Dinding melingkar merupakan tempat penampungan kotoran hewan
yang masuk dari inlet melalui pipa inlet. Dinding digester biasanya
dipasang bersamaan dengan dinding manhole. Dinding digester dipasang
dengan ketebalan 10 – 15 cm termasuk tebal plesteran, variasi tebal ini
bergantung pada lebar bata. Tinggi dinding digester bergantung pada
volume reaktor yang kita bangun. Untuk reaktor dengan volume 6 m³, maka tinggi
dinding digester adalah sebesar 85 cm.
Langkah-langkah
pemasangan dinding digester untuk reaktor biogas dengan ukuran 6 m³ adalah sebagai berikut :
1. Gambar lay out digester pada lantai dasar (pondasi).
Gambar 1. Menggambar lay out digester pada pondasi
2. Untuk menggambar lay out digester pada lantai dasar; langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
a. Gambarkan garis as yang melalui as yang telah ditetapkan
sebelum menggali lubang digester.
b. Buat lingkaran dengan diameter 131 cm. Ini adalah diameter
lingkaran dalam dinding digester tanpa plesteran, dimana plesteran kita
ambil sebesar 1 cm.
c. Gambarkan 2 garis sejajar garis as selebar 62 cm, yaitu lebar
manhole tanpa plesteran.
d. Tarik garis melalui perpotongan ke dua garis dengan lingkaran
dalam, dan tarik garis dengan jarak 20 cm dari garis tersebut. Garis ini
merupakan lebar balok untuk mendukung kubah di atas manhole.
e. Gambar lagi garis sejajar garis tersebut dengan jarak 61 cm
yang merupakan lebar manhole tanpa plesteran, (perhatikan gambar 2a).
Gambar 2a. Lay out Digester
f. Susun bata sebelum dipasang (tanpa adukan) untuk memastikan
posisi masing-masing bata. Susunan bata tersebut merupakan susunan batu bata
lapis 1.
g. Susun bata untuk perkuatan (dalam bentuk kolom/plaster) dengan
cara membagi bagian yang melengkung menjadi 3 bagian (lihat gambar 2b).
Gambar 2b. Lay out lapis 1 batu bata untuk digester
h. Susun lagi batu bata untuk lapis 2, seperti gambar 2c di
bawah ini. Perhatikan bahwa tidak ada garis siar (nat) yang nantinya terjadi
setelah batu bata disusun.
Gambar 2c. Lay out lapis 2 batu bata untuk digester
i. Selanjutnya adalah memasang batu bata dengan menggunakan
adukan. Setelah susunan batu bata mencapai ketinggian 35 cm, pasang pipa inlet.
Pipa inlet harus terletak pada garis as, dan jika pengguna juga ingin
memanfaatkan kotoran dari toilet rumah tangganya, pipa inlet tersebut
dapat dipasang dengan jarak tidak lebih 300 cm dari pipa inlet utama.
j. Pemasangan pipa inlet sebaiknya rata dengan dinding digester
(termasuk plesteran), atau tidak ada bagian pipa inlet yang
menonjol. Ke 2 gambar berikut menunjukkan perbedaan aliran slurry di
dalam digester antara pipa inlet yang menonjol dengan pipa inlet
yang rata dengan dinding melingkar (digester).
Gambar 2d. Pola aliran slurry di
dalam digester dengan pipa inlet yang menonjol dari dinding digester
Gambar 2e. Pola aliran slurry di dalam digester dengan pipa inlet yang menonjol dari dinding digester
3. Menata batu bata sebelum dipasang
Sebelum pemasangan
batu bata dilakukan maka bata tersebut harus ditata terlebih dahulu tanpa
menggunakan adukan (spesi atau mortar).Tujuannya adalah untuk memastikan apakah
rencana pemasangan sudah tepat dan untuk menentapkan letak dari pertebalan
(kolom).
Gambar 3. Menata batu bata
4. Pemasangan batu bata, perhatikan bahwa mal harus
tepat ditengah-tengah batu bata.
Gambar 4. Memasang batu bata
5. Pemasangan Pipa Inlet
Pipa Inlet dipasang
dengan kemiringan 30°. Kemiringan pipa inlet dapat ditentukan dengan
menggunakan tabel dan gambar berikut :
Gambar 5a. Menentukan kemiringan pipa inlet cara sinus
Gambar 5b. Menentukan kemiringan pipa inlet cara tangen
Gambar 5c. Menyetel pipa inlet
Gambar 5d. Menyeseuaikan ketinggian pipa inlet dari pondasi
Gambar 5e. Memasang pipa inlet
6. Lakukan pengkamprotan pada dinding digester dan manhole
apabila tinggi dinding telah mencapai 85 cm.
Pengkamprotan
adalah penghamparan lapisan tipis adukan pada permukaan dinding tangki
pencerna.Tujuan pengkamprotan adalah agar adukan plesteran lebih melekat ke
pasangan bata.
Gambar 6. Mengkamprot dinding digester
7. Buat jalur pada dinding sebagai persiapan untuk pemlesteran
Sebelum
melakukan pemlesteran buat terlebih dahulu jalur kepala. Tujuan pembuatan jalur
ini adalah agar diperoleh permukaan plesteran yang rata. Jalur dapat dibuat
dalam arah vertikal maupun horizontal. Pembuatan jalur dilakukan dengan
pertolongan mal, oleh karena itu dalam kasus ini sebaiknya dibuat jalur
horizontal.
Gambar 7. Membuat jalur untuk kepala plesteran
8. Selanjutnya lakukan pemlesteran dengan
berpatokan pada jalur yang telah dibuat.
Gambar 8. Memlester digester
9. Isi celah/rongga antara dinding digester dan manhole
dengan dinding galian. Kemudian padatkan secara perlahan-lahan dan tidak
menekan dinding bata yang masih belum kuat benar.
Gambar 9. Mengisi celah dinding digester dengan tanah
10. Selalu lakukan pemeriksaan ketegakan, kedataran, kelurusan
dan kerataan dinding.
Gambar 10. Memeriksa plesteran dinding digester
11. Lakukan finishing lantai pondasi dengan
lapisan semen.
Gambar 11. Finishing lantai pondasi
12. Pekerjaan dinding digester dan manhole
telah selesai dilakukan.
Gambar 12. Tangki pencerna (digester) yang telah selesai
13. Contoh mal dari bambu
Mal tidak
hanya terbuat dari rangka besi saja, tapi dapat juga terbuat dari kayu atau
bambu. Dan dalam keadaan darurat dapat digunakan kawat logam, bahkan tali
plastik, akan tetapi jangan sekali-kali menggunakan benang karena benang sangat
elastis.
Gambar 13a. Contoh mal dari bambu
Gambar 13b. Contoh mal dari kayu
Gambar 13c. Bukaan mal dari kayu
14. Dinding tangki pencerna dapat juga dibuat dari pasangan batu
kali, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 14 Dinding digester dari pasangan batu kali
15. Penggunaan mal juga berlaku untuk memasang dinding tangki
pencerna dari pasangan batu kali. Sedangkan untuk pemasangan pipa Inlet dilakukan
sama seperti pemasangan pipa Inlet pada dinding tangki pencerna yang
terbuat dari pasangan bata, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 14. Memasang pipa inlet pada digester dari pasangan batu kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar