah
ini.
Gambar 1. Konfigurasi sensor TGS 813
Gambar 2. Diagram kelistrikan sensor TGS 813
Keterangan :-Pin nomor 1 dan 3 tersambung di dalam
-Pin nomor 4
dan 6 tersambung di dalam
Gambar 3. Struktur sensor TGS 813
Gambar 4. Bentuk fisik sensor TGS 813
Bukaan atas dan bawah dalam casing sensor ditutupi
dengan kasa stainless steel tahan api berlapisan ganda 100 mesh sesuai dengan
SUS 316. Konfrimasi tes independen menyatakan bahwa mesh ini akan mencegah
percikan yang dihasilkan di dalam penutup tahan api dari picuan bahan peledak campuran
dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2 : 1. Sensor TGS 813 ini memenuhi
persyaratan mekanik yang tercantum dalam Tabel 1 beriku ini.
Tabel 1. Tes getaran dan pukulan
Kondisi Tes Getaran (Vibration)
|
Kondisi Tes Pukulan (Shock)
|
Frekuensi : 1000 cpm
|
Akselerasi : 100 gram
|
Jumlah ampltudo : 4 mm
|
Jumlah tes : 5 kali
|
Durasi : 1 jam
| |
Getaran langsung : Vertikal
|
b. Rangkaian Dasar Sensor TGS 813
Gambar di bawah ini menunjukkan rangkaian dasar pengunaan sensor
TGS 813, Variasi resistensi dari sensor
TGS adalah measured-indirectly sebagai perubahan tegangan yang muncul pada
resistor beban RL. Dalam udara segar saat melewati sensor dan RL dalam hubungan
seri adalah stabil, tetapi ketika gas yang mudah terbakar seperti propana,
methana, LPG dsb hadir dan kontak dengan permukaan sensor, maka reistansi sensor
akan menurun sebanding dengan hadirnya konsentrat gas. Perubahan tegangan pada
RL adalah sama ketika VC dan VH disuplai dengan sumber AC atau DC.
Gambar 5.Rangkaian dasar sensor TGS 813
Keterangan : -Vc : Tegangan circuit
-Vh :
Tegangan heater
-RL :
Resistansi beban
Agar
beroprasi dengan aman rangkaian tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai yang
tercantum dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Area Operasi Aman
Besaran
|
Area Aman
|
Dsispasi Daya Sensor (Ps)
|
Max. 15 mW
|
Tegangan Circuit (Vc)
|
Max. 24 V
|
Tegangan Heater (Vh)
|
5 V + 0,2 V DC atau AC
|
Penulis merasa bahwa rangkaian ini paling cocok untuk mengevaluasi
performan sensor TGS 813, karena kemudahan dalam mengukur tegangan output.
Namun, ketika mengukur tegangan output (VRL) pada rangkaian ini penulis
sarankan agar sobat blogger mengkonversi nilai tersebut ke resistansi sensor (RS) dengan
menggunakan rumus berikut ini: RS = [(Vc x RL) / VRL ] – RL. Cara ini harus didukung oleh data-data lain yang tersedia
dalam brosur Figaro tentang performan sensor TGS 813 yang siap sobat gunakan
dan hasil tes yang sobat lakukan akan
terstandarisasi.
Tabel 2 di atas merupakan daftar area operasi yang aman
untuk sensor TGS 813, dimana nilai-nilai Vc, Vh dan Ps tidak dapat dilampaui.
Penetapan disipasi daya maksimum sensor sebesar 15 mW, nilai-nilai Vc dan RL
dapat dipilih untuk memenuhi persyaratan desain. Dalam prakteknya Vc dapat menjadi
5 V, 6 V, 12 V atau 24 Volt, dan harus disuplai dari hattery atau sumber AC. Bila
menggunakan rangkaian dasar, disipasi daya sensor (PS) menjadi maksimum ketika
RS = RL. Penulis sangat menyarankan bahwa nilai PS sebaiknya di bawah 15 mW,
oleh karena itu pembaca harus hati-hati dalam menentukan nilai Vc dan RL agar
nilai maksimum PS tidak terlampaui.
c. Kondisi Tes Standar dan Spesifikasi Sensor TGS 813
Kondisi standar dimana sensor TGS 813 harus diuji adalah diilustrasikan
pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Kondisi Tes Standar
Kondisi
|
Tes Standar
|
Atmosfir (Udara segar)
|
Suhu = 20 °C + 2 °C
Rh = 65 % + 5 %
|
Rangkaian pengukuran dasar
|
Vc = 10 V + 0,1 V
Vh = 5 V + 0,05 V
RL = 4 KΩ + 1 %
|
Waktu pengkondisian
|
7 hari atau lebih
|
Jenis gas yang di tes
|
Gas Methane
|
Kita harus
menekankan pentingnya mengikuti kondisi tersebut karena beberapa alasan.
Sebagai contoh, jika sensor yang diuji atau dievaluasi di udara sangat lembab
atau kotor, atau jika nilai tegangan heater tidak dipertahankan dengan tepat,
maka evaluasi yang tepat dari karakteristik sensor sebenarnya tidak dapat dicapai dan akurasi yang kita butuhkan dalam penggunaan detektor tidak akan
terjadi. Untuk itu penulis juga menyarankan agar pembaca mengikuti panduan ini
bahwa data yang dihasilkan dari pengujian akan sesua dengan data teknik yang
tersedia dalam brosur dari FIGARO.
Tabel 4. Performan Sensor TGS 813
Besaran
|
Nilai
|
Resistansi Heater (RH)
|
30 Ω + 3 Ω
|
Resistansi Sensor (RS)
|
5 – 15 KΩ dalam gas methane
1.000 ppm/udara
|
Ratio Resistansi
|
(RS dalam gas methane 3.000 ppm/udara) / (RS dalamgas methane 1.000 ppm/udara)
= 0,6020 : 0,5
|
d. Karakteristik Sensitivitas Sensor TGS 813
Gambar
di bawah ini menunjukkan perubahan nilai-nilai resistansi sesnor TGS 813.yang
berkaitan dengan pendeteksian berbagai jenis dan konsentrasi gas. Grafik ini ditetapkan
pada konsentrat gas metane 1000 ppm, setelah nilai Ro ditemukan oleh pengguna. Proses
sederhana ini dapat digunakan untuk menentukan resistensi konsentrat gas
lainnya. Ingat bahwa R / Ro merupakan rasio resistansi terhadap Rs pada 1000
ppm gas methana dan bukan nilai resistansi yang sebenarnya. Oleh karena itu,
nilai R / Ro R untuk 1000 ppm gas methana,
menurut grafik gambar 6 di bawah ini adalah 1.
Gambar 6. Grafik karakteristik sensor TGS 813
Keterangan : -Ro : Resistansi sensor dalam udara yang berisi 1000 ppm
gas methana
-R :
Resistansi sensor pada konsentrat gas yang berbeda.
Nilai resistansi yang sebenarnya untuk konsentrasi gas
tertentu dapat dihitung sebagai berikut: Misalnya, jika resistansi sensor pada
1000 ppm gas methana ditemukan sebesar 7 kΩ dalam pengukuran dan pembaca ingin
menemukan Rs untuk 4000 ppm gas hidrogen dimana R / Ro adalah 0,3 dalam gambar
6 tersebut, maka hanya tinggal kalikan 7 KΩ dengan 0,3 dan hasilnya sebesar 2,1
KΩ. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa resistansi sensor pada 1000 ppm
gas methana harus ditentukan oleh pengguna terlebih dahulu sebelum menentukan
nilai resistansi yang sebenarnya dengan menggunakan grafik tersebut. Demikian
juga, bila grafik ini dapat digunakan untuk menentukan titik alarm untuk
berbagai jenis dan konsentrasi gas. Sekali lagi, jika titik alarm untuk gas methana
diatur pada konsentrasi 1.000 ppm, maka titik alarm terkait untuk gas propana
akan berada pada 700 ppm, isobutana pada 600 ppm dan ethanol pada 1.500 ppm Namun,
perlu dicatat bahwa sensitivitas relatif terhadap berbagai gas berdasarkan gas methana
berbeda sampai batas tertentu dari satu sensor ke sensor lainnya.
e. Rangkaian Aplikasi Sensor TGS 813
Seperti
yang telah disebutkan di atas sensor TGS 813 cocok untuk digunakan untuk mendeteksi
berbagai gas seperti gas alam, gas LPG. dan gas untuk keperlua kompor gas
lainnya. Ketika sobat merancang rangkaian detektor gas LPG dengan menggunakan sensor
TGS 813 sobat harus mempertimbangkan jenis dan konsentrat gas yang ingin
dideteksi, karena sensitivitas kinerja sensor TGS 813 akan bervariasi sesuai
dengan jenis dan konsentrat gas yang dideteksi tersebut. Selain itu, titik
alarm yang tepat untuk detektor tersebut harus ditentukan setelah mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut :
1)
Dimana sensor TGS 813 tersebut akan diinstal
2)
Tujuan dari detektor (untuk deteksi kebocoran gas,
kontrol kipas otomatis, pemantauan udara, dll)
3)
Operasi detektor (suara, cahaya, kontrol kipas,
kontrol katup, dll)
4)
Jenis gas yang dideteksi atau dimonitor.
Contoh
Rangkaian :
Gambar 7 di bawah ini adalah contoh dari rangkaian sederhana dan ekonomis untuk detektor kebocoran gas LPG. Hal ini dirancang terutama untuk mendeteksi sekitar 3000 ppm metana
(gas LPG). Output regulator tegangan (I1) konstan 5V tersedia untuk
pemanas (heater) dari sensor TGS 813 dan rangkaian detektor. Rangkaian detektor ini terdiri dari sensor TGS 813, Regulator tegangan I1, Komparator tegangan I2, R1 dan R Adj dalam seri. Output VRL yang merupakan tegangan
output di resistor R1 dan R Adj memasuki input komparator non-pembalik Vr,
yang merupakan tegangan referensi untuk komparator, yang diukur di R4. Komponen ini
merupakan bagian dari rangkaian kompensasi suhu yang terdiri dari RZ, R3 dan Tr1 (termistor). Nilai Vr di rangkaian ini dirancang untuk 2,5V pada suhu 20 °C. Setelah sobat mengkalibrasi detektor pada 3000 ppm dengan menyesuaikan R Adj (di bawah kondisi
20 °C pada 65% RH), sobat akan mendapatkan tegangan perkiraan 2,5 V di konsentrasi
3000 ppm gas LPG (metana). Ketika gas yang mudah terbakar seperti gas LPG kontak dengan sensor dan tegangan output (V) dari rangkaian detektor melebihi Vr, maka output dari komparator
akan menjadi 'High'. dan Tr1 kemudian diaktifkan dan bel akan terdengar (berbunyi).
*) klik gambar untuk memperbesar dimensi gambar
Gambar 7. Rangkaian detektor gas LPG menggunakan sensor TGS 813
Gambar 8. Contoh rangkaian aplikasi sensor TGS 813 lainnya
untuk gambar 8, ukuran R1 nya berapa y mas?
BalasHapusR1 = 1 K
HapusBisa minta softcopynya?
BalasHapusArtikel ini sudah dimuat di buku/ebook "Macam-macam sensor dan aplikasinya pada sistem otomasi", silahkan pesan ebooknya di www.yktpublisher.net
Hapusuntuk gambar nomer 8 apakah bisa menggunakan Sensor MQ-3 ?
Hapus