Senin, 03 Maret 2014

Langkah 3 Proses Desain Penerangan Jalan

3.  Langkah Desain 3 adalah Menentukan Jarak Luminer
          Langkah desain 3 melibatkan pemilihan dimensi pemasangan luminer lateral dan longitudinal.
-    Dimensi lateral atau jarak dari tepi jalan ke luminer, adalah sebagian besar diatur oleh perlunya menempatkan luminer di atas atau di dekat tepi jalan, sementara itu juga harus memenuhi pedoman untuk zona bening/bersih. Pertimbangan keselamatan dan keamanan di jalan memerlukan penggunaan berbagai lengan tiang panjang untuk mendapatkan ketepatan lokasi yang mendukung luminer, agar dapat menempatkan luminer pada posisi yang diinginkan/dikehendaki.
-          Jarak longitudinal adalah dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Jarak Luminer = (LL x CU x LLD x LDD) / (Eh x W)
Dimana :
LL = Lumen lampu awal, ditentukan seperti pada langkah 2 menggunakan data
         photometrik untuk sumber cahaya yang dipilih oleh perencana.
CU = Koefisien utilisasi, ditentukan dengan menggunakan kurva utilisasi (pemanfaatan) 
          spesifik untuk sumber cahaya dan karakteristik jalan. Untuk contoh lihat 
           pembahasan sebelumnya)
LLD = Faktor penyusutan lumen lampu, untuk desain adalah 0,80.
LDD = Faktor penyusutan kotoran luminer, untuk desain adalah 0,90.
Eh = Tingkat perawatan iluminasi rata-rata, ditentukan seperti dalam tabel pada 
         langkah (yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya).
W = Lebar jalan yang berlampu, ditentukan dari pinggir jalan atau tepi trotoar
        ke pinggir jalan atau tepi trotoar pada jarak menyamping.

          Sebagai rumus dapat digunakan sistem satuan internasional (SI), sehingga jarak luminer yang dihasilkan akan diperoleh sesuai dengan sistem satuan yang digunakan.

Contoh Menghitug Jarak Luminair :
          Berikut ini merupakan contoh perhitungan jarak luminer maksimum yang diberikan pada kondisi sebagai berikut:
• LL = 27.500
• CU = 0,26
• LLD = 0,80
• LDD = 0,90
• Eh = 0,60
• W = 36
Dengan menggunakan persamaan di atas,
Jarak Luminer = (LL x CU x LLD x LDD) / (Eh x W)
                        = (27.500 x 0,26 x 0,8 x 0,9) / (0,6 x 36)
                        = 238 meter
Maka jarak luminer maksimum sekitar 240 meter.

          Berikut ini merupakan gambar yang diambil dari buku manual rekayasa lalu lintas yan menggambarkan pedoman penempatan luminer pada situasi geometris umum.

Gambar 1. Jenis lokasi penempatan luminer untuk penerangan pusat persimpang
 (interchange) parsial dengan menggunakan tiang lengan ganda (kembar).
Asumsi menggunakan sistem kepala kobra, HPS 250 w, tinggi pemasangn 40 meter.


Gambar 2. Jenis lokasi penempatan luminer untuk penerangan pusat persimpang 
(interchange) parsial dengan menggunakan tiang puncak/kepala vertikal.
Asumsi menggunakan sistem kepala vertikal, HPS 250 w, tinggi pemasangn 45 meter


Gambar 3. Recana Iluminasi Standar untuk Persimpangan (Intersections)

Catatan :
-         Luminer yang digunakan harus tipe II atau tipe III, tergantung pada lebar jalan (lihat bahasan distribusi caya pada pertemuan sebelumnya).
-          Luminer dapat berorientasi dengan sistem penerangan kota yang ada atau yang diusulkan atau dengan sistem penerangan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar