Rabu, 17 Agustus 2016

Pengecekan Tekanan Refrigeran Pada Room Air Conditioner (AC)




  •              Merdeka....Merdeka.....Merdeka, Sekali Merdeka tetap Merdeka. Itulah yang wajib diucapkan oleh setiap warga negara Indonesia dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus. Nah pada hari ini bertepatan dengan HUT kemerdekaan RI yang ke 71, penulis juga ingin mengucapkan selamat ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 71 tahun, semoga diusianya yang semakin dewasa, negara RI bisa mewujudkan cita-citanya, yakni mensejaterahkan rakyatnya dengan adil, makmur dan beradab.  
  •           Oke sobat, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang cara pengecekan tekanan refrigeran pada room air conditioner (AC). Cara yang paling mudah untuk melakukan pengecekan tekanan refrigeran pada sistem pendingin ruangan atau room air conditioner (AC) adalah pada saat peak load (biasanya terjadi pada siang hari) tetapi pengecekannya jangan dilakukan pada saat turun hujan. Pada saat cuaca panas, sistem pendingin ruangan atau room air conditioner (AC) akan bekerja pada titik beban puncak.  Sistem pendingin ruangan atau room air conditioner (AC) pada sisi tekanan rendah (evaporator) bekerja pada titik evaporasi dengan temperatur berkisar antara 0 - 10 °C. Maksudnya pada titik beban puncak (peak load), temperatur evaporasi berada pada titik 10 °C dan pada saat lowest load (beban terendah) temperatur tidak lebih rendah dari titik 0 °C. Perlu diingat bahwa tekanan kerja sistem pendingin ruangan (AC) dipengaruhi oleh beban pendinginan, semakin besar beban yang didinginkan maka semakin tinggi kenaikan tekanan kerja sistem pendingin tersebut.
  •           Dari temperatur evaporasi tersebut bisa dikonversi ke tekanan kerja sistem pendingin AC, untuk R-22: (0 – 10 °C = 3,97 – 5,8 Bar = 57,6 – 84,1 Psi). Jadi rangenya mulai dari 3,97 s/d 5,8 Bar atau 57,6 s/d 84,1 Psi (57,6 Psi saat beban terendah dan 84,1 Psi saat beban puncak). Jika sistem pendingin bekerja dibawah tekanan 3,97 Bar atau 57,6 Psi maka pada evaporator akan terjadi frost (bunga es), hal ini dapat terjadi akibat uap air di udara membeku pada pipa-pipa evaporator atau di bagian yang tekanannya di bawah 57,6 Psi, seperti terlihat pada gambar 1 di bawah ini. Sedangkan jika sistem pendingin bekerja pada tekanan di atas 84,1 Psi, maka sistem akan bekerja ekstra yang bisa menyebabkan overload. Kalaupun tidak terjadi overload, umur kompressor tidak akan bisa bertahan lama dan konsumsi arus listrik menjadi lebih boros. Hal ini biasanya dikarenakan ukuran kapasitas unit AC lebih kecil dari beban pendinginan yang harus dilayani atau bisa juga disebabkan oleh karena sistem mengalami beban lebih (overload).


Gambar 1. Timbul bunga es akibat temperatur evaporasi dibawah 0 °C atau


tekanan kerja sistem pendingin dibawah 57,6 Psi