Sobat blogger yang berbahagia, pada topik bahasan selanjutnya penulis akan membahas tentang sensor, transduser dan aktuator yang sering digunakan dalam teknik kontrol di industri. Tapi untuk pertemuan kali ini penulis akan membahas terlebih dahulu tentang pengertian sensor. Untuk memahami tentang pengertian sensor sebaiknya sobat blogger menyimak uraian berikut ini.
Sensor adalah sesuatu yang
digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia.
Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut
Transduser. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat
kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan
pemakaian dan menghemat energi. Berdasarkan perubahan lingkungan yang dideteksi sensor dapat dikalsifikasikan atas :
- Sensor kimia
- Sensor Fisika
- Sensor Biologi
A. Sensor Kimia
Sensor kimia mendeteksi jumlah suatu
zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya
melibatkan beberapa reaksi kimia. Contoh sensor kimia adalah sensor pH, sensor
Oksigen, sensor ledakan, dan sensor gas.
B. Sensor Fisika
Sensor fisika mendeteksi suatu
besaran berdasarkan hukum-hukum fisika. Contoh sensor fisika adalah sensor
cahaya, sensor suara, sensor gaya, sensor tekanan, sensor getaran/vibrasi,
sensor gerakan, sensor kecepatan,sensor percepatan, sensor gravitasi, sensor
suhu, sensor kelembaban udara, sensor medan listrik/magnit, dll. Secara umum
berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian
yaitu:
-
Sensor thermal (panas)
-
Sensor mekanis
- Sensor optik (cahaya)
1. Sensor Thermal
Sensor thermal adalah sensor yang
digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu
dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya : bimetal, termistor,
termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik,
infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
2. Sensor
Mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang
mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau
posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contohnya :
strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity,
potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.
3. Sensor
Optic
Sensor optic atau cahaya adalah
sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya
ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Contohnya : photo cell,
photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer
optic, dsb.
C. Sensor Biologi
Sensor biologi merupakan besaran listrik dimana di
dalamnya dilibatkan beberapa reaksi kimia, seperti misalnya pada sensor pH,
sensor oksigen, sensor ledakan, serta sensor gas. Berdasarkan jenis pengukurannya sensor biologi dapat dibedakan atas :
-
Sensor pengukuran molekul dan biomolekul: toxin, nutrient, pheromone.
-
Sensor pengukuran tingkat glukosa, oxigen, dan osmolitas.
-
Sensor pengukuran protein dan hormon.
Sebelum memahami dan menerapkan
penggunaan sensor secara rinci maka perlu mempelajari sifat-sifat dan
klasifikasi dari sensor secara umum. Sensor adalah komponen listrik atau
elektronik, dimana sifat atau karakter kelistrikannya diperoleh atau diambil
melalui besaran listrik (contoh : arus listrik, tegangan listrik atau juga bisa
diperoleh dari besaran bukan listrik, contoh : gaya, tekanan yang mempunyai
besaran bersifat mekanis, atau suhu bersifat besaran thermis, dan bisa juga
besaran bersifat kimia, bahkan mungkin bersifat besaran optis).
Sensor
dibedakan sesuai dengan aktifitas sensor yang didasarkan atas konversi sinyal
yang dilakukan dari besaran sinyal bukan listrik (non electric signal value) ke
besaran sinyal listrik (electric signal value) yaitu : sensor aktif (active
sensor) dan sensor pasif (passive sensor). Gambar 1 berikut ini merupakan sifat
dari sensor berdasarkan klasifikasi sesuai fungsinya.
Gambar 1. Sifat dari sensor
berdasarkan klasifikasi
Sensor aktif adalah suatu sensor
yang dapat mengubah langsung dari energi yang mempunyai besaran bukan listrik
(seperti : energi mekanis, energi thermis, energi cahaya atau energi kimia)
menjadi energi besaran listrik. Sensor ini biasanya dikemas dalam satu kemasan
yang terdiri dari elemen sensor sebagai detektor, dan piranti pengubah sebagai transducer
dari energi dengan besaran bukan listrik menjadi energi besaran listrik.
Sensor-sensor yang tergolong sensor
aktif ini banyak macam dan tipe yang dijual di pasaran komponen elektronik
(sebagai contoh : thermocouple, foto cell atau yang sering ada di
pasaran LDR “Light Dependent Resistor”, foto diode, piezo electric,
foto transistor, elemen solar cell , tacho generator, dan
lain-lainnya). Prinsip kerja dari jenis sensor aktif adalah menghasilkan
perubahan resistansi/tahanan listrik, perubahan tegangan atau juga arus listrik
langsung bila diberikan suatu respon penghalang atau respon penambah pada
sensor tersebut (contoh sinar/cahaya yang menuju sensor dihalangi atau ditambah
cahayanya, panas pada sensor dikurangi atau ditambah dan lain-lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar