4. Langkah
Desain 4 adalah Memeriksa akurasi desain
Persamaan atau rumus menghitung jarak
luminer sebagaimana yang telah didefinisikan pada langkah desain sebelumnya
didasarkan pada pertimbangan tingkat rata-rata iluminasi atau lumen per meter
persegi di area jalan. Hal ini menentukan mengenai kuantitas iluminasi dan
sampai saat ini tidak ada yang telah dihitung mengenai kualitas iluminasi.
Rasio keseragaman digunakan sebagai
salah satu cara untuk menentukan kualitas iluminasi. Untuk tujuan ini, didefinisikan
sebagai nilai rata-rata iluminasi perawatan dibagi dengan nilai iluminasi perawatan
minimum. Karena tingkat rata-rata iluminasi perawatan sudah didefinisikan oleh
proses desain (Eh), langkah berikutnya adalah menentukan atau menemukan titik
iluminasi minimum.
Titik iluminasi minimum dapat ditentukan
dengan memeriksa diagram iso candela yang terkandung dalam data photometri
untuk luminer tertentu. Mengacu pada diagram iso candela pada pembahasan sebelumnya,
garis-garis di kurva tersebut menentukan tingkat iluminasi yang akan terjadi
pada berbagai ketinggian pemasangan luminer. Beberapa faktor koreksi harus
diterapkan pada nilai-nilai dari garis-garis kurva sebelum berada dalam bentuk
yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Koreksi
untuk ukuran sumber cahaya
Nilai-nilai
dalam diagram iso candela didasarkan pada 1000 lumen lampu telanjang. Dengan
demikian, untuk lampu 27.500 lumen, masing-masing nilai kurva perlu dikalikan
dengan faktor 27,5.
b. Koreksi
untuk tinggi pemasangan
Nilai
kurva biasanya ditunjukan untuk satu ketinggian pemasangan. Karena tingkat iluminasi
berbanding terbalik dengan jarak dari sumber cahaya, faktor koreksi diberikan
untuk mengadaptasi nilai-nilai kurva pada berbagai ketinggian pemasangan.
c. Koreksi
faktor perawatan
Pada
persamaan/rumus jarak luminer, faktor penyusutan lumen lampu (LLD) dan faktor penyusutan
kotoran luminer (LDD) digunakan untuk mengkonversi nilai iluminasi awal ke dalam
nilai iluminasi perawatan atau apa yang diharapkan ada setelah sistem telah beroperasi
selama jangka waktu tertentu. Karena faktor koreksi perawatan ini yang
digunakan dalam menghitung iluminasi rata-rata, juga harus digunakan dalam menentukan
nilai penerangan minimum. Setelah mengerti bagaimana faktor-faktor koreksi
ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan titik iluminasi minimum yang diharapkan terjadi di jalan, yang tergantung
pada lebar jalan, tinggi pemasangan, jenis luminer, dan konfigurasi pemasangan,
titik minimum biasanya terjadi pada salah satu dari beberapa tipikal lokasi. Lokasi-lokasi
tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
*) klik gambar untuk memperbesar ukuran gambar
Gambar 4. Lokasi potensi terjadinya titik iluminasi minimum
Setelah pemeriksaan iluminasi pada
setiap titik minimum diantisipasi, iluminasi minimum digunakan untuk menentukan rasio keseragaman. Sebagaimana yang
telah dinyatakan di atas, persamaan rasio keseragaman adalah sebagai berikut :
Iluminasi Perawatan Rata-Rata (Eh)
Rasio
Keseragaman = Dibagi
Iluminasi
Perawatan Minimum (Emin)
di mana,
Eh ditentukan dari Tabel Panduan Desain
Penerangan Jalan (baca pembahasan sebelumnya)
Emin = (LL/1000) x LLD x LDD x CF x
Emin
Jika Ratio Keseragaman kurang dari
ambang batas yang dapat diterima untuk area dan jenis jalan tertentu, maka
desain iluminasi tersebut dapat diterima.
Contoh
Memeriksa Akurasi Desain
Hitung rasio keseragaman pada
titik-titik dalam gambar 4 di atas (menerapkan faktor penyesuaian sebagai kebutuhan).
Kemudian asumsikan sebagai berikut :
- Jalan arteri kecil merupakan Area
Komersial
- Jenis pengeerasan adalah R2
- Jenis luminer natrium tekanan tinggi (HPS)
250 W
- Ketinggian pemasangab 40 meter
- Lebar jalur 12 meter
- Luminer dipasang di atas bagian tengah
jalur
- Faktor LDD dan LLD adalah standart
Selanjutnya
lihat atau hitung nilai-nilai sebagai berikut :
- Lumen lampu = 27.500
- Faktor LLD = 0,80 (nilai standar)
- Faktor LDD = 0,90 (nilai standar)
- Faktor koreksi (CF) = 1.00 (data photometrik
untuk tinggi pemasangan 40 meter)
- Penerangan yang belum dikoreksi pada
setiap titik dalam gambar (lihat tabel di bawah ini),
Tabel 2
*) klik tabel untuk memperbesar ukuran tabel
Tabel 3
*) klik tabel untuk memperbesar ukuran tabel
Catatan
:
(1)
rL = Rasio Longitudinal = Jarak sepanjang jalan/ Tinggi pemasangan
(2)
rT = Rasio Transverse = Jarak menyilang jalan / Tinggi pemasangan
(3)
E' = Iluminasi tidak dikoreksi (fc) dari
grafik (diabaikan jika 0)
(4)
Total E' = jumlah E' untuk semua luminer
(5)
Eh = Rata-rata iluminasi perawatan dari Tabel 1 (pada langkah desain 1)
(6)
E = Iluminasi Perawatan (lihat persamaan/rumus)
* E terkecil adalah iluminasi perawatan minimum
(7)
Rasio Keseragaman = Iluminasi perawatan rata-rata / Iluminasi perawatan minimum
(8)
Ratio keseragaman maksimum lihat Tabel 1 (pada langkah desain 1)
(9)
Oke, Jika (7) < (8), kemudian Ya, jika semua titik adalah ya untuk setiap
konfigurasi pemasangan.
Jika rasio
keseragaman yang dihitung (pada no 7) melebihi keseragaman maksimum (pada no 8), maka proses
desain harus diulang menggunakan kombinasi lain dari distribusi luminer, ketinggian
pemasangan, jenis luminer dan konfigurasi yang berbeda. Dalam contoh di atas,
hanya konfigurasi berlawanan yang dapat diterima. Penggunaan komputer elektronik
dalam desain penerangan akan mempercepat proses pengulangan perhitungan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar