KLASIFIKASI KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK
Bahaya kebakaran listrik tidak semata-mata disebabkan oleh listrik dinamis yang dipergunakan
oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, tapi bisa juga disebabkan oleh
listrik statis. Apa itu listrik statis dan listrik dinamis, berikut ini penjelasan singkat mengenai kedua jenis listrik tersebut.
1.
Listrik
Statis
Listrik
statis dapat terjadi akibat gesekan maupun tanpa gesekan dari benda-benda bukan
penghantar listrik (seperti plastik, kaca dsb). Muatan yang rendah pada listrik statis tidak membahayakan manusia. Muatan
listrik statis tidak bertahan lama atau hanya bersifat sementara. Tetapi muatan listrik statis yang tinggi walaupun hanya sebentar cukup berbahaya bagi keselamatan manusia dan benda-benda lainnya, karena bisa menyebabkan luka bakar atau kebakaran. Salah satu contoh
dari listrik statis adalah petir (terjadi beda potensial yang cukup tinggi
terhadap benda lain dibumi maupun diudara sehingga membuang muatan).
2.
Listrik
Dinamis
Sumber
listrik dinamis sangat bervariasi besar
tegangan maupun dayanya. Keselamatan kerja listrik dinamis dibagi menjadi
beberapa bagian.
a. Bagian Pembangkitan
Pada bagian ini hal yang perlu diperhatikan adalah sumber daya, peralatan
pengendali dan sistim pengaman tegangan.
b. Bagian Transmisi
Ruang lingkup pada bagian ini meliputi gardu Induk. Bagian
Transmisi bekerja dengan tegangan rendah untuk alat-alat pengendalinya dan
tegangan tinggi sampai ekstra tinggi untuk sistim jaringannya. Trafo dan
alat-alat pengaman disediakan khusus untuk perlengkapan transmisi.
c. Bagian
Distribusi
Bagian ini paling banyak berhubungan langsung dengan
konsumen.
d. Bagian Instalasi
Instalasi listrik merupakan bagian terakhir dari sistim
kelistrikan dinamis yang menyangkut masalah pemakaian. Hampir seluruh
penggunaan daya listrik dilayani oleh instalasi listrik secara langsung, oleh
karena itu kecelakaan listrik pada bagian ini hampir mencapai 50%.
Kebakaran
listrik sebenarnya tidak perlu terjadi jika syarat-syarat pemasangan dan
keamanannya terpenuhi. Pada sistem jaringan lama, untuk sampai pada pemakai
dipergunakan sistem pengaman bertingkat, sehingga kemungkinan kebakaran sebagai
akibat timbulnya panas yang berlebih sangat kecil.
Kebakaran
terjadi karena tindakan dari para pemakai daya listrik sendiri yang tidak paham
tentang bahaya listrik. Sebagai contoh, saat terjadi hubung singkat yang
mengakibatkan sekering putus, kemudian kita menyambung kawat sekering dengan
kawat berdiameter lebih besar (tanpa memperhitungkan arus yang lewat), sehingga
arus yang lewat kawat menjadi lebih besar (tidak sesuai dengan ketentuan
keamanan). Hal ini menyebabkan panas yang berlebih pada penghantar meleleh dan
timbullah hubung singkat yang disertai dengan bunga api, bunga api inilah yang
sering menyebabkan terjadinya kebakaran.
Kebakaran yang terjadi pada sistem jaringan terjadi
akibat dari bersinggungannya dua hantaran, kadang-kadang terjadi ledakan ringan
yang mengakibatkan putusnya ikatan penghantar. Disinilah banyak terjadi
kecelakaan karena sistem proteksi putus hantaran tidak berfungsi. Apabila
terjadi ledakan pada reaktornya, semata-mata karena sistem proteksi yang berada
dalam tabung reaktor bekerja. Hal ini terjadi bila batas beban lebih
dilampaui atau terjadi hubung singkat pada sistem.
Kebakaran dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B dan C dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kelas A
Kebakaran kelas A merupakan kebakaran yang terjadi pada bahan biasa yang mudah terbakar, yang dapat dipadamkan dan didinginkan
dengan sejumlah banyak air. Air dapat mengandung atau ditambah bahan tertentu berupa
bahan kimia yang dapat memadamkan api. Ketika menangani semua kebakaran tindakan
tenang dan cepat sangat penting, karena kebakaran kecil dapat dimatikan dengan menyiramkan beberapa ember pasir.
Gambar 1. Ilustrasi kebakaran kelas A
b. Kelas B
Kebakaran kelas B merupakan kebakaran yang terjadi pada zat cair (seperti bahan bakar minyak, larutan kimia, gemuk dan sebagainya) yang mudah terbakar. Pemadaman nya dapat dilkaukan dengan
busa zat kimia yang mempunyai pengaruh menyelimuti, suatu jenis busa terdiri
dari gelembung karbon dioksida (CO2) murni dibawah tekanan.
Gambar 2. Ilustrasi kebakaran kelas B
c. Kelas C
Kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik. Untuk mengatasinya aliran arus listrik harus segera diputus dan segera padamkan dengan alat pemadam yang mengandung karbon dioksida (CO2) seperti dalam
alat pemadam tangan. Alat pemadam yang mudah menghantarkan arus listrik seperti air tidak boleh digunakan.
Gambar 3. Ilustrasi kebakaran kelas C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar