Pada pertemuan ketiga dalam topik bahasan desain penerangan (lighting) jalan raya kali ini kita lanjutkan dengan membahas tentang jenis-jenis konfigurasi sistem penerangan jalan raya. Untuk memahami bahasan tersebut di atas silahkan baca dan simak uraian berikut di bawah ini.
D. JENIS-JENIS KONFIGUARASI SISTEM PENERANGAN JALAN
Jenis-jenis konfigurasi sistem
penerangan jalan antara lain sebagai berikut :
1. Penerangan
Jalan Bebas Hambatan (Continuous Freeway)
Penerangan jalan bebas hambatan adalah penempatan atau pemasanagan penerangan secara
terus menerus di sepanjang jalan bebas hambatan dan daerah sekitarnya yang berdekatan dengan jarak yang cukup jauh dari bahu jalan
bebas hambatan tersebut.
2. Penerangan Pusat Persimpangan Parsial (Partial Interchange)
Penerangan pusat persimpangan parsial
jalan bebas hambatan adalah pencahayaan hanya pada bagian atau tempat
persimpangan yang paling penting bagi pengendara malam hari, yang merupakan
daerah gabungan atau pertemuan dari beberapa koneksi jalan, persimpangan, dan fitur-fitur
jalan penting lainnya.
3. Penerangan
Pusat Persimpangan Penuh (Complete Interchange)
Penerangan pusat persimpangan lengkap
jalan bebas hambatan adalah penerangan yang dipasang pada persimpangan secara
lengkap untuk mencapai pencahayaan pada semua jalan raya yang melalui
persimpangan tersebut.
4. Penerangan
Jalan Melintang di bawah Jembatan (Underpass)
Menurut buku pedoman desain penerangan
jalan AASHTO mengindikasikan bahwa penerangan jalan underpass sangat diperlukan,
lampu dipasang menjulang pada tiang jembatan atau dermaga untuk setiap arah perjalanan
di jalan. Jika setiap titik pemasangan akan menempatkan armatur lampu dengan
jarak lebih dari 10 meter dari tepi jalan, dimana armatur lampu biasanya dipasang
menjulang di bagian bawah diafragma. Umumnya, untuk jalan bebas hambatan pada
penerangan underpass armatur lampu harus dipasang dengan jarak lebih dari 50
meter. Sedangkan untuk penerangan underpass yang jarak armatur lampu lebih dari
200 meter, lampu harus menyala sepanjang hari.
5.
Penerangan
Jalan Raya dan Jalan Lainnya
Tingkat pencahayaan dan rasio
keseragaman untuk jalan raya dan jalan-jalan lainnya selain jalan bebas
hambatan akan kita bahas pada pertemuan berikutnya. Desain penerangan jalan
raya ini lebih cocok untuk penerangan jalan raya yang ada di kota daripada untuk
desain standar jalan bebas hambatan.
6. Penerangan
Jembatan (Bridge)
Jalan raya di sebuah jembatan
biasanya diperlakukan sama seperti bagian lain dari jalan. Jika tidak ada lampu
di jalan raya yang berdekatan, biasanya tidak ada kebutuhan penerangan di
jembatan. Pengecualian adalah untuk jembatan yang sangat panjang, penerangannya
dapat menyala meskipun penerangan jalan di lokasi lain tidak menyala. Dimana
lampu dapat dipasang di sebuah jembatan, pada lokasi yang diinginkan untuk unit
pencahayaan pada tiang jembatan dan lokasi dermaga, atau pada jarak dari tiang
jembatan atau dermaga tidak lebih dari 25 persen panjang bentangan. Penempatan
unit pencahayaan tersebut bermaksud untuk mengurangi efek getaran. Tiang-tiang
lampu harus menggunakan jenis armatur tiang lengan pendek dan tiang lengan
panjang, sehingga tidak ada sambungan yang akan melemah atau mengendor oleh
getaran. Instalasi penerangan navigasi dan obstruksi udara merupakan bagian
integral dari desain penerangan jembatan.
7. Penerangan
Jalan Raya Kembar (Median Barriers)
Penerangan jalan raya kembar dengan
menggunakan unit tiang lengan kembar yang dipasang pada jalur pemisah di
tengah-tengah memiliki keunggulan tertentu diantaranya :
a. Penomoran armatur lampu pada tiang lebih
sedikit,
b. Pemanfaatan kembali cahaya dari lampu,
c. Lebih cenderung knocked down.
Sedangkan kelemahan penerangan unit
ini antara lain adalah :
d. Pengendalian lalu lintas sangat diperlukan
ketika bekerja pada penerangan unit ini
e. Potensi bahaya untuk petugas yang
bekerja pada penerangan unit ini.
Dalam volume lalu lintas tinggi atau
padat pada daerah perkotaan, sangat sulit untuk mempertahankan penerangan
menggunakan unit tiang lengan kembar, jika memungkinkan sebaiknya armatur lampu
harus ditempatkan pada tepi luar jalan raya (side-mounted). Selain itu,
pemasangan penerangan unit ini tidak boleh digunakan pada jalan volume lalu
lintas padat dengan lebar bahu jalan lebih dari 10 meter. Jika terpaksa tetap
memasang penerangan unit ini biasanya menggunakan jenis armatur tiang lengan
kembar sepanjang 6 meter.
8.
Penerangan
Persimpangan (Intersection)
Penerangan di persimpangan jalan
biasanya diperlukan untuk mengingatkan pengendara bahwa telah mendekati persimpangan jalan.
Catatan penting tentang penerangan persimpangan jalan adalah sebagai berikut :
a. Armatur lampu harus ditempatkan pada
atau dekat titik persimpangan yang menonjol.
b. Pencahayaan harus disediakan di semua
persimpangan dilengkapi lampu pengatur lalu lintas (traffict signal) dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Sebuah tiang traffict sinyal poros panjang
dengan armatur tiang lengan panjang harus digunakan untuk menghindari
menambahkan lebih banyak tiang di persimpangan.
2) Penerangan jalan pada tiang traffict
sinyal harus diberi sumber dari titik sumber layanan traffict sinyal.
3) Tingkat pencahayaan pada penerangan persimpangan
dengan traffict sinyal ditentukan berdasarkan klasifikasi daerah masing-masing
(jalan pusat perdagangan, jalan perumahan dsb).
c. Tiang lampu tambahan mungkin diperlukan
bila persimpangan memiliki saluran atau jalur balik yang kompleks.
d . Disarankan tingkat penerangan rata-rata
horisontal (footcandela) untuk penerangan jalan sesuai dengan tabel footcandle
level (akan dibahas pada pertemuan berikutnya).
e. Tingkat pencahayaan di salah satu persimpangan
harus lebih besar daripada persimpangan lainnya yang terdapat pencahayaan menyala
terus menerus.
f. Jika tingkat pencahayaan di antara persimpangan
cukup rendah, misalnya hanya 0,6 footcandela, maka intensitas cahaya di tengah persimpangan
harus dua kali lipatnya yang merupakan sebuah aturan.
9. Penerangan
Bundaran (Roundabout)
Menurut buku panduan informational
FHWA yang berisi informasi tentang penerangan bundaran bahwa kebutuhan
pencahayaan pada bundaran jalan agak bervariasi yang didasarkan pada lokasi dimana
bundaran tersebut berada (kondisi perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan).
Umumnya, pencahayaan bundaran harus selalu menyala. Berikut ini adalah
ketentuan-ketentuan yang dianjurkan, yaitu :
a. Pencahayaan yang baik harus disediakan
pada area yang berdekatan dengan bundaran, seluruh area perlawanan arah di mana
lalu lintas memasuki aliran sirkulasi, dan di segala tempat dimana aliran lalu
lintas telah terpisah untuk keluar dari bundaran.
b. Lebih baik untuk menyalakan lampu
penerangan bundaran dari arah luar ke dalam menuju pusat. Hal ini akan meningkatkan
visibilitas pusat bundaran dan visibilitas sirkulasi kendaraan bagi kendaraan yang
sedang mendekati bundaran.
Buku panduan desain penerangan jalan
AASHTO merekomendasikan bahwa tingkat pencahayaan pada persimpangan
konvensional harus sekitar 1 footcandela lebih besar daripada persimpangan dimana
terdapat pencahayaan terus menerus. Jika tingkat pencahayaan di antara persimpangan
cukup rendah, maka intensitas cahaya di tengah persimpangan harus dua kali
lipatnya yang merupakan sebuah aturan.
Pencahayaan harus diperpanjang
minimal 400 meter unutk setiap jalan yang menghubungkan ke bundaran tersebut. Tingkat
cahaya di atas harus sesuai dengan nilai-nilai yang termuat pada tabel
footcandle level (akan dibahas lebih lanjut) atau sebaliknya jika tidak
diperlukan.
Lampu penyeberangan di
bundaran biasanya harus terus menyala agar pejalan kaki dapat melihat kontras cahaya
dengan positif. Tiang lampu ditempatkan pada jarak 1 s/d 30 meter sebelum penyeberangan,
hal ini sangat dianjurkan untuk tujuan tersebut. Lampu penerangan bundaran
harus menyala dari tepi luar jalan untuk membantu agar pejalan kaki dapat
memlihat kontras cahaya dengan positif. Jenis lain konfigurasi pemasangan tiang
lampu penerangan bundaran jalan ditunjukkan seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Jenis lain konfigurasi pemasangan tiang lampu penerangan bundaran (roundabout)