PERAWATAN DAN PERBAIKAN OSCILOSCOPE CHATODE RAY TUBE (CRT)
Osiloskope sinar katoda (Cathoda
Ray Osiloscope) adalah instrumen pengukuran yang digunakan untuk pengukuran
bentuk-bentuk gelombang. Karena berbeda dengan instrumen lainnya maka kita harus mengetahui dan memahami sistem dari Osiloskop tersebut. Adapun sistem dari osciloscop CRT adalah sebagai berikut :
1. Tabung sinar katoda (cathoda ray tube)
atau CRT
CRT menghasilkan suatu
berkas elektron yang dipusatkan secara tajam dan dipercepat ke suatu kecepatan
yang tinggi. Berkas elektron yang dipusatkan ini bergerak dari sumbernya
(senapan elektron, electron gun) kedepan. Dimana berkas elektron ini
akan membentur bahan fluoresensi yang melekat dipermukaan CRT (layar)
bagian dalam dengan energi yang cukup untuk membuat layar bercahaya dalam
sebuah bintik kecil.
Elektron-elektron
dipancarkan dari sebuah katoda termionik yang dipanaskan secara tidak langsung
katoda ini secara keseluruhan dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur kontrol (control
grid) yang terdiri dari sebuah selinder nikel dengan lubang kecil
ditengahnya, satu sumbu (koaksial) dengan sumbu tabung (silinder).
Elektron-elektron yang dipancarkan oleh katoda
dan lewat melalui lubang kecil di dalam kisi pengatur, dipercepat oleh
potensial positif yang dihubungkan ke kedua anoda pemercepat (accelerating
anodes). Kedua anoda ini dipisahkan oleh sebuah anoda pemusat (focusing
anode) yang melengkapi suatu metoda guna memusatkan elektron kedalam berkas
terbatas yang sempit dan tajam. Kedua anoda pemercepat anoda pemusat ini juga
berbentuk silinder dengan lobang-lobang kecil ditengah-tengah masing-masing
silinder, satu sumbu CRT. Lubang-lubang didalam elektroda ini membolehkan
berkas elektron yang dipercepat dan terpusat merambat lewat pelat-pelat
defleksi vertikal dan horizontal menuju layar fluorensi.
*) klik gambar untuk memperbesar dimensi gambar
Gambar 1. Tabung CRT
Bagian Tabung CRT antara lain sebagai berikut :
a. Perlengkapan
senapan elektron
Senapan ini berfungsi untuk
menghasilkan berkas elektron sempit dan terfokus secara tajam. Elektron yang
terlepas mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak menuju layar fluoresensi.
b. Perlengkapan
pelat defleksi.
Agar dalam penggunaanya
berkas elektron dapat digunakan untuk menghasilkan gelombang sinus, kotak atau
bentuk gelombang yang diinginkan, maka diperlukan alat untuk membelokkan
elektron kearah vertikal atau horizontal. Pelat defleksi ini akan mempengaruhi
arah gerak elektron sehingga pada layar fluoresensi menimbulkan jejak
gambar sesuai dengan masukan yang diukur.
c.Layar
fluoresensi
Bila berkas elektron
membentur layar CRT, maka akan dihasilkan sebuah bintik cahaya. Bahan layar
dibagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini adalah fosfor, fosfor menyerap
energi kinetik elektron yang membenturnya dan akan memancarkan kembali energi
tersebut pada frekuensi yang lebih rendah dalam spektrum yang dapat dilihat.
sifat dari beberapa bahan berkristal seperti fosfor atau oksida seng (zinc
oxide) yang memancarkan cahaya bila dirangsang oleh radiasi disebut fluoresensi.
d.Tabung
gelas dan dasar tabung.
2. Sistem Defleksi Vertikal
Elemen-elemen dasar dari
penguat vertikal ini adalah (lihat gambar 2) :
Gambar 2. Diagram blok sistem defleksi vertikal
a. Probe
Probe
berfungsi untuk menghubungkan penguat vertikal ke rangkaian yang diukur tanpa
membebani atau jika tidak, mengganggu rangkaian. Jenis probe yang ditunjukkan
pada gambar diatas adalah jenis penduga pasif. Probe ini terdiri dari sebuah
tahanan seri (pelemahan sinyal) dan sebuah kapasitor shunt variabel. Keduanya
berada didalam probe.
b. Pemilihan masukan
Pemilihan
masukan adalah sebuah saklar yang mempunyai tiga posisi pada CRO yaitu (ac-gnd-dc).
c. Pelemahan masukan
Pelemahan
masukkan ini terdiri dari sejumlah pembagi tegangan RC, yang dikontrol melalui
panel CRO oleh pemilih VOLTS/DIV. Pelemahan masukan ini dapat digambarkan
seperti berikut.
Gambar 3. Rangkaian pelemahan masukan
d. Penguat Vertikal (Vertical Amplifier)
Penguatan
ini digunakan untuk memenuhi atau mempertahankan persyaratan stabilitas dan
lebar bidang (bandwidth). Penguatan
vertikal dipertahankan dalam batas kemampuannya untuk menangani sinyal
berdasarkan pemilihan pelemahan masukan yang sesuai jadi penguat berhubungan
dengan pembacaan terendah dari selektor VOLT/DIV.
Penguatan
vertikal pada umumnya terdiri dari dua blok rangkaian utama yaitu pra-penguat (preamplifier)
dan penguat vertikal utama (main vertical amplifier).
Gambar 4. Diagram blok penguat vertikal
3. Saluran
Tunda (Delay Line)
Saluran tunda ini digunakan untuk sinkronisasi pengolahan sinyal yang berhubungan
dengan transmisi tegangan pada pelat-pelat defleksi. Ada dua jenis
saluran tunda yaitu :
a. Saluran tunda
dengan parameter tergumpal
Salurn tunda dengan parmeter tergumpal (lumped
parameter line) terdiri dari sebuah rangkaian simetri LC bertingkat.
Gambar 5 Saluran tunda parameter tergumpal
b. Saluan tunda dengan parameter terbagi
Saluran tunda dengan parameter terbagi (distributed
parameter delay line)terdiri dari kabel koaksial yang dibuat secara khusus
dengan nilai induktansi yang tinggi setiap satuan panjang.
Untuk jenis saluran tunda ini konduktor tengah dari
kabel kuoaksial normal yang lurus diganti dengan sebuah kumparan kawat
kontinyu, digulung dalam bentuk spiral pada sebuah inti lunak dibagian dalam.
Untuk mengurangi arus pusar (eddy current) biasanya konduktor luar
dibuat dari kawat jalinan terisolasi (braided insulated wire), yang secara
elektris dihubungkan pada ujung-ujung kabel.
Gambar 6 Saluran tunda berimpedansi tinggi berbentuk spiral
4. Sistem Defleksi Horizontal
CRO biasanya memperagakan
bentuk gelombang masukan vertikal sebagai fungsi dari waktu. Ini memerlukan tegangan defleksi horizontal guna
menggerakkan atau menyapu bintik CRT sepanjang layar dari kiri kekanan dengan
kecepatan konstanta dan kemudian mengembalikan bintik tersebut dengan cepat ke
posisinya semula. Proses ini dilakukan didalam sistem defleksi horizontal CRO
oleh genarator penyapu (sweep generator).
a. Generator penyapu
Semua generator penyapu merupakan pengembangan dari
rangkian pengisian dasar RC. Namun dalam pemakaian rangkaian RC yang
praktis, digunakan rangkaian dengan menggunakan komponen UJT. Frekuensi osolasi
dapat dirubah dengan mengubah nilai R atau C. Diubahnya nilai R digunakan untuk
pengontrolan frekuensi secara kontinyu.
Sedangkan pengubahan nilai C akan menghasilkan sebiah rangkuman
frekuensi (saklar pemilih Time/Div).
Gambar 7. Rangkaian dasar generator penyapu
b. Sinkronisasi penyapuan
Sinyal sinkronisasi, untuk generator penyapuan
diperoleh dari berbagai sumber dan dipilih oleh sebuah alat kontrol pada panel
depan CRO yang disebut SYNC SELECTOR. Pemilih ini ditunjukkan sebagai sebuah
saklar yang diberi tanda INT-EXT-LINE.
Gambar 8. Rangkaian pemilih sinkronisasi
c. Pemicu penyapu
Diagram blok pada gambar menunjukkan sebuah rangkaian
pemicu yang khas bagi CRO dengan pemicu penyapu. Rangkaian pemicu menerima
sihnyal masukan dari bentuk dan amplitudo yang berlainan, dan dari berbagai
sumber; dan mengubahnya menjadi pulsa-pulsa yang amplitudonya seragam untuk
operasi penyapuan yang terpercaya. Selektor pemicu ditunjukkan sebagi sebuah
sakelar tiga posisi yang diberi tanda INT-EXT-LINE.
Gambar 9. Diagram blok rangkaian pemicu penyapu
d. Penguat horizontal
Dalam sebuah CRO yang biasa tingkat
persyaratan prestasi (penguatan/lebar bidang) penguat horizontal lebih rendah
dari penguat bertikal, sementara penguat bvertikal harus mampu menangani
sinyal-sinyal beramplitudo kecil dengan kenaikan waktu yang cepat, penguat
horizontal hanya harus memproses sinyal penyapu yang amplitudonya cukup tinggi
dan kenaikan waktunya relatif lambat. Akan tetapi penguatan penguat horizontal
lebih besar dari penguatan penguat vertikal, sebab sensitivitas defleksi
horizontal CRT lebih kecil dari sensitivitas defleksi vertikal.
Dasar yang umumnya digunakan dalam CRO sederhana yang
frekuensinya rendah. Penguat ini terdiri dari tiga ringkatan: penguat masukan,
penguat para fasa, dan tingkat keluaran dorong tarik.
Gambar 10. Diagram blok penguat horisontal dasar
5. Langkah-Langkah Perbaikan
a. Periksa keadaan
fisik Osiloskop
Apakah sudah benar penggunaan sumber tegangan PLN dengan
fuse yang digunakan pada saklar pemilih tegangan di power supply!
b. Power Supply
1) Periksalah
keadaan power supply apakah sudah bekerja dengan baik pada keadaan normal, ukur
tegangan masukan pada power supply dan keluaran yang menuju ke osiloskop apakah
sudah sesuai!
2) Bila
terjadi ketidaksesuaian, periksalah rangkaian pada power supply, periksalah
komponen aktif pada rangkaian (transistor) dan komponen lainnya seperti
resistor dan kapasitor!
c. Pengkalibrasian Alat
Metode perawatan dan perbaikan ini dapat
diawali dengan menggunakan teknik pengkalibrasian. Pengkalibrasian dapat
dilakukan dengan menggunakan terminal kalibrasi yang telah disediakan. Pada pengkalibarasian alat harus
diperhatikan hal-hal berikut :
1) Probe
- Nilai hambatan probe dapat bergeser,
karena kerusakan pada kabel. Kerusakan ini dapat disebabkan karena kurang
terhubung/putusnya kabel atau tidak sempurnanya persambungan kabel probe
sehingga hal ini dapat mengurangi aliran arus.
- Kontak perkalian selektor probe pada
perkalian 1 atau 10 tidak sempurna sehingga mempersulit penggunaan.
2) Kesalahan
pada pesawat
- Bila Osciloscope menggunakan terminal 2Vp-p
maka disaat pengkalibrasian tombol Volt/Div harus pada pengukuran 2, sedangkan
Time/Div adalah 1.
- Tombol variabel adjustment tidak boleh
berubah-ubah pada pengukuran Volt/div yang berbeda karena dapat merubah nilai
pengukuran yang ada.
d. Tombol putar pada
Osciloscope
1) Periksalah tombol putar Osiloscope
dapat dilakukan apabila kondisi probe baik.
2) Periksalah Variabel VOLT/DIV dan
SWEEP TIME/DIV
- Perhatikanlah
saklar pemilih adakah pengalami perubahan. Jika ada perubahan maka
bersihkanlah.
- Periksalah
keberadaan variabel resistor pada persambungan masing-masing skala VOLT/DIV.
Bila terjadi kerusakan gantilah dengan toleransi 1%.
e. Pada layar CRO
1) CRO
tidak menghasilkan elektron beam (cahaya), langkah-langkah mendeteksi
kesalahan :
- Ukurlah tegangan power supply.
- Ukurlah kabel core (kabel power putus atau
tidak).
- Periksalah security power (fuse) bila
putus ganti yang baru).
2) Indikator
menyala tapi tidak ada elektron
- Periksalah G2 dari CRT adakah tegangan
atau tidak. Periksa pada skala 1000 VDC!
- Jika tidak ada osilator vertikal tidak kerja (power
vertikal à transistor rusak).
Jika power vertikal normal dan plyback juga normal maka maka periksalah driver
vertikal.
- Periksalah penguat oscillator.
- Ukurlah tegangan vilamen pada CRT, jika
tidak menyala berarti tegangan tidak ada, artinya CRT putus.
f. Intensitas dan fokus
tidak normal
1) VR
mengalami kerusakan yang mengakibatkan kesalahan.
2) Periksalah
rangkaian video (katoda) kemungkinan ada yang mengalami perubahan.
3) Jika
muncul, tapi bergeser posisinya keatas atau kebawah sekali, maka ini berarti :
- Periksalah vertikal posisi amplifier, jika berpindah
atau lari keatas berarti dia terhubung ke negatif dan jika dia lari atau pindah kebawah
sekali maka dia terhubung dengan positif. Hal ini terjadi karena ruster (cahaya
garis) di set dari tegangan negatif ke positif.
- Periksalah
transistor yang berhubungan dengan pengatur posisi bila ditemukan dan ganti
dengan jenis yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar