Rabu, 12 November 2014

Modifikasi Antena Grid 2,4 GHz Sebagai Penerima Sinyal Wifi Internet

          Komponen yang selalu ada dalam desain antena-antena penerima sinyal wifi internet seperti antenna helix, antena yagi (antena colinier), antenna kaleng (tincan antenna), antenna biquad (double biquad), antenna slotted waveguide dan antena horn (antena parabolic grid) adalah N-type Connector (N-type Male & N-type Female atau RP TNC Male & RP TNC Female) dan Pigtail.

          Dengan adanya komponen N-type Connector dan Pigtail pada desain antena maka :
1.  Perlu biaya untuk membeli konektor dan pigtail tersebut,
2.  Perlu penyolderan,
3. Timbul loss / redaman sinyal RF (radio frequensi) akibat sambungan yang tidak baik dan panjang kabel pigtail,
4. Timbul SWR (standing wave ratio), jika saluran transmisi (pigtail) dengan antenna tidak match.

        Sedangkan desain antenna yang tidak memakai N-type connector dan pigtail, kemudahan yang didapat adalah :
1.  Tidak memerlukan N-type connector dan pigtail sehingga menghemat biaya,
2.  Tidak memerlukan pekerjaan penyolderan,
3.  Tidak ada Loss / redaman sinyal RF (radio frequensi),
4.  Tidak ada urusan lagi dengan SWR (standing wave ratio).

          Nah kali ini penulis akan menyajikan desain antena yang masih menggunakan N-type connector dan pigtail yaitu modifikasoi antena grid 2,4 GHz sebagai penerima sinyal wifi internet yang bekerja pada frekuensi 1900 MHz, skemanya seperti terlihat pada gambar 1 dan 2 berikut ini.


Gambar 1. Bentuk antena grid 2,4 GHz



Gambar 2.Hanya dengan memasang ring (spacer) setebal 1/2 inch
antenna 2,4 GHz akan bekerja dengan baik pada frekuensi 1900 MHz

          Hal hal yang mempengaruhi kwalitas sebuah antenna grid 2,4 GHz antara lain sebagai berikut :
1.  Resonansi frekwensi antenna
2.  Impedansi
3.  Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
4.  Polarisasi
5.  Penguatan (Gain)
6.  Radiation pattern
7.  Lebar beam (Beamwidth)
8.  Interference
9.  Front to Back Ratio
10. Power Capability
11. Intermodulation Tolerance
12. Kabel Coaxial (Transmission Line)

          Tentang Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dapat diilusterasikan seperti gambar 3 berikut ini :


Gambar 3. Skema Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) 

Dimana antenna yang memiliki VSWR lebih tinggi atau terlalu tinggi akan mempunyai reflected power lebih besar, yang berarti power output akan mengecil dan akan mengakibatkan panas pada antena yang pada akhirnya akan terjadi kerusakan pada antena.

          Sedangkan tentang interference yang menimbulkan noise pada penerimaan antena selain disebabkan oleh letak pemasangan antena yang berdekatan dengan BTS, juga disebabkan oleh :
1.  Mesin dari pabrik/industri,
2.  Pesawat terbang,
3.  Pemancar radio dan TV (baik amatir maupun komersial),
4.  Bumi/tanah diseputar pertambangan,
5.  Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) kabel transmisi jaringan listrik,
6.  Solar flux,
7.  Alat elektronik yang mengeluarkan gelombang elektromagnetik,
8.  Dan lain-lain.

        Pada dasarnya antena penerima sinyal wifi dari CDMA lebih kritis daripada antenna penerima sinyal wifi dari GSM, karena selain bekerja pada output power yang rendah (GSM = 125 mW s/d 2000 mW, sedangkan CDMA = 2 mW s/d 200 mW), sifat gelombang carrier CDMA yang berlapis membuat RF lebih bersifat critical dibandingkan GSM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar