Selamat berjumpa lagi sobat blogger, masih tetap dalam pokok bahasan sensor dan transduser pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang sensor suhu RTD. Untuk itu langsung saja sobat simak uraian berikut ini. RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang
sering digunakan. RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut
dililitkan pada bahan isolator keramik. Bahan kawat untuk pembuatan RTD
tersebut antara lain platina, emas, perak, nikel dan tembaga, yang terbaik
adalah bahan platina karena dapat digunakan untuk mendeteksi suhu sampai 1500 °C.
Sedangkan tembaga hanya dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan
harganya lebih murah, tetapi tembaga mudah korosi.
a. Prinsip Kerja
RTD
Prinsip kerja
sensor suhu RTD adalah berdasarkan pada prinsip pengukuran hambatan listrik
suatu bahan yang dapat berubah karena pengaruh suhu. Hubungan antara resistansi
RTD dan suhu sekitarnya sangat dapat diprediksi, dan sangat memungkinkan untuk
pengukuran suhu yang akurat dan konsisten. Dengan memasang sensor suhu RTD
dengan arus konstan dan mengukur drop tegangan yang dihasilkan pada resistor,
maka resistansi RTD dapat dihitung dan besarnya suhu dapat ditentukan.
Sensor RTD
mengambil pengukuran ketika arus DC kecil dipasok ke sensor. Arus mengalir
melalui impedansi resistor, dan mengalami penurunan tegangan sepanjang resistor.
Besarnya arus pasokan yang berbeda dapat digunakan tergantung pada resistansi
nominal RTD.. Untuk mengurangi pemanasan sendiri pada sensor RTD, disuahakan arus
pasokan harus tetap rendah, umumnya sekitar 1 mA atau kurang dari itu.
b. Bahan Pembuatan
RTD
Dengan bahan
yang berbeda dalam pembuatan RTD akan menghasilkan hubungan yang berbeda antara
resistensi dan suhu. Bahan yang sensitif terhadap temperatur yang digunakan
dalam pembangunan RTD adalah platinum, nikel, dan tembaga, platinumlah yang
paling banyak digunakan. Karakteristik penting dari RTD adalah koefisien suhu
resistansi atau temperature coefisien resintance (TCR), resistansi nominal pada
0 °C dan kelas toleransi. TCR menentukan hubungan antara resistensi dan suhu.
Tidak ada batasan untuk TCR yang dicapai, tetapi standar industri yang paling
umum adalah untuk platinum 3850 ppm / K. Hal ini berarti bahwa resistansi dari
sensor akan meningkat sebesar 0,385 Ohm per 1 °C kenaikan suhu. Resistansi
nominal sensor RTD adalah besarnya resistansi sensor pada saat memiliki suhu 0
°C. Meskipun hampir semua nilai resistansi dapat dicapai untuk resistansi nominal, tetapi yang paling umum
adalah platinum 100 Ohm atau disingkat PT100. Akhirnya, kelas toleransi
menentukan keakuratan sensor, biasanya ditentukan pada titik nominal 0 °C. Ada
standar industri yang berbeda yang telah ditetapkan untuk akurasi antara lain
standar ASTM dan DIN Eropa. Menggunakan nilai-nilai TCR, resistansi nominal,
dan toleransi karakteristik fungsional dari sensor RTD dapat dikendalikan.
c. Konfigurasi RTD
Selain bahan
yang berbeda, RTD juga ditawarkan dalam dua konfigurasi utama yaitu lilitan
kawat dan film tipis. Konfigurasi lilitan kawat merupakan jenis RTD kumparan
dalam atau RTD kumparan luar. Konstruksi RTD kumparan dalam terdiri dari
kumparan resistif yang dililitkan melalui sebuah lubang pada isolator keramik,
sedangkan konstruksi RTD kumparan luar melibatkan lilitan bahan resistif yang
berliku-liku di sekitar silinder keramik atau kaca, yang kemudian diisolasi.
Gambar 1. Konfigurasi RTD kumparan kawat
Sedangkan konstruksi RTD Film tipis memiliki lapisan tipis
bahan resistif yang disimpan pada substrat keramik yang melalui proses
deposisi, yaitu proses sebuah jalur bahan resistif yang kemudian diukir ke
sensor menggunakan pemangkasan laser untuk mencapai nilai nominal sesuai
karakteristik sensor. Bahan resistif tersebut kemudian dilindungi dengan
lapisan tipis dari kaca dan dipasang kabel utama yang dilas ke bantalan pada sensor
dan ditutup dengan kaca.
Gambar 2. Konfigurasi RTD film tipis
RTD film tipis memiliki keunggulan dibandingkan dengan
konfigurasi kumparan kawat. Keunggulan utamnya yaitu bahwa lebih murah, lebih
kasar, lebih tahan getaran, dimensi lebih kecil, waktu respon lebih baik,
karakteristik hysterisis lebih baik serta ketahanan kemasannya lebih tinggi.
Untuk rentang waktu yang lama dan suhu yang tinggi RTD kumparan kawat akurasinya
jauh lebih baik, tetapi berkat perkembangan teknologi RTD terakhir, sekarang
ada teknologi RTD film tipis yang mampu mencapai tingkat akurasi yang sama
dengan RTD kumparan kawat.
Sebuah RTD
dapat dihubungkan dalam konfigurasi dua, tiga, atau empat-kawat. Konfigurasi
dua kawat adalah yang paling sederhana dan juga yang paling rawan kesalahan.
Dalam konfigurasi ini, RTD terhubung dengan dua lead kawat arus ke sirkuit
jembatan Wheatstone dan tegangan output yang terukur, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 3. Konfigurasu 2 kawat
Kerugian dari rangkaian di atas adalah bahwa dua lead kawat
yang menghubungkan RTD akan menambah secara langsung besarnya nilai resistansi RTD
dan akan menyebabkan terjadinya kesalahan pendeteksian suhu.
Konfigurasi
tiga-kawat terdiri dari dua lead arus dan satu lead tegangan yang mengukur penurunan
tegangan pada RTD. Resistansi lead tegnagan yang tinggi untuk meniadakan efek
dari drop tegangan karena arus yang mengalir selama pengukuran, seperti
terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4. Konfigurasi 3 kawat
Konfigurasi di atas sangat ideal untuk membatalkan resistansi
kawat pada rangkaian dan menghilangkan efek resistensi yang berbeda, yang mungkin
merupakan masalah pada konfigurasi dua-kawat. Konfigurasi tiga-kawat biasa
digunakan untuk pengukuran yang memerlukan akurasi yang baik pada aplikasi pengontrolan suhu.
Konfigurasi empat-kawat terdiri dari dua lead
arus dan dua lead tegangan yang mengukur penurunan tegangan pada RTD. Kedua
resistasi yang tinggi pada lead tegangan untuk meniadakan efek dari drop
tegangan karena arus yang mengalir selama pengukuran, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 5. Konfigurasi 4 kawat
Konfigurasi di atas sangat ideal untuk membatalkan resistensi
kawat pada rangkaian dan menghilangkan efek resistensi yang berbeda, yang mungkin
merupakan masalah pada konfigurasi tiga-kawat. Konfigurasi empat-kawat biasa
digunakan pada saat pengukuran yang memerlukan akurasi yang sangat tinggi dalam
aplikasi pengontrolan suhu.
Dalam
kombinasi dengan menampilkan diagram pengkabelan, rangkaian yang lebih kompleks
sering digunakan. Ada banyak pilihan yang berbeda untuk rangkaian yang bekerja
dengan menggunakan sensor RTD. Jenis rangkaian yang paling penting dengan
penkondisian sinyal pada sekarang ini adalah, untuk tujuan linearitas bahwa
rangkaian harus dapat memasok eksitasi stabil untuk RTD. Setelah eksitasi
stabil saat diterapkan pada RTD, jalur pengkondisian sinyal dari rangkaian akan
membatalkan resistansi utama, dan keuntunganya dapat mengubah sinyal digital
menggunakan ADC, yang kemudian dapat dibaca oleh controller.
Gambar 6. Konfigurasi RTD yang lebih kompleks
d. Bentuk
Konstruksi RTD (PT100)
Pada dasarnya
ada tiga bentuk dasar konstruksi RTD paltinum (PT100) yaitu RTD (PT100)
kumparan kawat pada keramik tubular, RTD (PT100) film tipis pada keramik, dan
RTD (PT100) kumparan kawat pada kaca tubular. Platinum digunakan dalam sensor
suhu RTD ini, karena sangat cocok untuk pengukuran suhu yang tepat bila
diandingkan dengan logam lain dan paduan logam lainnya, karena reaksi kimianya.
RTD platinum beroperasi atas dasar perubahan nilai resistamsi linear dengan adanya
pengaruh suhu.
Gambar 7.Konstruksi RTD (PT100) kumparan kawat
Konstruksi dasar RTD (PT100) film tipis adalah melalui proses
deposisi uap platinum pada substrat keramik dengan penataan photolithography
dan laser pemangkasan. Hal ini memungkinkan sensor ini akan dibuat dalam ukuran
yang sangat kecil, kurang dari 1,5 x 1.5
mm. Heastern Industries di Melbourne – Austarlia telah memasarkan RTD (PT100)
film tipisnya, dengan ukuran 1,5 x 1.5 mm untuk PT100 dan ukuran 15 x 30 mm untuk
PT1000 guna pengukuran suhu permukaan.
