Minggu, 16 April 2017

Perhitungan & Cara Merubah Kumparan Blender Dari 220 V Menjadi 12 V

          Seperti yang telah dijelaskan pada buku “menggulung motor listrik arus bolak-balik, servis peralatan listrik rumah tangga kelompok penggerak dan perbaikan peralatan listrik pertukangan”, bahwa motor penggerak yang digunakan pada perlatan listrik rumah tangga dan pertukangan seperti blender, mixer, bor tembak, gerinda dsb menggunakan jenis motor universal. Motor universal adalah jenis motor listrik yang dapat disuplai dengan sumber listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC). Jadi peralatan-peralatan listrik rumah tangga dan pertukangan tersebut yang biasanya kita suplai dengan sumber listrik AC dari PLN atau Genset sebesar 220 V sebenarnya dapat juga kita suplai dengan sumber listrik DC yang tentunya tegangan juga harus sama yakni 220 V.
          Yang menjadi permasalahan bagaimana kalau peralatan listrik rumah tangga atau pertukangan tersebut, sebagai contoh misalkan blender yang ingin digunakan atau dioperasikan pada tempat yang tidak terdapat sumber listrik PLN atau Genset, yang ada hanya sumber listrik DC baterai atau accu sepeda motor 12 V, lalu bagimana kita bisa mendapatkaan tegangan sebesar 220 V? Caranya yaitu dengan menggunakan inverter yang disuplai dengan sumber listrik DC dari baterai atau accu 12 V tersebut. Tentunya cara tersebut memerlukan biaya yang cukup besar untuk membeli perangkat inverter tersebut. Ada cara yang lebih murah yakni merubah atau mengganti lilitan blender tersebut sesuai dengan tegangan baterai atau accu 12 V tersebut.
          Untuk merubah atau mengganti lilitan blender tersebut kita harus membongkar lilitan asalnya dengan mencatat data-data yang diperlukan dalam perencanaan atau perhitungan lilitan yang baru. Sebagai contoh blender yang ingin kita rubah/ganti lilitannya adalah blender merk”miyako” seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (gambar 1 dan 2).


Gambar 1.Blender miyako 200 W


Gambar 2. Motor blender miyako 200 W

Diketahui data-data pada nameplate dan lilitan rotor dan lilitaan magnet statonya adalah sebabgai berikut :
-  Daya (P) = 200 Watt
-  Tegangan (E1) = 220 Volt
-  Jumlah lamel-lamel komutator (K) = 12 buah
-  Jumlah alur rotor (G) = 12 buah
-  Diameter kawat kumparan rotor (dr1) = 0,25 mm
-  Jumlah lilitan per sisi kumparan per alur rotor (nr1) = 110 lilit
-  Diameter kawat kumparan magnet stator (ds1) = 0,25 mm
-  Jumlah lilitan kumparan magnet stator (ns1) = 365 lilit

          Dengan data-data tersebut diatas, kita dapat merubah/mengganti kumparan untuk tegangan 220 V menjadi tegangan 12 V dengan perhitungan sebagai berikut :

1.   Menentukan jumlah lilitan per sisi kumparan per alur rotor (nr2) :
E1 / E2 = nr1 / nr2
220 / 12 = 110 / nr2
nr2 = 110 (12 / 220)
      = 6 lilit

2.  Menentukan diamater kawat kumparan rotor (dr2) :
          Kerapatan arus (S) = I / q, pada umumnya nilai kerapatan arus antara 1,5 s/d 15 A/mm². Kita pilih kerapatan arus (S) yang terbesar yakni 15 A/mm² agar didapatkan diameter kawat kumparan yang lebh kecil. Sehingga penampang kawat kumparan (q) dapat dihitung dengan rumus : q = I / S.
Jika arus blender (I) = P / E2
                               = 200 / 12
                               = 16,6 A,
maka q = 16,6 / 15
            = 1,1 mm²,
sehingga diameter kawat kumparan (dr2) = √(4/π) . q
                                                                = √(4/3,14) x 1,1
                                                                = 1,18 mm, dibulatkan 1,2 mm.
      Jadi untuk membuat kumparan rotor yang baru agar dapat disuplai dengan tegangan 12 V digunakan diameter kawat sebesar 1,2 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 6 lilit. Tetapi jika kita ingin menggantinya dengan diameter kawat yang tersedia misalkan 0,7 mm, maka jumlah lilitannya menjadi (1,2 / 0,7) x 6 = 10 lilit.

3.   Menentukan jumlah lilitan per kumparan magnet stator (ns2) :
          Oleh karena berdasarkan data yang diperoleh diameter kawat kumparan rotor dan kumparan magnet stator asalnya adalah sama yakni 0,25 mm, maka kita dapat menetapkan diameter kawat kumparan magnet stator yang baru juga sama dengan diameter kawat  kumparan rotor yang baru yakni 1,2 mm. Berdasarkan penjelasan dan rumus yang telah dibahas dalam buku “Merancang dan membuat trafo daya kecil”, bahwa luas permukaan inti besi magnet berbanding kwadrat terhadap besarnya daya atau dapat ditulis dengan persamaan :
Afe  = √P
       = √200
       = 14,14
Sehingga jumlah lilitan per kumparan magnet (ns2) = E2 / (4,44 x f x Bm x Afe)
                                                                               = 12 / (4,44 x 50 x 10-4 x 14,14)
                                                                               = 38 lilit

4.   Menentukan daftar lilitan atau kumparan :
          Berdasarkan perhitungan langkah lilitan gelung tunggal yang telah dibahas dalam buku “pengoperasian dan perbaikan peralatan listrik pertukangan”  diperoleh daftar hubungan antara lamel-lamel dengan sisi kumparan lilitan gelung tunggal seperti tersaji dalam tabel berikut ini.

Daftar hubungan antara lamel dengan sisi kumparan lilitan gelung tunggal
LAMEL
SISI KUMPARAN
LAMEL
A
1 – 6
B
B
2 – 7
C
C
3 – 8
D
D
4 – 9
E
E
5 – 10
F
F
6 – 11
G
G
7 – 12
H
H
8 – 1
I
I
9 – 2
J
J
10 – 3
K
K
11 – 4
L
L
12 – 5
A


5.  Membuat skema bentangan lilitan atau kumparan :
          Berdasarkan daftar hubungan antara lamel-lamel dengan sisi kumparan lilitangelung tunggal tersebut diatas diperoleh skema bentangan sebagai berikut :


Gambar 3. Skema bentangan kumparan rotor blender

NB :
Sikat arang asalnya adalah untuk tegangan 220 V, maka sebaiknya ganti sikat arang (brushtel) asalnya dengan sikat arang (brushtel) untuk tegangan 12 V seperti yang digunakan pada motor starter sepeda motor.

Selasa, 11 April 2017

Pembuatan Cetakan Kubah Reaktor Biogas

          Kubah reaktor dikerjakan setelah tangki pencerna reaktor selesai dibangun. Sebelum membangun kubah reaktor perlu harus dibuat cetakan terlebih dahulu. Cetakan kubah reaktor dapat terbuat dari tanah ataupun cetakan khusus yang dibuat untuk tujuan itu. Sebagai contoh adalah cetakan yang terbuat dari bahan logam, akan tetapi cetakan ini harganya relatif cukup mahal, sebagaimana terlihat pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar 1. Potongan cetakan kubah dari plat besi

Gambar 2. Cetakan kubah dari plat besi yang telah disusun


          Seperti telah disebutkan di atas bahwa cetakan kubah reaktor dapat terbuat dari tanah, yaitu tanah sisa galian yang diisikan ke dalam tangki pencerna reaktor. Untuk membuat bentuk kubah agar lebih simetris dan sesuai dengan ketentuan atau gambar, maka sebaiknya digunakan cetakan yang terbuat dari besi yang dibuat khusus untuk membuat kubah reaktor tersebut. Walaupun demikian cetakan kubah reaktor dapat juga terbuat dari kayu (akan dijelaskan kemudian). Setelah selesai atau sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan, maka cetakan tanah dilapisi dengan pasir basah setebal 1 cm.

          Langkah-langkah pembuatan cetakan kubah reaktor biogas adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan terlebih dahulu mal dari besi cor yang akan digunakan untuk membuat cetakan kubah.

Gambar 3. Mal untuk membuat cetakan kubah

2. Pasang dinding sementara dari batu bata tanpa adukan antara digester dan manhole agar tanah tidak masuk ke dalam manhole, dan akan berfungsi juga untuk menahan bekisting balok kubah.

Gambar 4. Pasangan bata pada manhole

3. Masukkan tanah ke dalam digester sambil dipadatkan. Pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis.

Gambar 5. Memadatkan tanah lapis demi lapis

4. Pasang bekisting untuk balok kubah. Balok yang akan dicor mempunyai ukuran 20 x 25 cm.

Gambar 6. Memasang bekisting untuk balok kubah

5. Ketika tanah sudah mencapai ketinggian yang diinginkan maka permukaan tanah sudah dapat mulai dibentuk, dengan sambil tetap dipadatkan.

Gambar 7. Membentuk cetakan kubah dengan mal

6. Bagian tepi bawah juga harus dibentuk sesuai dengan bentuk mal.

Gambar 8. Membentuk tepi bawah kubah dengan mal

7. Apabila cetakan sudah sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka lapisi dengan pasir basah setebal + 1 cm. Fungsi dari pasir basah ini disamping untuk lebih menutup lubang-lubang kecil, juga bertujuan agar tanah tidak melekat pada bagian dalam kubah.

Gambar 9. Melapisi kubah dengan pasir basah

8. Lakukan pelapisan hingga seluruh cetakan tertutup dengan pasir dan siap untuk digunakan, dengan menyemen atau mengecornya.

Gambar 10 Cetakan kubah yang telah selesai dilapisi pasir basah

Sabtu, 08 April 2017

Buku Sistem UPS Sebagai Sumber Daya Listrik Cadangan

          Sistem Uninterruptible Power Supply (UPS) merupakan sumber daya listrik alternatif atau cadangan terhadap penyedia sumber listrik utama (PLN). UPS juga memberikan perlindungan beban terhadap perubahan frekuensi sumber listrik utama, penghapusan noise power line dan transien tegangan, pengaturan tegangan, dan tidak akan penah terputusnya sumber daya listrik untuk beban penting selama terputusnya sumber daya listrik utama. Sebuah UPS dapat dianggap sebagai sumber daya listrik siaga atau daya listrik darurat yang tergantung pada sifat beban penting. Jumlah daya yang diberikan UPS juga tergantung pada kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti penerangan darurat untuk evakuasi, penerangan darurat untuk keamanan, shut down operasi mesin atau komputer, terus mendukung berlangsungnya operasi atau peralatan penting medis, dan sebagainya. Pada dasarnya konfigurasi UPS terdiri dari dua macam yaitu UPS statis dan UPS rotary.

1. UPS STATIS
          Sebuah UPS statis adalah UPS sistem solid-state yang hanya mengandalkan daya baterai sebagai sumber daya darurat. Sebuah UPS statis terdiri dari penyearah, inverter dan perangkat penyimpanan energi, yaitu satu atau lebih baterai. Inverter di UPS statis juga mencakup komponen untuk pengkondisian daya listrik. Sistem UPS statis modern dibangun dengan kapasitas daya mulai dari 250 VA hingga 1 MVA atau lebih. Gambar 1 di bawah ini menunjukan blok diagram sistem UPS statis sederhana dan gambar 2 menujukkan digram single line konfigurasi sistem UPS statis dengan satu sumber daya.


Gambar 1. Diagram blok sistem UPS Statis sederhana

Gambar 2. Diagram single line sistem UPS Statis dengan 1 sumber daya

2.  UPS ROTARY
          Sebuah UPS rotary adalah sistem UPS yang menggunakan motor-generator (MG) set dalam desainnya. Gambar 3 mengilustrasikan blok diagram UPS rotary sederhana. Tidak seperti unit UPS statis, bagian dasar untuk unit UPS rotary kemungkianan dibuat berbeda oleh setiap produsen. Unit UPS rotary terutama dirancang untuk kapasitas daya besar sekitar 125 KVA ke atas. Beberapa keunggulan UPS rotary dibanding UPS statis adalah dapat memberikan efisiensi yang lebih tinggi, kemampuan bebas dari kegagalan lebih baik, kemampuan memasok arus yang mengalir  ke beban cukup tinggi, dan dapat menutup distorsi harmonik yang dihasilkan oleh beban non linear dalam jaringan listrik. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah bearing UPS rotary harus diganti secara berkala, unit UPS rotary menghasilkan lebih banyak panas yang disebabkan oleh adanya MG-set (Motor Generator Set), dan harganya relatif lebih mahal. Pada sistem UPS rotary selain adanya motor dan generator set diperlukan juga komponen pendukung lainnya seperti penguat (exciter), roda gila (flywheel), kopling induksi, baterai kinetik dan panel kontrol.

Gambar 3. Diagram blok sistem UPS Rotary sederhana

          Uraian di atas merupakan pembahasan pendahuluan dari buku yang berjudul "Sistem Uninterruptible Power Supply (UPS) Sebagai Sumber Daya Listrik Cadangan" ini. Untuk lebih jelasnya tentang isi materi lengkap buku, di bawah ini penulis sajikan daftar isi dari buku tersebut.

DAFTAR ISI BUKU

Kata Pengantar ……………………………………...…………………………………    i
Daftar Isi  ……………………………………………..………………………………    ii

BAB I.   PENDAHULUAN
A.    UPS Statis …………………………...…………………..……......………  1
B.     UPS Rotary ………………………………………...…….......…………… 3

BAB II. PRINSIP DAN KONFIGURASI SISTEM UPS STATIS
A.    Operasi Normal ………………………………………….…………..……  4
B.     Mode Bypass
1.      Switch Statis ……………………………………..………………...…. 5
2.      Switch Statis dengan Circuit Breaker  ……………….…………..…… 8
3.      Circuit Breaker Bypass Perawatan ………………..………………...… 9 
C.     Mode Tes …………..……………………………………………………. 10
D.    Karakteristik dan Keterbatasan ………………………………………….. 11
E.     Sistem UPS Statis Tanpa Baterai Khusus ……………………………….. 12
F.      Prinsip Penyearah (Rectifier)
1.      Karakteristik Semikonduktor Daya ……………………….…………. 12
2.      Karakteristik SCR …………………………………………………… 13
3.      Karateristik Transistor Bipolar ……………………………………… 14
4.      Karateristik FET………………………………………………..…….. 14
5.      Karakteristik IGBT ……………………………………..…………… 15 
G.    Penyearahan (Rectification)
1.      Rectifier 1 Fase Tak Terkontrol ………………………….………….. 15
2.      Rectifier 3 Fase Tak Terkontrol …………….……………………….. 18
3.      Rectifier Terkontrol …………………………………………………. 21
H.    Pembalikan (Inversi)
1.      Prinsip Inverter ………………………………………………….…… 24
2.      Kontrol Tegangan Inverter
a.       Kontrol Lebar Pulsa …………………………………………...… 26
b.       Pulse Wave Modulation (PWM)………………………………… 28
c.       Transformator Ferroresonan…………………………………...… 30
3.      Inverter 3 Fase ………………………………………………….……. 31
I.       Switch Transfer Statis
1.      Desain …………………………………………………….…………. 33
2.      Switch Transfer Statis dengan Rating Waktu Singkat……….………. 34
J.       Baterai
1.      Baterai Lead-Acid ……………………………………………...……. 35
2.      Baterai Nikel Cadmium (Ni-Cad)……………………………………. 38
3.      Baterai Lead-Acid VS Ni-Cad ………………………………………. 39
K.    Pengisian Baterai …………………………………………………...…… 39
L.     Ketahanan Baterai …………………………………..…………………… 40
1.      Tegangan Penyadapan ………………………………………………. 41
2.      Efek Cycling ………………………………………………………… 41
3.      Pertimbangan Pengisian/Pengosongan ……………………………… 42
4.      Arus Riak (Ripple)…………………………………………………… 44
5.      Efek Memori ………………………………………………………… 45 
M.   Pengaruh Beban Pada Sistem UPS Statis ………………….……………. 46
N.    Pengaruh SistemUPS Pada Sistem Power Suplai …………….…………. 46
1.      Besaran Efek Harmonik……………………………………………… 47
2.      Masalah Harmonik…………………………………………………… 47
3.      Perilaku Harmonik Netral …………………………………………… 48
4.      Harmonik dan Rating Peralatan ……………………….…………….. 49
5.      Faktor Penurunan Daya ………………………..……………………. 49
6.      Perubahan Nilai Puncak ……………………………..………………. 49
7.      Pengaruh Induktif dan Kapasitif …………………………………….. 50
8.      Teknik Perbaikan Harmonik ………………………………………… 50 
O.    Keuntungan dan Kerugian Sistem UPS Statis ………………….……….. 51
P.      Konfigurasi Sistem UPS Statis Umum
1.      Sistem UPS Statis Tak Berlebihan (Non-Redundant) ….…………… 52
2.      Sistem UPS Statis dengan Switch Bypass Statis ……………………. 52
3.      Sistem UPS Statis Berlebihan (Redundant) …………….…………… 54
4.      Sistem UPS Statis Cold Standby Redundant ………………………... 56

BAB III. PRINSIP DAN KONFIGURASI SISTEM UPS ROTARY
A.    Jenis dan Karakteristik Motor ………………..………………………… 59
B.     Jenis dan Karakteristik Generator………………………………………. 61
C.     Pengaruh Beban Pada Sistem UPS Rotary……………………….…….. 63
D.    Pengaruh Sistem UPS Rotary Pada Sistem Power Suplai ………..……. 64
E.     Keuntungan dan Kerugian Sistem UPS Rotary………………………… 65

BAB IV. PEMILIHAN DESAIN SISTEM UPS
A.    Menentukan Secara Umum Kebutuhaan Sistem UPS………………….. 69
B.     Menentukan Tujuan Pemasangan Sistem UPS ……………………….…70
C.     Menentukan Kebutuhan Daya Sistem UPS ……………………………. 74
D.    Memilih Jenis dan Konfigurasi Sistem UPS ………………….…….….. 76
E.     Menentukan Sistem UPS Yang Dipilih Aman …………………………. 76
F.      Menentukan Sistem UPS Yang Dipilih Tersedia
1.      Kehandalan Sistem UPS………………………..……………………78
2.      Maintainability ……………………………….…………………….. 82
G.    Menentukan Sistem UPS Yang Dipilih Dapat Dipelihara……………… 83
H.    Menentukan Sistem UPS Yang Dipilih Terjangkau …………………… 84

BAB V.  PEMEILIHAN UKURAN DAN RATING SISTEM UPS 
A.    Pemilihan Ukuran dan Rating Sistem UPS Statis
1.      Menentukan Rating Sistem UPS Statis
a.       Menentukan KVA Beban ………………………………….……. 88
b.      Menentukan Faktor Daya (Cos φ) Beban …………………...….. 90
c.       Menentukan Arus Beban ……………………..…………………. 90
d.      Tegangan Beban, Jumlah Fase dan Frekuensi……………...…… 91
e.       Waktu Proteksi Baterai ………………………………….……… 91 
2.      Ukuran Baterai
a.       Tingkat Pengosongan Baterai …...……………………………… 92
b.      Masa Pakai Baterai ………………………………………………92
c.       Tegangan Akhir Pengosongan ……………………….…………. 93 
3.      Lembar Perhitungan ………………………………………………… 94
4.      Kriteria Pemilihan Sistem UPS Statis ………………………………. 95
B.     Pemilihan Ukuran dan Rating Sistem UPS Rotary
1.      Menentukan Rating Sistem UPS Rotary ……………………………. 96
2.      Rating Generator dan Motor Listrik…………………………...……. 97
3.      Ukuran Roda Gila (Flywheel) ……………………….……………… 98
4.      Kriteria Pemilihan Sistem UPS Rotary ………………..……………. 99

BAB VI. INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM UPS
A.    Konstruksi dan Instalasi Sistem UPS Statis
1.      Konstruksi Fitur-Fitur Sistem UPS Statis
a.       Charger/Inverter ………………………………………...……... 100  
b.      Baterai dan Rak untuk Sistem UPS Kecil …………….……….. 101
2.      Persyaratan Instalasi Sistem UPS Statis
a.       Kabinet Charger/Inverter ………………………...……………. 103
b.      Baterai dan Rak untuk Sistem UPS Besar ………….…………. 105 
B.     Konstruksi dan Instalasi Sistem UPS Rotary
1.      Konstruksi Fitur-Fitur Sistem UPS Rotary
a.       Motor-Generator dan Kontrol Sistem UPS Rotary ……………. 106
b.      Baterai dan Rak Sistem UPS Rotary…………………………… 108 
2.      Persyaratan Instalasi Sistem UPS Rotary …………………………. 109
C.     Persyaratan Peralatan Distribusi Daya, Grounding dan Shielding
1.      Peralatan Distibusi Daya ………………………………..…………. 110
2.      Koordinasi Proteksi ………………………………………….…….. 110
3.      Pentanahan (Grounding) ……………………………………...…… 111
4.      Pusat Daya Komputer ………………………………….………….. 114
5.      Perisai (Shielding) ………………………………………….……… 115
6.      Interferensi Frekuensi Radio (RFI) ……………………...………… 115
7.      Noise dan Metode Reduksi Noise …………………………………. 116 
D.    PENGUJIAN DAN PENGOPERASIAN  SISTEM UPS
1.      Pemeriksaan Instalasi Sistem UPS ………………………………… 118
2.      Pengujian Komponen Sistem UPS Secara Individual
a.       Pengujian Sistem UPS…………………………………….…… 120
b.      Pengujian Charger Baterai ……………………………….……. 120
c.       Pengujian Inverter …………………………………….……….. 121
d.      Pengujian Switch Statis ……………………………...………… 121
e.       Pengujian Baterai ……………………………………………… 121 
f.       Pemgujian Motor ………………………………………...……. 124
g.      Pengujian Generator ………………………………….………... 126 
3.      Pemeriksaan Wiring Kelistrikan Secara Visual……………………. 128
4.      Pengisian dan Tes Sistem UPS ……………………………………. 128
5.      Formulir Tes ……………………………………….………………. 131
6.      Kemungkian Gagal dan Aksi Korektif …………………………..... 131
E.     Peralatan Tes …………………………………………………………... 135

BAB VII. PROSEDUR PERAWATAN SISTEM UPS
A.    Perawatan Sistem UPS
1.      Keselamatan ………………………………………………………. 138
2.      Perawatan Preventif ……………………………………………….. 139
3.      Perawatan Korektif ……………………………………….……….. 144
4.      Pengenalan Masalah Yang Timbul ………………………….…….. 144
5.      Troubleshooting …………………………………………………… 145
6.      Ketersediaan Spare Part …………………………………………… 145
B.     Perawatan Baterai UPS
1.      Biaya Perawatan ……………………………….………………….. 147
2.      Akses Perawatan ………………………………………………….. 148
3.      Perawatan Preventif …………………………………….…………. 148
4.      Prosedur Perawatan ……………………………………………….. 152
5.      Perawatan Sel Lead-Acid Flooded …………………………..……. 154
6.      Pertimbangan Perawatan
a.       Pemeriksaan Secara Visual …………………………………… 154
b.      Pembersihan ………………………….……………………….. 155
c.       Sel Contoh Untuk Pengukuran Tegangan dan Berat Jenis…….  155
d.      Pengukuran Temperatur ………………….…………………… 156 
e.       Pengukuran Berat Jenis …………………………….…………. 157
f.       Pengukuran Tegangan ………………………………………… 158
g.      Tes Kapasitas …………………………………….……………. 159
h.      Resistansi Koneksi ………………………………………...….. 160
i.        Rak Baterai …………………………………….……………… 160
j.        Kualitas Air Tambah ………………………………………….. 161
k.      Peralatan Tes ………………………………………………….. 165
7.      Perawatan Sel Lead-Acid Valve Regulated ………………………. 165
8.      Perawatan Sel Nikel Cadmium (Ni-Cad)………………………….. 166
9.      Keselamatan …………………………………………………...….. 167
10.  Troubleshooting …………………………………………………… 169

LAMPIRAN I ……………………………………………………………………….. 170
DAFTAR PUSTAKA  …………………………………………………………........  173

          Untuk melayani pemesanan dari sobat blogger, pihak penerbit telah menyediakan buku ini dalam 3 pilihan bentuk, yakni :
1. Bentuk buku cetak pada kertas (HVS 70 gram untuk isi dan Glossy 230 gram untuk cover), dengan ukuran 28 x 20 cm setebal 183 halaman, hanya seharga Rp 110.000 belum termasuk ongkos kirim (pengiriman buku via Pos, JNE, J&T atau TIKI).


2. Bentuk ebook yang dikemas dalam kepingan CD/DVD dengan format file PDF sebesar 4 MB, hanya seharga Rp 55.000 belum termasuk ongkos kirim (pengiriman casing dan keping CD/DVD via Pos, JNE atau J&T).

3. Bentuk softcopy/ebook dengan format file PDF sebesar 4 MB yang dikirim via email, hanya seharga Rp 45.000 (gratis ongkos kirim).

Pemesanan buku/ebook silahkan kunjungi https://lstolshop.bukaolshop.site
Bisa juga order di toko online "listron surya teknik" yang ada di shopee, tokopedia, lazada, bukalapak dan blibli.