Pada kesempatan yang bahagia ini perkenankan penulis mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1437 H, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh sobat blogger yang berkunjung pada blog ini atas kesalahan yang mungkin disengaja atau tidak disengaja dari tulisan-tulisan penulis dalam blog ini. Oke sobat untuk kali ini penulis akan membahas tentang pengecekan kerusakan yang sering terjadi pada motor kompresor kulkas.
Kompressor adalah jantung dari
suatu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk memompa refrigerant yang merupakan
pembawa panas/kalor dalam suatu siklus refrigerasi sehingga terjadi proses
perpindahan panas yang masuk dan keluar sistem tersebut. Kompresor ini dapat
dianggap sebagai pompa uap/gas yang berfungsi untuk mengurangi tekanan pada
sisi tekanan rendah (suction side) dari sistem, dimana evaporator termasuk di
dalamnya dan menaikan tekanan pada sisi tekanan tinggi (high side/discharge)
dari sistem. Kerusakan pada kompresor terbagi menjadi dua, yaitu :
- Kerusakan elektrik, kerusakan yang terjadi pada bagian
motor penggeraknya.
- Kerusakan mekanik, kerusakan yang terjadi pada bagian
mekanik kompresornya.
Dalam pembahasan ini yang akan
penulis jelaskan adalah pengecekan kerusakan yang terjadi pada bagian motor
penggerak kompresor. Adapun langkah-langkah pengecekan komponen elektrik dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan
Terminal Kumparan Motor Kompresor
Kompresor yang biasa digunakan pada
kulkas adalah jenis hermetic 1 fasa, dimana pada jenis ini pada kumparan motornya
memiliki 3 terminal, yaitu :
a. Terminal R
(running winding)
b. Terminal S
(starting winding)
c. Terminal C
(common winding)
Apabila terminal kumparan
motor kompresor tidak diberi tanda, maka untuk menentukan terminal motor
kompresor dilakukan dengan menggunakan ohm‐meter. Langkah
pengecekannya adalah sebagai berikut :
a. Buka tutup
(cover) terminal motor kompresor.
b. Lepaskan
kabel yang terhubung ke relay dan overload.
c. Lepaskan
relay dan overload yang terpasang pada terminal, seperti ditunjukkan pada
gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Pengaman pada kompresor kulkas
Keterangan gambar : 1. Body kompresor
2. Starting relay
3. Overload thermal protector atau overload motor protector (OMP)
4. Tutup (cover) pengaman
d. Dengan
menggunakan ohm‐meter, ukurlah
tahanan ketiga terminal kumparan motor kompresor tersebut.
e. Dari ketiga
terminal diatas cari nilai tahanan yang terbesar atau paling besar, maka terminal
yang satunya (yang tidak diukur) dipastikan bahwa terminal itu adalah terminal C
(common winding), seperti ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Terminal yang tidak diukur adalah terminal C (common)
f. Kemudian
hubungkan test leads dari ohm‐meter pada
terminal C tersebut dan test lead yang satunya lagi pada kedua terminal yang
lainnya secara bergantian. Carilah nilai tahanan yang lebih kecil. Tahanan yang
lebih kecil adalah terminal R (running) sedangkan tahanan yang lebih besar
adalah terminal S (starting), seperti ditunjukkan pada gambar 3 dan 4 berikut
ini.
Gambar 3. Terminal yang tahanannya lebih kecil adalah terminal R (running)
Gambar 4. Terminal yang tahanannya lebih besar adalah terminal S (starting)
2. Jenis-Jenis Starting Relay
Pada saat motor kompresor mulai
bekerja, arus listrik mengalir ke kumparan utama (run winding). Torsi yang ditimbulkan
oleh induksi kumparan utama ini tidak cukup untuk menggerakkan kompresor. Untuk
memperbesar torsi saat kompresor mulai bekerja (starting torque) maka motor
membutuhkan bantuan tenaga yang didapatkan dengan cara mengalirkan arus listrik
ke kumparan bantu (auxiliary winding) pada motor. Setelah putaran motor
mencapai ±75% dari putaran maksimumnya, motor tidak lagi memerlukan tambahan
torsi, sehingga torsi tambahan bisa dilepas atau diputus. Untuk memutus aliran
arus listrik ke kumparan bantu (auxiliary winding) digunakan sebuah komponen
pemutus arus yang dinamakan starting relay. Terdapat beberapa jenis starting
relay, diantaranya :
a. Relay Arus (Current Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet dari arus yang mengalir ke kumparan utama. Pada saat kompresor mulai
bekerja, arus yang mengalir ke kumparan utama lebih besar daripada arus
nominalnya tetapi arus yang besar ini belum cukup untuk memutarkan poros
kompresornya. Arus ini membuat induksi medan magnet pada relay menjadi besar
sehingga kontak relay menjadi terhubung (tuas penggerak kontak relay
terangkat). Dengan terhubungnya kontak pada relay, arus listrik kemudian
mengalir ke kumparan bantu. Arus yang mengalir ke kumparan bantu ini membuat
tambahan torsi pada motor, sehingga kemudian poros kompresor bisa berputar.
Seiring dengan kenaikan putaran poros kompresor, arus yang mengalir ke kumparan
utama semakin menurun menuju ke nilai nominalnya. Ketika putaran motor mencapai
75% putaran maksimumnya, induksi medan magnet pada koil relay tidak lagi mampu
untuk mengangkat kontak relay sehingga arus ke kumparan bantu kemudian
terputus. Walaupun torsi tambahan yang ditimbulkan oleh kumparan bantu sudah hilang,
motor tetap bisa berputar karena bebannya sudah ringan. Relay jenis ini tidak
boleh terbalik dalam pemasangannya.
Gambar 5. Bentuk relay arus (current relay)
b. Relay PTC (Solid State Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan panas yang
ditimbulkan dari arus yang mengalir ke kumparan bantu. Pada saat kompresor
mulai bekerja, selain ke kumparan utama, arus mengalir juga ke kumparan bantu
melalui satu piringan (disc) yang peka terhadap perubahan temperatur. Perubahan
temperatur pada disc ini menyebabkan perubahan nilai tahanannya. Semakin tinggi
temperatur disc, semakin tinggi pula nilai tahanannya. Pada saat kumparan motor
belum mendapat arus, disc dalam kondisi dingin (nilai tahanannya berkisar
antara 15-35 Ω pada temperatur 28-32°C. Ketika kumparan mulai mendapat tegangan
listrik, arus akan mengalir langsung ke kumparan utama dan arus yang mengalir
ke kumparan bantu akan melalui disc. Karena dilewati arus, temperatur disc
kemudian naik sehingga disc akan menghambat arus yang mengalir ke kumparan bantu.
Setelah putaran motor mencapai 75% putaran maksimumnya, arus yang mengalir ke
kumparan bantu akan menjadi sangat kecil.
Gambar 6. Bentuk relay PTC (solid state relay)
c. Relay
Tegangan (Potential Relay)
Relay
ini bekerja berdasarkan tegangan pada kumparan bantu (auxiliary winding). Pada
saat kompresor mulai bekerja, selain ke kumparan utama (main winding), arus
mengalir juga ke kumparan bantu (auxiliary winding) melalui kontak NC Potential
Relay.
Gambar 7. Skema relay tegangan (potential relay)
Keterangan gambar : C : dihubungkan dengan terminal C kompresor
S :
dihubungkan dengan terminal S kompresor
Sw : dihubungkan dengan starting winding motor
Gambar 8. Jenis starting relay yang biasa digunakan pada kompresor kulkas
Keterangan gambar :
A : Potential relay, bekerja berdasarkan ggl induksi yang
terjadi pada kumparan stator, khususnya kumparan bantu (auxiliary winding).
Kontaknya Normally Closed (NC).
B : Current relay, bekerja berdasarkan induksi medan magnet
yang timbul pada saat motor di-start (memanfaatkan lonjakan arus start untuk
mengangkat/menghubungkan kontak start pada relay). Kontaknya Normally Open (NO).
C : PTC (Solid State Relay), terdapat sebuah piringan
(disc) yang peka terhadap perubahan temperatur. Pada saat awal temperatur disc
dingin dan hambatannya kecil sehingga arus bisa mengalir ke kumparan bantu
(auxiliary winding), tetapi setelah dilewati arus temperatur disc menjadi naik
dan tahanannya pun naik sehingga arus menjadi sangat kecil, bahkan bisa dikatakan
tidak bisa melewati disc lagi.