Oleh karena
biaya operasi rendah dan ukuran kecil, serta akurasi, stabilitas dan masa
pemakaian yang lama, maka perangkat RTD (PT100) film tipis cocok untuk berbagai
macam pengukuran suhu presisi dalam industri makanan dan minuman, kertas, otomotif,
alat rumah tangga, peralatan medis, elektronik, komunikasi dan pembangkitan
energi.
RTD (PT100)
film tipis adalah sensor suhu yang unik dan fleksibel, yang digunakan tidak
hanya dalam aplikasi pengontrolan suhu, dimana suhu sendiri adalah penting,
tetapi juga informasi parameter terkait lainnya sangat diperlukan. Informasi
ini dapat dengan mudah diperoleh dengan menggunakan temperatur sebagai produk
sampingan dari proses. Hal ini memungkinkan RTD (PT100) film tipis digunakan
untuk mengukur laju aliran, ketegangan aliran, tingkat kekntalan aliran, dan
mendeteksi kebocoran aliran.
Macam-macam bentuk konstruksi RTD (PT100) dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 8. Macam-macam bentuk RTD
Keterangan :
A. Cryogenic RTD
B. Hollow Annulus High Pressure
LH2 RTD
C. Hollow Annulus LH2 RTD
D. 1/8" Diameter LN2 RTD
Dalam
penggunaannya, RTD (PT100) juga memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai
berikut.
Kelebihan dari RTD (PT100) :
- Ketelitiannya lebih tinggi dibanding dengan termokopel.
- Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
- Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam
platina lebih stabil dari pada jenis logam yang lainnya.
- Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang
luas.
Kekurangan dari RTD (PT100) :
- Harga relatif lebih mahal bila dibanding dengan termokopel.
- Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran.
- Respon waktu awal yang
sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi penggunaannya).
- Jangkauan suhunya lebih
rendah dibanding dengan termokopel.. RTD (PT100) hanya mencapai suhu 650 °C,
sedangkan termokopel dapat mencapai suhu 1700 °C.
RTD (PT100)
perubahan tahanannya lebih linear terhadap temperatur uji, tetapi koefisiennya
lebih rendah dari thermistor dan persamaan matematis liniernya adalah :
Rt = Ro (1 + α
Δt)
dimana : Ro = tahanan konduktor pada temperature awal (biasanya 0 °C)
Rt = tahanan konduktor pada temperatur t °C
α = koefisien temperatur tahanan
Δt = selisih antara temperatur kerja dengan temperatur awal.
Sedangkan
persamaan matematis nonliner kuadratik untuk RTD (PT100) untuk suhu positif
adalah :
Rt = Ro (1 + AT
– BT²)
dimana : Konstanta A = 3,9083 E-3 °C-1 dan B = 5,775 E-7 ° C-2.
Grafik perbandingan resistansi dengan temperatur untuk RTD dengan
variasi logam yang berbeda ditunjukan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 9. Grafik karakteristik RTD dengan variasi logam berbeda
PT100 merupakan tipe RTD yang paling populer yang digunakan
di industri. RTD merupakan sensor pasif, oleh karenanya sensor ini membutuhkan
energi dari luar. Elemen yang umum digunakan pada tahanan resistansi adalah
kawat nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah tabung yang
berfungsi untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis. RTD (PT100) digunakan
pada kisaran suhu -200 °C sampai dengan 650 °C. Berikut ini adalah macam-macam bentuk
dan karakteristik dari sensor RTD (PT100).
Gambar 10. Bentuk RTD (PT100) tipe probe
Gambar 11. Bentuk RTD (PT100) tipe batang
Gambar 12. Bentuk RTD (PT100) tipe WZP-230
Gambar 13. Bentuk RTD (PT100) tipe WZP-231
Gambar 14. Grafik karakteristik PT100
Gambar 15. Bentuk PT1000
untuk connection langsung dengan vsd, type rtd yang cocok ?
BalasHapusmakasih mas sangat bermanfaat sekali ilmunya
BalasHapushalo rekan2 teknik semua,, saya mau tanya kendala di pt 100 yg sering ber ubah2 nilai nya, kenapa ya? fe + noise sudah saya cek, & tidak ada kendala..
BalasHapusAs per IEC, RTD is Pt100. Please provide xample with temperature, ohmic value to define temperature coeffecient of RTD and RTD coeffecients a, b, c
BalasHapus