Energi merupakan hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, karena hampir semua kegiatan manusia
modern saat ini tidak terlepas dari peralatan yang menggunakan energi, seperti
komunikasi, transportasi, penerangan dan sebagainya. Energi yang paling umum digunakan
hingga saat ini adalah energi yang berasal dari fosil (seperti minyak bumi dan
batubara) dan sebagian kecil energi nuklir. Gas yang umum kita kenal dan
digunakan saat ini adalah gas elpiji merupakan gas yang berasal dari minyak
bumi juga atau yang disebut LPG (Liquefied Petroleum Gas). Selain itu
ada juga gas yang disebut dengan gas alam cair atau LNG (Liquefied Natural
Gas) yang antara lain digunakan juga untuk kebutuhan rumah tangga di perkotaan
Indonesia.
Energi yang berasal dari fosil terutama
minyak bumi persediaannya sudah sangat terbatas, karena keterbatasan persedian
tersebut dan permintaan semakin tinggi, maka harga akan semakin tinggi.
Walaupun demikian manusia sebagai makhluk yang berakal tinggi sudah pasti akan
berusaha untuk mencari pengganti energi fosil tersebut. Sebagai pengganti
energi fosil yang pasti lambat laun akan habis adalah energi baru terbarukan
(renewable and sustainable energy). Energi terbarukan dapat diartikan sebagai
energi non fosil, dimana massa yang menyimpan energi tidak dihancurkan atau
dikonsumsi ketika energi yang terkandung didalamnya dimanfaatkan.
A. Jenis-Jenis
Energi Baru Terbarukan
Energi baru terbarukan
dapat dibangkitkan atau diperoleh/dihasilkan dari 5 (lima) jenis tenaga atau energi seperti yang
digambarkan pada skema berikut ini.
Gambar 1. Skema jenis-jenis energi baru terbarukan
1. Energi Surya/Matahari (Solar Photovoltaic)
Energi yang dihasilkan dari tenaga
matahari ini dapat berupa panas dan listrik, untuk pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga matahari dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Sinar matahari akan ditangkap oleh solar cell. Solar cell inilah yang nantinya akan memproses sinar
matahari tersebut menjadi panas atau listrik. Berikut ini adalah contoh solar cell yang digunakan untuk
menangkap sinar matahari dan merubahnya menjadi energi listrik.
Gambar 2. Contoh solar cell
2. Energi Angin/Bayu (Wind Energy)
Pembangkit
listrik tenaga angin yang dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah
pembangkit listrik yang menggunakan tenaga angin untuk memutar turbin yang akan
menghasilkan listrik. Sudah tentu lokasi yang ideal untuk pembangkit listrik ini
adalah daerah-daerah yang banyak terdapat hembusan angin. Berikut ini adalah
contoh kincir angin yang digunakan untuk mengubah tenaga angin menjadi energi
listrik.
Gambar 3. Contoh kincir angin
3. Energi Air
(Hydro Power)
Tenaga air
biasanya digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya turbin akan memutar
generator sebagai pembangkit energi listrik. Pemanfaatan tenaga air menjadi
energi listrik dapat dengan skala besar, sedang maupun kecil. Pemanfaatan
dengan skala besar adalah dengan menampung air terlebih dahulu yaitu dengan
membuat bendungan, sehingga energi listrik yang dihasilkan dapat mencapai
ribuan mega-watt yang mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk kota-kota besar
yang dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sedangkan pembangkit
listrik tenaga air dengan skala kecil yang dikenal dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) hanya dapat menghasilkan listrik untuk memenuhi
kebutuhan sebuah pabrik, sebuah desa atau sebuah perkampungan. Besarnya energi listrik yang dihasilkan PLTMH dapat
diklasifikasikan seperti tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jenis PLTMH Berdasarkan Energi Listrik Yang
Dihasilkan
No.
|
Jenis PLTMH
|
Besar Energi Listrik Yang Dihasilkan
|
1
|
Pico Hydro Power (PHP)
|
Maksimal 500 Watt (< 500 W)
|
2
|
Micro Hydro Power (MHP)
|
500 Watt s/d 100 KiloWatt
|
3
|
Mini Hydro Power (MnHP)
|
100 KiloWatt s/d 1 MegaWatt
|
4
|
Small Hydro Power (SHP)
|
1 MegaWatt s/d 10 MegaWatt
|
Berikut ini contoh bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTNH).
Gambar 4. Contoh bendungan PLTA
Gambar 5. Contoh PLTMH
4. Energi Bio (Bio
Energy)
Pengertian
bioenergi atau disebut juga biomassa adalah
energi yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik. Energi
diperoleh melalui pemanfaatan biogas dari hasil proses pembusukan tadi. Proses
pembusukan tersebut sebenarnya merupakan proses biokimia yang memerlukan
beberapa komponen kimia dan yang perlu diketahui adalah bahwa proses ini hanya
dapat berlangsung dalam kondisi anaerob atau tanpa kehadiran oksigen. Sebagai
contoh sederhana adalah septic tank (tangki
limbah kotoran manusia) yang terdapat di rumah tangga sekarang ini. Tanpa kita
sadari di dalam tangki tersebut sebenarnya telah terjadi proses biokimia yang
menghasilkan biogas dan dalam kondisi anaerob. Jenis-jenis energi yang dapat
dihasilkan dari bioenergi antara lain adalah Panas, Biogas, Biofuel, Biodiesel,
Biojet dan Gasifikasi.
Biofuel dan
biodiesel merupakan energi sebagai pengganti bahan bakar yang kita kenal selama
ini (seperti bensin dan solar) dan dapat digunakan untuk bahan bakar mesin
industri maupun kendaraan bermotor, sedangkan biojet adalah bahan bakar yang
digunakan untuk pesawat terbang. Biojet untuk pesawat terbang saat ini telah diproduksi
dan diuji coba dalam penerbangan oleh Agrisoma (salah satu lembaga penelitian
dari Kanada) seperti contoh penerbangan yang ditampilkan pada gambar dibawah ini. Bioenergi dapat diperoleh dari
berbagai jenis bahan-bahan organik dan bahan-bahan organik tersebut dapat
dimanfaatkan dari limbah, baik limbah industri, limbah pertanian, limbah perkebunan,
limbah rumah tangga maupun kotoran manusia dan hewan.
Gambar 6. Contoh reaktor biogas
Gambar 7. Penerbangan uji coba menggunakan biojet
5. Energi Lainnya
Disamping ke-empat
energi yang telah dijelaskan di atas, masih ada beberapa sumber energi yang
dapat disebut juga energi terbarukan seperti energi panas bumi yaitu energi
yang berasal dari sumber air panas yang berada di dalam perut bumi, energi
pasang surut yaitu energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan terjadinya pasang
surut air laut biasanya terjadi dua kali dalam sehari, dan energi ombak yaitu
energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan ombak di lautan yang terjadi akibat
adanya hembusan angin. Ketiga sumber energi ini hanya terdapat pada daerah atau
tempat yang spesifik, sebagai contoh kita tidak dapat menghasilkan energi
pasang surut, misalnya di daerah pegunungan.
B. Keuntungan dan Kerugian Energi Baru Terbarukan
Walaupun kelima
jenis energi yang telah diuraikan di atas merupakan sumber energi yang selalu
dapat diperbarui artinya tidak akan pernah habis selama bumi ini masih ada dan
manusia mau memberdayakannya, akan tetapi energi tersebut tetap saja mempunyai
keuntungan dan kerugian seperti yang disebutkan di bawah ini.
1. Keuntungan
Energi Baru Terbarukan :
a. Dapat dihasilkan setiap saat secara terus-menerus.
b. Mempunyai sumber ketersediaan bahan yang melimpah.
c. Tidak merusak lingkungan (ramah lingkungan).
d. Sumber energi dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan
teknologi yang dapat disesuaikan dengan kemampuan manusia dan investasi.
e. Tidak memerlukan perawatan yang banyak dan rumit dibandingkan
dengan energi konvensional sehingga dapat mengurangi biaya operasional.
f. Membantu mendorong peningkatan perekonomian dan menciptakan
peluang kerja yang cukup luas.
g. Tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil sehingga negara dapat
menghemat devisa serta dapat mandiri dalam bidang energi.
h. Secara ekonomis lebih murah dibandingkan energi konvensional
dalam jangka panjang.
i. Bebas dari fluktuasi harga pasar terbuka bahan bakar fosil.
j. Beberapa teknologi mudah digunakan ditempat-tempat terpencil.
k. Distribusi energi bisa diproduksi diberbagai tempat, jadi
tidak tersentral (terpusat) di tempat penghasil tambang minyak.
2. Kerugian Energi
Baru Terbarukan :
a. Biaya awal besar, selain itu bahan baku sulit didapat jika di
tempat dimana instalasi pembangkit biogas tidak terdapat perkebunan, misalnya
jika ingin membangun reaktor biogas dari limbah sawit maka di sekitar tempat
tersebut harus ada perkebunan sawit. Untuk mengatasi hal yang demikian, maka
sebaiknya pembangunan reaktor biogas disesuaikan dengan ketersediaan pasokan.
b. Kehandalan pasokan energi terbarukan sebagian besar sangat
tergantung pada kondisi cuaca.
c. Saat ini penggunaan energi konvensional menghasilkan lebih
banyak volume yang bisa digunakan dibandingkan dengan energi terbarukan,
sehingga masih perlu waktu untuk melakukan konversi penggunaan teknologi dari
energi konvensional ke energi terbarukan.
d. Masih kurangnya tradisi dan pengalaman penggunaan energi terbarukan
karena merupakan teknologi yang masih dalam tahap berkembang.
e. Masing-masing energi terbarukan memiliki kekurangan teknis
dan sosialnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar