Minggu, 22 September 2013

Klasifikasi Kebakaran Listrik

KLASIFIKASI KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

          Bahaya kebakaran listrik tidak semata-mata disebabkan oleh listrik dinamis yang dipergunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, tapi bisa juga disebabkan oleh listrik statis. Apa itu listrik statis dan listrik dinamis, berikut ini penjelasan singkat mengenai kedua jenis listrik tersebut.

1.    Listrik Statis
          Listrik statis dapat terjadi akibat gesekan maupun tanpa gesekan dari benda-benda bukan penghantar listrik (seperti plastik, kaca dsb). Muatan yang rendah pada listrik statis tidak membahayakan manusia. Muatan listrik statis tidak bertahan lama atau hanya bersifat sementara. Tetapi muatan listrik statis yang tinggi walaupun hanya sebentar cukup berbahaya bagi keselamatan manusia dan benda-benda lainnya, karena bisa menyebabkan luka bakar atau kebakaran. Salah satu contoh dari listrik statis adalah petir (terjadi beda potensial yang cukup tinggi terhadap benda lain dibumi maupun diudara sehingga membuang muatan).

2.    Listrik Dinamis
          Sumber listrik dinamis sangat bervariasi  besar tegangan maupun dayanya. Keselamatan kerja listrik dinamis dibagi menjadi beberapa bagian.

a.  Bagian Pembangkitan
          Pada bagian ini hal yang perlu diperhatikan adalah sumber daya, peralatan pengendali dan sistim pengaman tegangan.

b.  Bagian Transmisi

          Ruang lingkup pada bagian ini meliputi gardu Induk. Bagian Transmisi bekerja dengan tegangan rendah untuk alat-alat pengendalinya dan tegangan tinggi sampai ekstra tinggi untuk sistim jaringannya. Trafo dan alat-alat pengaman disediakan khusus untuk perlengkapan transmisi.

c.  Bagian Distribusi

          Bagian ini paling banyak berhubungan langsung dengan konsumen.

d.  Bagian Instalasi
          Instalasi listrik merupakan bagian terakhir dari sistim kelistrikan dinamis yang menyangkut masalah pemakaian. Hampir seluruh penggunaan daya listrik dilayani oleh instalasi listrik secara langsung, oleh karena itu kecelakaan listrik pada bagian ini hampir mencapai 50%.
Kebakaran listrik sebenarnya tidak perlu terjadi jika syarat-syarat pemasangan dan keamanannya terpenuhi. Pada sistem jaringan lama, untuk sampai pada pemakai dipergunakan sistem pengaman bertingkat, sehingga kemungkinan kebakaran sebagai akibat timbulnya panas yang berlebih sangat kecil.
Kebakaran terjadi karena tindakan dari para pemakai daya listrik sendiri yang tidak paham tentang bahaya listrik. Sebagai contoh, saat terjadi hubung singkat yang mengakibatkan sekering putus, kemudian kita menyambung kawat sekering dengan kawat berdiameter lebih besar (tanpa memperhitungkan arus yang lewat), sehingga arus yang lewat kawat menjadi lebih besar (tidak sesuai dengan ketentuan keamanan). Hal ini menyebabkan panas yang berlebih pada penghantar meleleh dan timbullah hubung singkat yang disertai dengan bunga api, bunga api inilah yang sering menyebabkan terjadinya kebakaran.
          Kebakaran yang terjadi pada sistem jaringan terjadi akibat dari bersinggungannya dua hantaran, kadang-kadang terjadi ledakan ringan yang mengakibatkan putusnya ikatan penghantar. Disinilah banyak terjadi kecelakaan karena sistem proteksi putus hantaran tidak berfungsi. Apabila terjadi ledakan pada reaktornya, semata-mata karena sistem proteksi yang berada dalam tabung reaktor bekerja. Hal ini terjadi bila batas beban lebih dilampaui atau terjadi hubung singkat pada sistem. 
          Kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B dan C dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kelas A 
          Kebakaran kelas A merupakan kebakaran yang terjadi pada bahan biasa yang mudah terbakar, yang dapat dipadamkan dan didinginkan dengan sejumlah banyak air. Air dapat mengandung atau ditambah bahan tertentu berupa bahan kimia yang dapat memadamkan api. Ketika menangani semua kebakaran tindakan tenang dan cepat sangat penting, karena kebakaran kecil dapat dimatikan dengan menyiramkan beberapa ember pasir. 

Gambar 1. Ilustrasi kebakaran kelas A

b. Kelas B
          Kebakaran kelas B merupakan kebakaran yang terjadi pada zat cair (seperti bahan bakar minyak, larutan kimia, gemuk dan sebagainya) yang mudah terbakar. Pemadaman nya dapat dilkaukan dengan busa zat kimia yang mempunyai pengaruh menyelimuti, suatu jenis busa terdiri dari gelembung karbon dioksida (CO2) murni dibawah tekanan.

Gambar 2. Ilustrasi kebakaran kelas B

c. Kelas C
          Kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik. Untuk mengatasinya aliran arus listrik harus segera diputus dan segera padamkan dengan alat pemadam yang mengandung karbon dioksida (CO2) seperti dalam alat pemadam tangan. Alat pemadam yang mudah menghantarkan arus listrik seperti air tidak boleh digunakan.

Gambar 3. Ilustrasi kebakaran kelas C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar