Sabtu, 31 Agustus 2013

Pengisian Baterai Mobil

PENGISIAN BATERAI (ACCUMULATOR) MOBIL

          Mengisi baterai (accu) mobil adalah mengalirkan energi listrik dari luar ke dalam larutan baterai, sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu :
- Pengisian Normal
- Pengisian Cepat

1. Pengisian Normal
          Pengisian normal adalah pengisian dengan besar arus yang normal, besar arus pengisian normal sebesar 10 % dari kapasitas baterai. Contoh baterai 50 AH maka besar arus pengisian 50 x 10/100 = 5 A. Lama pengisian tergantung hasil pengukuran berat jenis elektrolit baterai saat diukur, karena dari berat jenis dapat diketahui berkurangnya kapasitas baterai.
a. Contoh :
          Hasil pengukuran baterai dengan kapasitas 50 AH menunjukan berat jenis 1,18 pada temperature 20 ºC. Dari data tersebut bila dibandingkan dengan grafik hubungan berat jenis dengan kapasitas diketahui bahwa pada saat itu energi yang hilang dan perlu diisi sebesar 40 %. atau sebesar : 40 % x 50 AH, yaitu sebesar 20 AH, dengan demikian besar arus :10 % x kapasitas = 10/100 x 50 = 5 Amper.
b. Waktu pengisian :
          Kapasitas kekosongan : arus pengisian = 20 : 5 = 4 jam. Produsen kendaraan memproduksi kendaraan dengan jumlah besar dan untuk kendaraan komersial banyak digunakan dengan mesin 1500 – 2000 CC, dengan kapasitas mesin yang relative sama maka digunakan kapasitas baterai yang relative sama pula, sehingga untuk memudahkan menentukan besar arus pengisian dibuat table khusus, sehingga mekanik lebih cepat menentukan ukuran arus untuk kepentingan pengisian.Di bawah ini tabel besar arus dan lama pengisian baterai pada beberapa hasil pengukuran elektrolit baterai pada baterai 50 – 80 AH.

Tabel 1. Waktu Mengisi Baterai
Berat Jenis Elektrolit               Pengisian lambat (5 A)            Pengisian cepat (20 A)
Kurang dari 1,100                               14 jam                                           4 jam
1.100 –1,130                                       12 jam                                           3 jam
1,130 – 1,160                                      10 jam                                           2,5 jam
1,160 – 1,190                                       8 jam                                            2 jam
1,190 – 1,220                                       6 jam                                            1,5 jam
 Diatas 1,220                                        4 jam                                            1 jam

c. Prosedur Pengisian
1) Pengisian satu baterai 
- Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah khusus agar tidak tercecer.   Pelepasan sumbat ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan.
Hubungkan kabel positip baterai dengan klem positip battery charger dan terminal negatip dengen klem negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.

Gambar 1. Memasang battery charger

Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220 V.
- Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai 12 V maka selector digerakan kearah 12 V.
- Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai, missal : baterai 50 AH pengisian normal sebesar 5 A.
Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian.

Gambar 2. Mengatur besar arus dan waktu pengisian baterai

- Bila pengisian sudah selasai, maka matikan battery charger.
- Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masih hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.
Pasang papan peringatan pada daerah yang digunakan untuk pengisian. Ventilasi pada ruang pengisian harus cukup, untuk menghindari meningkatnya kosentrasi hydrogen pada ruangan, yang dapat mengakibatkan potensi timbulnya ledakan atau kebakaran.
- Hindari merokok di tempat pengisian dan kesalahan pemasangan kabel battery charging, yang juga dapat mengakibatkan  potensi timbulnya ledakan pada baterai.

Gambar 3. Tanda peringatan di ruang pengisian baterai

2) Pengisian lebih dari dua baterai
          Pengisian baterai yang lebih dari satu buah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :
- Merangkai secara Paralel
- Merangkai secara seri.

a) Rangkaian Paralel 2 baterai
- Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah khusus agar tidak tercecer. Pelepasan sumbat ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan.
Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan terminal positip baterai 2 kemudian hubungkan dengan klem positip battery charger. Demikian pula untuk terminal negatip. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.

Gambar 4. Pengisian 2 baterai secara paralel

- Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220V.
Pilih selector tegangan sesuai dengan tegangan baterai, misal baterai 12 V maka  selector digerakan kearah 12V.
- Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai.
- Besar arus merupakan jumlah arus yang dibutuhkan untuk baterai 1 dan baterai 2. misalnya untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x(2 x50)) = 10 A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar 10 % x (40+50) = 9A.
- Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari hasil pengukuran berat jenis elektrolit masing-masing baterai.
- Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger.
- Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal sat dilepas dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.

b) Rangkaian Seri 2 baterai
- Buka sumbat bateri tempatkan sumbat pada wadah kusus agar tidak tercecer. Pelepasan sumbat ini dengan tujuan untuk sirkulasi uap yang dihasilkan elektrolit saat pengisian, dan menghindarai tekanan pada sel baterai akibat gas yang dihasilkan.
Hubungkan kabel positip baterai 1 dengan klem positip battery charger, kemudian hubungkan kabel negatip baterai 1 dengan kabel positip baterai 2, selanjutnya hubungkan kabel negatip baterai 2 dengan klem negatip battery charger. Hati-hati jangan sampai terbalik, bila terbalik akan timbul percikan api, bila dipaksa baterai akan rusak, pada battery charger model tertentu dilengkapi dengan indicator, dimana bila pemasangan terbalik akan muncul bunyi peringatan.

Gambar 5. Pengisian 2 baterai secara serie

Hubungkan battery charger dengan sumber listrik 220V.
- Pilih selector tegangan sesuai dengan total tegangan baterai, misal 2 baterai 12 V dirangkai seri maka tegangan menjadi 24 V maka selector digerakan kearah 24 V.
- Hidupkan battery charger, dan setel besar arus sesuai dengan kapasitas baterai yang paling kecil. Misalkan besar untuk mengisi dua baterai 50 AH dibutuhkan arus pengisian sebesar 10% x 50 = 5 A., mengisi baterai 50 AH dan 40 AH maka diperlukan arus sebesar yang digunakan 10 % x 40 AH = 4 A.
- Setel waktu yang diperlukan untuk pengisian (untuk battery charging yang dilengkapi timer), bila tidak dilengkapi maka catat waktu mulai proses pengisian. Waktu yang diperlukan sesuai dari hasil pengukuran berat jenis elektrolit masing-masing baterai.
Bila pengisian sudah selasai, maka mematikan battery charger.
Lepas klep battery charger pada terminal baterai, lakukan terminal negatip dahulu, klem jangan dilepas saat battery charge masi hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal saat dilepas dan menimbulkan ledakan pada baterai akibat uap baterai terbakar. Uap baterai adalah gas hydrogen yang mudah terbakar dan mudah meledak.

c) Kelebihan dan Kelemahan Metode Mengisi Baterai Seri dan Paralel
          Metode mengisi baterai lebih dari satu baik secara paralel maupun secara serie masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan yaitu :
Kelebihan pengisian secara parallel adalah :
- Tegangan pengisian rendah yaitu 12 V, sehingga rancangan trafo yang digunakan lebih sederhana.
- Tetap aman meskipun kapasitas baterai tidak sama.
Kelemahan :
- Tidak mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai, sehingga sulit menentukan waktu pengisian yang tepat.
- Arus listrik yang dialirkan merupakan arus total pengisian, sehingga arusnya yang mengalir cukup besar sehingga kabel maupun klem buaya untuk pengisian harus berukuran besar.
Kelebihan pengisian secara serie adalah :
- Mampu menentukan dengan pasti berapa besar arus yang mengalir ke tiap baterai, sehingga dapat menentukan waktu pengisian dengan tepat.
Arus listrik yang dialirkan besarnya sama untuk semua baterai, sehingga mudah ditentukan waktu pengisiannya.
- Besar arus pengisian normal berdasarkan kapasitas baterai yang paling kecil, sehingga arus pengisian kecil dan kabel maupun klem buaya yang digunakan untuk pengisian dapat dengan ukuran lebih kecil.
Kelemahan :
Tegangan pengisian merupakan total tegangan baterai yang diisi, misal 4 baterai 12V, berarti tegangan pengisian sebesar 48 V.
- Tidak tepat digunakan untuk baterai yang kapasitasnya bervariasi, sebab harus mengikuti arus pengisian baterai yang kapasitas kecil, sehingga untuk baterai yang kapasitasnya besar waktu pengisian terlalu lama, dan bila mengikuti baterai kapasitas besar maka pada baterai yang kapasitasnya kecil akan mengalami over charging sehingga baterai cepat rusak. Dengan demikian metode ini kurang tepat untuk baterai dengan kapasitas yang jauh berbeda.

2. Pengisian Cepat
          Pengisian cepat adalah pengisian dengan arus yang sangat besar. Besar pengisian tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas baterai, dengan demikian untuk baterai 50 AH, besar arus pengisian tidak boleh melebihi 25 Ampere.
          Prosedur pengisian cepat sebenarnya sama dengan pengisian normal, yang berbedah adalah besar arus pengisian yang diatur sangat besar. Selain itu juga factor resiko yang jauh lebih besar, sehingga harus dilakukan dengan ektra hati-hati.
          Contoh saat pengisian normal sumbat baterai tidak dilepas dan tidak menimbulkan masalah yang serius sebab temperature pengisian relatif rendah sehingga uap elektrolit sangat kecil, berbeda dengan pengisian cepat dimana arus yang besar menyebabkan temperature elektrolit sangat tinggi sehingga penguapan sangat besar, bila sumbat tidak dilepas kotak baterai dapat melengkung akibat tekanan gas dalam sel baterai yang tidak mampu keluar akibat lubang ventilasi kurang.
          Pengisian cepat sering dilakukan untuk membantu kendaraan yang mogok atau sedang dalam proses perbaikan, sehingga baterai tidak diturunkan dari kendaraan. Pada kasus pengisian cepat di atas kendaraan yang perlu diingat adalah lepas kabel baterai negatip sebelum melakukan pengisian, hal ini disebabkan saat pengisian cepat tegangan dari battery charging lebih besar dari pengisian normal, kondisi ini potensial merusak komponen elektronik dan diode pada alternator.

Gambar 6. Pengisian cepat di atas mobil

Jumat, 30 Agustus 2013

Perawatan Baterai Mobil

PERAWATAN BATERAI (ACCUMULATOR) MOBIL

1. Perawatan Baterai
          Baterai mempunyai peranan yang sangat penting pada kendaraan baik pada saat kendaraan hidup maupun saat starter. Gangguan yang paling dirasakan pemilik kendaraan adalah fungsi saat starter, dimana bila baterai kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter. Penyebab energi tidak cukup untuk melakukan stater antara lain :
a. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari kebutuhan energi listrik saat kendaraan beroperasi, sehingga energi yang tersimpan pada baterai digunakan untuk mencukupi kekurangannya.
b. Baterai sudah lemah, sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik, atau  terjadi pengosongan sendiri.
c. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.

          Bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik yang tersimpan di dalam baterai dapat kosong dengan sendirinya, sehingga mesin tidak dapat distarter. fenomena ini sering disebut Self Discharger. Besar self discharge ditunjukan dalam prosentase kapasitas baterai. Besar self discharge berkisar 0,3% – 1,5% per hari pada temperature 20-30 ºC tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan. Besar Self Discharge dipengaruhi oleh :
a. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel.
b. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan elektrolit. Ini salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung logam.
c. Bahan aktif baterai.
d. Temperatur elektrolit baterai.
          
          Perawatan baterai yang baik akan mempu memperpanjang usia baterai, karena dengan perawatan yang baik :
a. Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit
          Kekurangan elektrolit terjadi akibat saat proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan, sehingga elektroli berkurang, oleh karena itu elektrolit harus ditambah air suling. Bila baterai kekurangan elektrolit dapat menyebabkan baterai panas, terjadi kristalisasi pada sel-sel baterai dan bahan aktif pada sel lepas. Adanya bahan aktif yang lepas menyebabkan efektifitas baterai menurun dan bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di dasar kotak atau terselip diantara sel, bahan aktif yang terjepit ini akan menyebabkan pengosongan tersendiri.

b. Terminal baterai menjadi awet
          Terminal baterai sering rusak akibat korosi, penyebab korosi adalah uap dari elektrolit dan panas akibat terminal kendor. Dengan perawatan yang baik kedua terminal baterai akan sering dibersihkan, dilindungi dengan grease dan pengikatan terminal dikencangkan sehingga korosi pada terminal mampu dicegah.

2.  Kegiatan Dalam Perawatan Baterai
Kegiatan yang harus dilakukan dalam perawatan baterai meliputi :
·  Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain
·  Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit
·  Melakukan pengisian baterai

a. Membersihkan Terminal Baterai
          Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Langkah membersihkan adalah :
1)  Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai.
2) Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus.


Gambar 1. Melepas terminal baterai

3) Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus
4) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya.
5) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur positip dihubungkan ke terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan ke konektor baterai. Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan tertentu, maka terdapat tahanan pada terminal baterai.

Gambar 2. Memeriksa tahanan terminal baterai

b. Memeriksa Elektrolit Baterai
1) Pemeriksaan jumlah elektrolit baterai
          Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
          Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila elektrolit dengan cepat maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian yang terkena elektrolit akan korosi. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi.

          Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi hasil pengukuran keliruh, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.

2) Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai
          Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut :


Gambar 3. Grafik hubungan berat jenis dengan kapasitas baterai

          Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah : 
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t - 20)
dimana : S 20 ºC : berat jenis pada temperature 20 ºC
                St           : Nilai pengukuran berat jenis
                 t             : Temperatur elektrolit saat pengukuran

Gambar 4. Grafik hubungan temperatur dengan berat jenis

          Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit lebih dari 1,280 maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280, penyebab terlalu tingginya berat jenis dapat disebabkan kesalahan waktu menambah elektrolit, saat lektrolit kurang harus ditambahkan air suling bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan pengisian penuh, bila hasil pengukuran kurang dari1.210 atau ganti dengan baterai baterai baru.
          Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka lakukan pengisian penuh, kemudian ukur kembali berat jenisnya, bila berat jenis antar sel melebihi 0.030, setel berat jenis dengan menambah air suling atau menambah air zuur sampai elektrolit hampir sama, namun bila tidak bisa dilakukan, ganti dengan baterai baru.
          Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang menjadi satu kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri. Adanya indicator berat jenis baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat perawatan pemeriksaan berat jenis membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bila tidak dilakukan degan hati-hati elektrolit dapat tumpah/menetes pada kendaraan. Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu :
a) Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik
b) Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu diperiksa elektrolitnya dan diisi
c) Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti.

Gambar 5. Baterai dengan indikator berat jenis

c. Mengisi Baterai
          Pokok bahasan pengisian baterai akan penulis uraikan pada pertemuan berikutnya, untuk itu jangan kemana-mana dan tetap ikuti terus blog ini. (to be continued)

Kamis, 29 Agustus 2013

Pelepasan & Penggantian Baterai Mobil

PELEPASAN, PENGGANTIAN DAN PEMBERIAN BANTUAN BATERAI 
(ACCUMULATOR) PADA KENDARAAN MOBIL

          Terdapat 3 hal yang sering dilakukan terkait dengan pelepasan baterai, ketiga hal tersebut adalah: 
- Melepas baterai untuk tujuan perawatan baterai, penggantian elektrolit, mengganti baterai dan melakukan perbaikan kendaraan yang perlu melepas bateraii
- Mengganti baterai dengan baterai baru
- Melakukan bantuan starter akibat energi yang disimpan pada baterai tidak cukup untuk melakukan starter.

1. Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melepaskan baterai
          Sebelum melepaskan baterai untuk tujuan merawat baterai seperti mengganti elektrolit, membersihkan, mengisi baterai atau mengganti baterai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
a. Pastikan apakah kendaraan dipasang dengan sistem pengaman (alarm) yang dapat berbunyi kapanpun bila baterai tidak tersambung. Ini sebagai upaya untuk mengatasi situasi bila seorang pencuri mendobrak kendaraan, alarm mulai berbunyi, kemudian pencuri itu melepaskan sambungan baterai sehingga mematikan alarm. Sistem alarm ini dengan suplai tenaga terpisah, ia juga memiliki kabel yang peka yang dihubungkan dengan baterai. Ketika kabel ini mendeteksi tidak ada tegangan (baterai tidak tersambung) alarm menjadi aktif dan suplai tenaganya memberikan tenaga pada sirene.
b. Banyak kendaraan yang dipasang dengan radio yang akan melepaskan memorinya bila beterai tidak tersambung, sehingga bila baterai dihubungkan kembali maka perlu setting gelombang lagi. Memasang kembali stasiun pada beberapa radio cukup memerlukan waktu dan pekerjaan yang sulit. Beberapa radio terpasang rangkaian anti pencuri dan juga melepaskan memori pre-set mereka. Pemindahan suplai baterai ke radio (sebagai contoh : pencuri melepaskan radio dan memotong kabelnya atau kemungkinan lain anda tukang yang memperbaiki, melepaskan sambungan baterai) direspon oleh rangkaian dalam radio dan radio masuk dalam mode (cara) dengan jalan mana ia tidak akan berguna hingga kode rahasia dimasukkan kembali ke dalam radio. Nomor kodenya harus diketahui oleh pemilik, bila tidak ia hanya dapat diperoleh oleh suplier kendaraan setelah mereka yakin akan bukti kepemilikan.
c. Beberapa kendaraan dengan kontrol elektronik akan kehilangan memori elektroniknya bila baterai dilepas, sehingga ECU perlu diprogram ulang.
          Metode mengatasi jenis kendaraan dengan karakteristik diatas adalah :
a.  Sambung dengan sumber baterai lain sebelum melakukan pemutusan sambungan baterai. Sumber tenaga listrik yang kecil ini cukup untuk menjalankan memori komputer pada kendaraan tanpa menimbulkan bahaya atau gangguan.
b.  Jangan menyalakan komponen elektrik saat baterai tidak tersambung.
c. Ketika memasang kembali baterai, pastikan bahwa baterai telah tersambung dengan baik sebelum melepaskan “baterai pendukung”.
          Langkah-langkah melepas baterai adalah sebagai berikut :
a. Buka tutup/ kap kendaraan mobil
b. Pasang pelindung / fender untuk melindungi cat dari kemungkinan tergores atau terkena tumpahan asam sulfat cairan baterai (lihat gambar 1)
          
Gambar 1. Memasang fender test

c. Kendorkan terminal baterai negatip dahulu dengan kunci yang tepat, dan hati-hati jangan meletakkan kunci diatas baterai, hal ini dapat menyebabkan hubung singkat (lihat gambar 2)
Gambar 2. Bahaya meletakkan kunci sembarangan

d. Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus (lihat gambar 3).
Gambar 3. Melepas terminal baterai

e. Lepas klem baterai dengan melepas mur pada tangkai pengikat.
f. Angkat baterai dari kendaraan
g. Tempatkan baterai di dalam kotak plastik
h. Bersihkan permukaan baterai dengan air soda dan menggunakan kuas
i. Kemudian keringkan dengan lap sampai kering
j. Bersihkan kutub – kutub baterai dengan alat khusus. Jika tidak ada, pakailah sikat kuningan atau kertas gosok halus.
k. Periksa ketinggian elektrolit baterai, jumlah elektrolit yang tepat yaitu antara Upper Level dengan Lower Level, pada baterai tanpa tanda permukaan pelat sel harus tertutup kurang lebih 8 mm.
l. Bila kurang jangan diisi dengan air biasa, isilah dengan air suling atau air zuur.
m. Pasang kembali baterai pada tempatnya, perhatikan posisi pengikatan dan klem baterai harus kuat agar baterai tidak goyang saat kendaraan berjalan, sehingga dapat retak, elektrolit tumpah.
n. Berikan grease atau vet pada terminal baterai sebelum memasang terminal, beri Vet pada kutup dan terminal untuk mencegah karatan. Pasang terminal positif sebelum terminal negatif.(lihat gambar 4).

Gambar 4. Memberi grease (vet) pada terminal baterai

o Pasang terminal baterei dengan kuat, pemasangan yang kuat akan mengurangi kerugian tegangan pada terminal, panas yang timbul pada terminal ataupun korosi.
p. Lindungi terminal baterai positip dengan penutup karet atau isolator guna menghindari hubungan pendek.
q. Baterai yang selalu mendapat servis akan mempunyai umur yang panjang dibandingkan yang tidak mendapat perawatan dengan baik.

2. Mengganti Baterai
          Baterai harus diganti bila telah mengalami kerusakan, kerusakan baterai dapat berupa :
a. Keretakan pada kotak sehingga elektrolit baterai keluar dan menyebabkan kerusakan atau korosi bagian yang terkena cairan elektrolit baterai.
b. Keausan terminal berlebihan menyebabkan kontak baterai dengan terminal kurang   baik sehingga suplai listrik ke sistem menjadi kurang lancar.
c. Kerusakan pada sel-sel baterai akibat getaran, over charging maupun usia,  sehingga baterai tidak mampu menyimpan listrik.
          Proses mengganti baterai terdapat 3 langkah utama yaitu::
a. Melepas
b. Memilih baterai pengganti
c.  Memasang.
          Proses melapas dan memasang telah dijelaskan di atas. Dalam menentukan baterai pengganti harus memperhatikan beberapa hal diantaranya::
a. Kapasitas baterai
b. Dimensi baterai
c. Ukuran dan posisi terminal baterai. 
          Kapasitas baterai pengganti minimal sama dengan baterai sebelumnya, bila kapasitas baterai kurang dari sebelumnya maka suplai listrik saat starter kendaraan menjadi kurang, selain itu fungsi stabilizer saat kendaraan berjalan kurang baik, sehingga bila kendaraan pada jalan macet atau sering menghidupkan starter terdapat kemungkinan kendaraan energi pada baterai kurang. Dimensi baterai penting diperhatikan sebab pada kapasitas baterai yang sama belum tentu ukuran baterai sama, bila ukuran baterai terlalu besar menyebabkan tempat baterai tidak cukup, sedangkan bila ukuran baterai terlalu kecil mka pengikatan tidak dapat dilakukan dengan baik.
          Ukuran dan posisi terminal baterai pada setiap baterai tidak pesti sama, bila diameter terminal baterai lebih besar maka konektor baterai tidak masuk, sedangkan bila ukuran terlalu kecil maka pengikatan tidak dapat dilakukan dengan kuat. Posisi terminal tiap baterai juga tidak sama, bila hal ini terjadi maka kabel baterai menjadi kurang panjang.
          Pada baterai sebenarnya terdapat kode yang menunjukkan karakteristik baterai yaitu kapasitas, demensi dan posisi terminal. Kode tersebut adalah sebagai berikut (lihat gambar 5):
Gambar 5. Arti kode pada baterai

3. Bantuan Starter
          Melakukan starter dengan bantuan sumber energi listrik dari luar atau sering disebut “jump starting“ sering dilakukan untuk menstarter mesin tanpa melepas baterai. Terdapat 3 model “jump starting”, yaitu :
a.  Menggunakan baterai luar
b.  Menggunakan charging booster
c.  Menggunakan kendaraan lain.
          Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan jump starting menggunakan baterai antara lain :
a. Tegangan baterai untuk jum starting harus sama dengan tegangan pada kendaran,. misalnya tegangan sumber kendaraan 12V maka tegangan baterai atau kendaraan yang digunakan jum starting harus 12V juga.
b.Pemasangan kabel secara paralel, yaitu terminal positip baterai mendapat terminal positip dan terminal negatip mendapat terminal negatip.
          Prosedur Jump Starting adalah sebagai berikut :
a.  Buka kap kendaraan yang akan dilakukan jum starting
b. Cek terminal baterai bersihkan dari karat atau kotoran
c. Hubungkan terminal positip baterai kendaraan yang akan dihidupkan dengan terminal positip bantuan dan terminal negatip dengan terminal negatip.
d. Pastikan transmisi pada posisi netral dan rem parkir aktip
e. Lakukan starter mesin
f.  Setelah mesin hidup, lepas kabel jumping negatip baterai pada terminal baterai kendaraan yang dihidupkan kemudiam melepas klem pada terminal negatip baterai bantuan. Berikutnya lepas kabel jumping untuk terminal positip.
g. Saat melepas lakukan dengan hati-hati, hindari hubung singkat atau percikan api pada terminal.
h. Rapikan kabel jumper dan baterai yang digunakan, kemudian tutup kap kendaraan.
Gambar 6. Jump starting menggunakan baterai lain

          Beberapa produsen sparepart kendaraan mobil telah meluncurkan produk dengan nama Booster Pac, alat ini merupakan baterai merupakan baterai yang didisain khusus secara kompak, jenis baterai yang digunakan adalah baterai Gel cell atau baterai kering, desain alat dalam suatu kotak dan dilengkapi dengan kabel penghubung yang cukup besar. Kabel ini digunakan untuk dihubungkan ke baterai kendaraan yang akan dihidupkan. Kemampuan baterai 250 -1000 CCA. Model banyak digunakan di bengkel yang professional karena penggunaan efektif dan aman.
Gambar 7. Booster pac dengan Gel Cell Battery

          Pada beberapa model Battery Charging, dilengkapi dengan posisi charging booster, posisi ini digunakan untuk melakukan bantuan starter. Penggunaan bantuan starter dengan alat ini lebih riskan dibandingkan dengan baterai, karena tergangan yang dihasilkan biasanya lebih tinggi yaitu 15 -18 volt. Dengan tegangan sebesar itu dapat merusak komponen elektronik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini antara lain :
a. Kendaraan yang memiliki komponen elektronik bila mungkin dihindari melakukan bantuan starter dengan alat ini, lebih aman melepaskan baterai dan memasangnya dengan baterai yang telah diisi untuk menghidupkan kendaraan.
b.Bila terpaksa malakukan bantuan starter dengan komponen elektronik, perlu gunakan pelindung gelombang. Pada kendaraan yang tidak menggunakan komponen elektronik penggunaan lebih aman. Prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut :
1) Buka kap kendaraan yang akan dilakukan jum starting
2) Cek terminal baterai bersihkan dari karat atau kotoran
3) Hubungkan terminal positip baterai kendaraan yang akan dihidupkan dengan kabel positip battery charging, dan terminal negatip dengan kabel negatip.
4) Atur selector battery charging pada posisi Booster, dan tegangan sesuai dengan tegangan sumber kendaraan yaitu 12V atau 24V.
5) Hidupkan battery charging
6) Pastikan transmisi pada posisi netral dan rem parkir aktip
7) Lakukan starter mesin
8) Setelah mesin hidup, matikan battery charging
9) Lepas kabel negatip battery charging, kemudian lepas kabel positip.
10) Hati-hati, jangan melepas kabel battery charging pada kondisi battery charging masih hidup, sebab akan terjadi percikan api pada terminal.
11) Rapikan battery charging, kemudian tutup kap kendaraan.
Gambar 8. Bantuan starter dengan charging booster

          Penggunaan “jump starting” dengan baterai luar dapat digunakan beterai tersendiri yang disiapkan untuk melakukan jum starting atau menggunakan kendaraan lain tanpa melepas baterai pada kendaraan yang digunakan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
a. Dekatkan kendaraan bantuan dengan kendaraan yang akan dilakukan jum starting.
b. Buka kedua kap kendaraan yang akan dilakukan jum starting
c. Cek terminal baterai bersihkan dari karat atau kotoran
d. Hubungkan terminal positip baterai kendaraan yang akan dihidupkan dengan terminal positip kendaraan bantuan dan terminal negatip dengan terminal negatip
e. Pastikan transmisi pada posisi netral dan rem parkir aktip
f.  Lakukan starter mesin
g. Setelah mesin hidup, lepas kabel jumping negatip baterai pada terminal baterai kendaraan yang dihidupkan kemudian melepas klem pada terminal negatip baterai bantuan. Berikutnya lepas kabel jumping untuk terminal positip.
h. Saat melepas lakukan dengan hati-hati, hindari hubung singkat atau percikan api pada terminal.
i. Rapikan kabel jumper dan baterai yang digunakan, kemudian tutup kap kendaraan.

Gambar 9. Jump starting kendaraan yang diground negatif