Rabu, 10 April 2013

Rangkaian Kontrol Silinder Kerja Tunggal

RANGKAIAN KONTROL SILINDER KERJA TUNGGAL DALAM SISTEM 
 ELEKTRO PNEUMATIK

          Sobat blogger yang berbahagia, pada pertemuan kesebelas untuk sesi kontrol elektro pneumatik kali ini kita akan membahas tentang rangkaian kontrol silinder kerja tunggal dalam sistem elektro pneumatik. Kontrol rangkaian pneumatik, berdasarkan aliran udaranya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) sistem yaitu: Sistem pengontrolan langsung dan sistem pengontrolan tak langsung. Kontrol yang paling sederhana dari silinder kerja tunggal atau kerja ganda adalah kontrol langsung. Kontrol langsung digunakan untuk silinder yang membutuhkan aliran udara sedikit, ukuran katup kontrol kecil dan gaya aktuasinya rendah (lihat gambar 1) berikut ini.

Gambar 1. Rangkaian Kontrol Langsung Silinder Kerja Tunggal

          Jika katupnya besar, gaya aktuasi yang diperlukan akan terlalu besar untuk dilakukan operasi manual secara langsung. Silinder yang keluar dan masuk dengan cepat atau silinder dengan diameter piston besar memerlukan udara yang banyak. Untuk pengontrolannya harus dipasang sebuah katup kontrol dengan ukuran besar juga. Jika  tenaga yang digunakan untuk mengaktifkan katup tidak mungkin dilakukan secara manual karena terlalu besar, maka harus dibuat rangkaian pengontrol tak langsung. Pada sistem ini, sebuah katup kecil digunakan untuk memberikan sinyal guna mengaktifkan katup kontrol yang lebih besar (lihat gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Rangkaian Kontrol Tak Langsung Silinder Kerja Tunggal

          Silinder kerja tunggal mempunyai satu lubang masukan udara dan satu lubang pembuangan serta pegas untuk gerakan kembali. Batang piston silinder kerja tunggal bergerak keluar pada saat silinder menerima udara bertekanan. Jika udara bertekanan dihilangkan, secara otomatis piston kembali lagi ke posisi awal.   
       Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja pada satu arah. Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada di dalam silinder atau memberi gaya dari luar. Gaya pegas yang ada di dalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi mulai dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.
            Konstruksi silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang dapat merusak seal silinder (lihat gambar 3).

Gambar 3. Silinder Kerja Tunggal

          Katup tombol 3/2 (3/2 way push button valve) mempunyai 3 lubang yaitu lubang masukan, lubang keluaran, lubang pembuangan, dan 2 posisi kontak yang akan menentukan variasi aliran udara, tombol tekan untuk mengaktifkan dan pegas untuk kembali. Katup akan mengeluarkan sinyal ketika sebuah tombol tekan ditekan dan sinyal hilang bila tombol dilepas.
         Katup 3/2 pegas kembali (3/2 way pneumatic valve) mempunyai 4 lubang yaitu ubang masukan, lubang keluaran, lubang pembuangan, dan lubang sinyal. Bila lubang sinyal diberi aliran udara maka akan mengaktifkan katup dan sebaliknya bila aliran udara diputus maka katup akan kembali ke posisi awal karena terdorong oleh pegas kembali (lihat gambar 4).
Gambar 4. Katup 3/2 Pegas Kembali

          Sebagai contoh di bawah ini (gambar 5) ditunjukkan rangkaian kontrol silinder kerja tunggal dengan katup 3/2 yang cara kerjanya dapat dijelaskan sebagi berikut dengan mengoperasikan saklar 1, maka relay K1 akan bekerja dan ini akan mengaktifkan kontak relay pada lead arus 2 serta katup magnetik Y1 pada bagian silinder 1V1, sehingga jalur katup 3/2 dapat memberikan pengontrolan. Silinder 1A1 akan bergerak ketika S1dioperasikan lagi, dan mencapai ujung tabung ketika S1 dioperasikan untuk waktu yang diperlukan silinder bergerak dari ujung ke ujung tabung.

 Gambar 5. Rangkaian Kontrol Silinder Kerja Tunggal dengan Katup 3/2

5 komentar: