• HOME
  • ABOUT ME
  • OLSHOP
  • VIDEO
  • DAF ISI BUKU

Senin, 29 September 2014

Receiver Parabola Sebagai Pemilah Sinyal TV Satelit

         Selamat beraktivitas kembali sobot blogger dan jangan lupa luangkan waktu agar tetap stay di blog ini unttuk mermbahas tentang receiver parabola. Receiver adalah perangkat elektronik yang berfungsi sebagai penerima sinyal satelit dari LNB dan memilah-milah sinyal dasar (bese band) menjadi sinyal campuran (composite) dari sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio). Dalam hal ini penyeleksian hasil sinyal dilakukan oleh tuning/channel. Sinyal yang telah terseleksi dikuatkan oleh suatu alat dalam blok penguat kemudian diseleksi dan di sempurnakan (dikoreksi) dalam suatu tapis (filter) agar dapat ditampilkan di layar monitor  TV.

Gambar 1. Tampak depan danbelakang receiver parabola

          Adakalanya receiver yang kita gunakan sudah ketinggan jaman, untuk perlu di upgrade. Upgrade receiver adalah pemutakhiran receiver yang sedang kita gunakan baik hardware maupun softwarenya.. Receiver yang umum terdiri dari dua buah rangkaian, yaitu regulator dan rangkaian blok yang sering disebut impek. Kalau regulator jelas fungsinya untuk power suply ke impek, dimana rangkaian regulator ini mengubah tegangan dari sumber listrik AC 220 Volt menjadi DC 3,3 Volt, 5 Volt, 12 Volt, 15 Volt, 22 Volt, 30 Volt dan lain-lain tergantung dari kebutuhan impek.
          Impek ini terdiri dari hardware dan software, dimana software ini sebenarnya bisa diutak-atik atau diganti dengan software yang lebih baik atau yang baru, apalagi sekarang lagi ngetren dengan receiver yang bisa diinput dengan kunci biss (biss key). Sekarang kurang puas rasanya kalau beli parabola tetapi recivernya tidak bisa diinput kode biss key. Oleh karena jika menggunakan parabola bebas iuran, kita tidak bisa nonton liga inggris yang ditayangkan stasiun MNC TV dan Global TV yang disebabkan setiap pertandingan liga inggris, tiba-tiba gambar jadi gelap dan suara juga tidak ada, hal ini karena tayangan tersebut diacak/screamble, dimana acakan tersebut menggunakan kunci biss. Jadi kita bisa membuka acakan tersebut jika receiver kita bisa diinput biss key. Kita tinggal memasukkan kode biss key, walaupun mencari kode tersebut cukup susah. Tapi tenang aja sobat di sini akan penulis sajikan beberaopa kode biss key stasiun tv ternama..
          Lalu bagaimana jika receiver kita tidak bisa dinput kode biss key?, apakah harus beli lagi yang baru ?, tidak perlu, reciver yang tidak bisa diinput kode biss key bisa diupgrade dengan software yang bisa diinput kode biss key  asalkan hardwarenya mendukung. Receiver keluaran sekarang yang umum menggunakan 2 jenis prosesor, yaitu Ali dan Guoxin. baik merk hansen, tanaka, matrix, goldsat, canghong, venus, gadmei, ichiko, niko, dat, qiu-qiu, starcom dan lain-lain, kebanyakan yang DVBS-1/mpeg2 menggunakan prosesor ini, nomor serinya adalah yang ali = ali2238 /3329 dan Guoxin = gx6101 dan keduanya suport biss key. Jadi bagi sobat yang sudah punya receiver tapi belum suport biss key, tidak perlu membeli lagi, cukup diupgrade saja.

Kode Biss Key Channel Beberapa Stasiun TV Ternama :
      1. TV One
     Freq : 3787 H 5632
SID : 0001
Biss Key : 99 99 99 99 99 99 99 99
2. TVRI Jakarta
     Freq : 3765 H 5555
SID : 0002
Biss Key : 24 08 19 99 62 20 04 44
3. B Channel / RTV
Freq : 3864 V 4333 
SID : 0001
Biss Key : 78 35 5D 0A 34 DA 79 87
4. Kompas TV
Freq : 4152 V 1600
SID : 0001
Biss Key : 12 34 56 9C 78 9A BC CE
5. MIO TV Singapore
Freq : 3980 V 29900
SID : 0009
Biss Key : 12 34 56 9C AB CD EF 67
6. EDU Channel TV dan NAB TV 
Freq : 3980 V 29900 
SID : 0010 & 0012
Biss Key : AB CD EF 00 12 34 56 78
7. CSPN
Freq : 3723 V 4750
Biss Key : 1A 2B 3C 81 4D 5E 67 12
8. BTV National
Freq : 3711 V 11395
SID : 0011
BISS Key : D2 34 5A 60 BC 67 8F B2
9. BARCA TV (Feed)
Freq : 4174 H 7500
SID : 0005
Biss Key : 86 33 BA 73 C5 86 33 7E
10.  EDGE SPORTS HD
Freq : 4040 H 29720
SID : 0002
Biss Key : 17 04 60 7B 41 97 37 0F
11. TV3 MALAYSIA
Freq : 3786 V 7200 
SID : 0001
Biss Key : AA BB CC CC DD 01 23 33
12.  DOG TV ASIA
Freq : 4040 H 28605
SID : 000F
Biss Key : 04 04 76 7E 04 04 76 7E
13.  SCC TV3 (C Band)
Freq : 3585 H 12500
Biss Key : 11 11 11 11 11 11 11 11
14.  SCC VARZ (KU Band)
Freq : 11050 V 30000
Biss Key : 11 11 11 11 11 11 11 11
15.  SUN CHANNEL SD
Freq : 3800 H 30000, Mpeg2
Biss Key : 72 75 2A 11 CF 31 19 19
16.  T Sport
Freq 3520 H 28125
SID : 0015
Biss Key : 15 00 00 00 00 00 00 00
17.  BBTV CH 7
Freq : 3825 H 4700
SID : 0001
Biss Key : 24 68 22 00 22 97 53 00
18.  BBTV HD , 2222
Freq : 3834 H 5400
SID : 0001, 0002
Biss Key : 24 68 AA 36 AA 97 53 94
19.  BEC Ch 3 Test HD
Freq : 3810 V 4550
SID : 0001
Biss Key : 33 35 55 00 77 79 99 00
20.  Boomerang SE Asia Channel
Freq : 4120 H 30000
SID : 02CA
Biss Key :11 11 11 33 11 11 11 33
21.  NEW CH THAICOM 5 (COLOR BAR)
Biss Key Freq : 3880 H 30000
22.  MNC International
Freq : 3825 H 3125
SID : 0001
Biss Key : 12 F3 17 1C CB 68 E1 14
23.  CSN TV
Freq 4048 V 2448
SID : 0001
Biss Key : 98 D5 8E FE CE AD 2F
24.  ART Prime Sport
Freq : 3946 L 2963
SID : 0001
Biss Key : 11 CD E0 8E 9D 20 12 CF
25.  PTP Sports
Freq 4004 V 3333
SID : 0001
New Biss Key :
26.  Cinema World
Freq : 3947 V 8040
SID : 0002
Biss Key : FE 25 CA ED 73 8B DC DA
27.  Feed TVNZ
Freq : 4149 V 4000
SID : 0001
Biss Key : AA AA 18 6C 18 DD DD D2

Sabtu, 27 September 2014

LNB (Low Noise Block) Sebagai Penguat Sinyal TV Satelit

          Selamat berlibur akhir pekan sobat bolgger, tapi sebaiknya sambil tetap stay di blog ini kita bahas tentang Low Noise Block (LNB) antena parabola. LNB merupakan blok desah rendah yang berfungsi sebagai penguat frekuensi sinyal satelit dan menurunkannya menjadi frekuensi yang lebih rendah, agar sinyal tersebut dapat diterima oleh receiver parabola. Macam-macam LNB antara lain adalah LNB C-Band, LNB KU-Band, LNB Single, LNB Dual 2R dan LNB Quad 4R.

Gambar 1. LNB C-Band Single

Gambar 2. LNB Dual 2R

Gambar 3. LNB Quad 4R

          Ada kalanya dalam satu dish parabola dipasang lebih dari satu LNB, ada yang 2 LNB bahkan ada yang 5 LNB agar dapat digunakan untuk 2 s/d 5 receiver, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Satu Dish Parabola dipasang 5 LNB Single


          Untuk memasang lebih dari 1 LNB sekaligus tidak boleh sembarangan tetapi ada perhitungan jarak antar LNB, berikut ini perhitungan untuk menentukan jarak 2 LNB. Dalam penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa persamaan antena parabola adalah berupa y = ax2  dengan titik fokus pada persamaan x2 = 4fy. Untuk menentukan jarak pemasangan antara 2 buah LNB, langkah yang pertama adalah mengetahui posisi titik fokus utama parabola. Kemudian langkah selanjutnya mencari titik fokus yang kedua pada sinar datang dengan off set tertentu. Setelah posisi kedua diketahui maka dengan rumus phytagoras jarak titik fokus tersebut dapat diketahui.
          Panjang garis a adalah jarak atau ketinggian titik fokus utama dan garis b adalah jarak titik fokus kedua yang diukur dari pusat dish parabola, dengan demikian panjang garis a = garis b (a = b).. Garis c adalah jarak antara titik fokus a dengan titik fokus b. Garis c dapat dihitung dengan rumus phytagoras sebagai berikut  :
a2+b– 2ab cos α = c2                dengan a = b , α adalah sudut off set
2a– 2aa cos α = c2               
√(2a2 - 2a2 cos α) = c
c = √(2a2 - 2a2 cos α)                 dengan keterangan c = jarak antara 2 LNB, a = jarak titik fokus

Gambar 5. Perhitungan jarak antara 2 LNB

Contoh soal:
Pada antena parabola berukuran 6 feet. Berapakah jarak penempatan titik fokus apabila sinar datang melenceng 10° dari timur
Diketahui :    Diameter dish = 180 Cm
                    Kedalaman dish = 30 Cm
                    Penyimpangan sinar datang = 10 derajat
Ditanya :       Jarak titik fokus kedua dari titk fokus utama
Jawab :         F = D2/16 d
                    F = 180² / 16 * 30 = 32400 / 480 = 67,5 Cm
                    Jarak antara 2 LNB = √ (2 * 67,5² - 2 * 67,5² cos 10)
                    Jarak antara 2 LNB = √ (9112,5 – 8974,061)
                    Jarak antara 2 LNB = √ (138,43)
                   Jarak antara 2 LNB = 11,77 Cm ke arah barat
           
          Perlu kita ketahui sudut penyimpangan bukan dihitung dengan cara mencari selisih sudut koordinat satelit A yang dikurangi koordinat satelit B, (contoh Palapa 113 BT dikurangi Telkom 108 BT =  5 derajat).  Hal itu berlaku apabila kita memasang antena parabola di pusat bumi, tidak berlaku apabila kita memasang antena parabola di permukaan bumi. Pada kenyataannya sudut penyimpangan yang diukur untuk satelit telkom dan palapa adalah 6,2 derajat, pada daerah dengan ketinggian 101 MDpl, 7,32 LS dan 110,7 BT. Sudut penyimpangan juga tergantung pada lokasi pemasangan antena juga.

Gambar 6. tempat/dudukan pemasangan 2 LNB

Keterangan : Posisi LNB yang berada di titik fokus dan LNB yang berada di titik off set harus sejajar, seperti yang ditunjukan pada garis merah pada gambar 6 di atas.

          Pada umumnya LNB yang ada dipasaran dirancang untuk menangkap sinyal yang berpolarisasi horisontal dan vertikal, karena kebanyakan satelit yang bisa ditangkap di Indonesia berpolarisasi horisontal dan vertikal (H/V). Namun ada beberapa satelit yang dapat ditangkap di Indonesia yang berpolarisasi right circular dan left circular (R/L). Kalau transmisi satelit tersebut dapat menjangkau tempat kita, walaupun tidak maksimal sinyal dapat ditangkap dengan LNB berpolarisasi H/V. Namun kalau transmisi satelit tersebut tidak sampai ke tempat kita tetapi jangkauannya sampai ke tempat kita, maka sangatlah mustahil sinyalnya dapat kita tangkap dengan LNB berpolarisasi H/V.
          Untuk dapat menangkap jangkauan sinyal satelit tersebut haruslah menggunakan LNB yang dirancang untuk menangkap sinyal polarisasi R/L. Jika kita sulit nendapatkan LNB berpolarisasi R/L tersebut dipasaran, kitapun dapat merancangnya sendiri, karena pada dasarnya jenis LNB-nya sama, hanya yang untuk polarisasi R/L terdapat sekat yang berfungsi untuk menyearahkan frekwensi yang semula R/L menjadi H/V.
          Sekat ini bisa kita pasang sendiri dengan cara yang sederhana menggunakan bahan plastik setebal kira-kira 7 mm. Kalau susah mencari bahan plastik tersebut, dapat menggunakan telenan/bantalan untuk mengiris-iris di dapur, yang bagus adalah telenan merk maspion karena tebalnya sangat tepat (pas). Jika tidak ada merek maspion bisa juga menggunakan telenan merek lionstar dan jika tidak ada juga, bisa menggunakan keramik lantai, tetapi hasilnya tidak maksimal.
          Ukuran optimal untuk sekat LNB adalah panjang 17 cm, lebar sesuai diameter LNB dan tebal 7 mm. Sedangkan perbandingan sinyal hasil pemyekatan adalah sebagai berikut, misalnya LNB tanpa sekat sinyalnya hanya mencapai 30%, maka disekat menggunakan telenan maspion bisa mencapi 80%, menggunakan telenan lionstar sinyalnya mencapi 70%, sedangkan menggunakan keramik lantai sinyalnya hanya mencapai 40%.
          Setelah sekat kita bentuk, sekat tersebut kita sisipkan kedalam tabung LNB. Ukuran kedalaman menyisipkan sekat yang optimal adalah sejajar jarum antena horisontal dan sisanya biarkan tersisa diluar (menjulur keluar), yang penting sekat harus menjulur keluar minimal 3 cm, kurang dari itu sinyalnya bisa berkurang lebih dari 5%.

Gambar 7  Cara menyekat LNB berpolarisasi H/V

Kamis, 25 September 2014

Feet Horn Sebagai Titik Fokus Pengumpul Sinyal TV Satelit

          Apa kabar sobat blogger, tentu dalam keadaan baik-baik saja bukan!, masih tetap pada pokok bahasan antena parabola sebagai penerima sinyal TV satelit, untuk pertemuan kali ini kita akan membahas tentang feet horn. Feet Horn adalah peralatan pendukung antena parabola yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya sinyal-sinyal satelit yang telah dipantulkan secara terfokus oleh dish. Dalam hal ini feet horn dapat juga disebut sebagai antena yang sesungguhnya dari antena parabola, sebab feet horn lah yang menangkap dan mengumpulkan seluruh sinyal satelit yang dipantulkan secara terfokus oleh dish.


Gambar 1 Bentuk feet horn



Gambar 2 Cincin resonator feet horn

          Feet horn merupakan titik fokus antena parabola, sehingga pemasangan atau penempatan feet horn harus sesuai dengan perhitungan, agar sinyal-sinyal satelit yang dipantulkan oleh dish dapat terkumpul pada feet horn. Untuk menentukan titik fokus antena parabola dapat digunakan persamaan :
               F= (Diameter^2 / 16 kedalaman piringan) atau dapat ditulis F = ( D2 ) / ( 16 d )
Dimana D = diameter piringan (dish),
               d = kedalaman piringan (dish).

          Darimana rumus tersebut didapatkan, berikut ini penjelasannya, parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(xy) pada bidang kartesius, sedemikian hingga terdapat titik itu berjarak sama dari suatu titik tertentu yang disebut fokus dan garis tertentu yang tidak memuat fokus dan disebut direktrik. Untuk menentukan persamaan parabola, pertama ditinjau parabola dengan fokus berada pada sumbu-x dan dengan direktrik tegak lurus sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah segmen garis hubung dari titik fokus F ke garis direktrik D.
          Misalkan jarak antara garis direktrik dengan fokus adalah 2c, maka koordinat titik fokusnya adalah F(c, 0) dan persamaan garis direktrik d adalah x = –cc ¹ 0. Jika P(xy) adalah sembarang titik pada parabola, maka dari definisi kurva parabola diperoleh hubungan garis PF = garis PD, sehingga dapat ditulis persamaan : (x – c)2 + y2  = (x + c)2
                   x2 – 2cx + c2 + y2  = x2 + 2cx + c2
                                            y2  = 4cx     ………………………………........   (1)

Persamaan (1) di atas merupakan persamaan parabola yang dicari yaitu parabola yang mempunyai fokus dengan koordinat (c, 0) dan persamaan garis direktrik d Âº x = –cc ¹ 0. Jika dilakukan pertukaran x dan y pada persamaan (1) maka diperoleh persamaan :  
                                           x2 = 4cy     …….……............……...……..…....   (2)

Persamaan (2) merupakan persamaan parabola dengan fokus di titik (0, c) pada sumbu-y dan garis direktrik dengan persamaan : d Âº y = –c.
          Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa x2 = 4cy dengan c adalah nilai titik fokusnya, maka dari itu persamaan titik fokus dapat disebutkan F = x2/4y, dimana x adalah sembarang titik x di garis parabola dan y adalah sembarang titik y pada garis parabola.
          Pada Antena Parabola TV satelit diameter piringan (dish) parabola disebutkan dengan dua kali nilai X, karena titik pusat pada koordinat kartesius adalah (0,0), sedangkan kedalam piringan (kelengkungan dish) disebutkan dengan nilai Y, maka dari itu : 
                                                               F = X/ 4Y
                                                              F = ( ½ * D )2 / 4d
                                                              F = ( ¼  * D2 ) / 4d
                                                              F = D2 / (4*4d)
                                                              F =  ( D) / ( 16 d )    

Contoh soal :
Pada piringan (dish) parabola berukuran 6 feet, tentukanlah posisi titik fokusnya.
Diketahui : diameter = 115 cm, kedalaman = 18 cm
Ditanyakan : berapakah ketinggian titik fokus?
Jawab :F = D/ 16d    
             F = (115)2 / (16 x 18)
             F = 13.225 / 288
             F = 45,92 cm
Jadi ketinggian titik fokusnya adalah 45,92 Cm


Gambar 3. Rumus menghitung titik fokus



Gambar 4. Bentuk nyata antena parabola 6 feet

Selasa, 23 September 2014

Dish Parabola Sebagai Penerima dan Pemantul Sinyal TV Satelit

          Masih dalam pokok bahasan antena parabola sebagai penerima sinyal TV satelit, pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang dish parabola. Dish parabola merupakan salah satu peralatan pendukung dari antena parabola yang berfungsi sebagai penerima sinyal satelit yang dikirim ke bumi dan sekaligus sebagai reflektor (pemantul) sinyal satelit ke titik fokus (feet horn), jadi bukan berfungsi sebagai antena. Dalam antena parabola dish mempunyai beberapa bentuk antara lain yaitu Taurus, Kawa-kawa (Paraclip) dan Parabola.

          Di Indonesia pada umumnya antena parabola yang diproduksi menggunakan dish berbentuk parabola, sedangkan dish bentuk taurus dan kawa-kawa biasanya hanya variasi kreasi dari produsen atau pembuatnya. Sementara penutup dish ada yang menggunakan kawat jaring (wiremesh) dan ada juga yang menggunakan plat pejal seperti yang ditunjukan pada gambar berikut di bawah ini.


Gambar 1. Tampak atas dish parabola menggunakan kawat wiremesh



Gambar 2. Tampak bawah dish parabola menggunakan kawat wiremesh



Gambar 3. Tampak atas dish parabola menggunakan plat pejal



Gambar 4. Tampak bawah dish parabola menggunakan plat pejal

Minggu, 21 September 2014

Sistem Antena Parabola Sebagai Penerima Sinyal TV Satelit

          Untuk peremuan yang ketiga pada pokok bahasan antena parabola sebagai penerima sinyal TV satelit akan dibahas tentang sistem antena parabola. Agar sinyal satelit yang setinggi 3,7 GHz atau 3.700 MHz sampai dengan 4,2 GHz atau 4.200 MHz dapat ditangkap dan diterima oleh pesawat penerima televisi diperlukan beberapa perangkat antara lain yaitu :
- Antena pengumpul berkas sinyal satelit yang biasanya disebut antena pemantul parabola (Dish).
- Pemandu berkas gelombang satelit yang biasanya disebut Feet Horn.
- Penguat gelombang satelit dan penurun frekuensi yang biasanya disebut Low Noise Block (LNB) atau Blok Desah Rendah.
- Rangkaian elektronik untuk memilih gambar, memperbaiki mutu gambar dan meresonansikan ke antena TV yang biasanya disebut Receiver Satelit atau pesawat penerima satelit.

A.  Antena Parabola Tetap (Fix)
          Peralatan pendukung yang diperlukan untuk antena parabola tetap (fix), dalam arti antena parabola hanya diarahkan pada satu satelit saja antara lain adalah: Dish, Fett Horn, LNB dan Receiver Satelit
          Biasanya pada antena parabola tetap (fix), untuk dish yang berukuran kecil (di bawah 9 feet) mengarah ke satelit Indonesia (Palapa B2) dan untuk dish yang berukuran di atas 14 fett pada umumnya mengarah ke satelit Amerika Serikat (USA). 
          Siaran TV yang dapat ditangkap oleh antena parabola dari satelit Indonesia (Palapa B2) antara lain adalah :
- TV Nasional seperti RCTI, SCTV, Indosiar dsb (polarisasi vertikal)
- TV Malaysia seperti TV1, TV3 dan RTM (polarisasi horisaontal)
- TV Thailand seperti BBTV7 dan NNV5 (polarisasi horisontal)
- TV Philipina seperti ABS dan CBN (polarisasi vertikal)
- TV Australia seperti Topaz12 (polariasai horisontal).
          Sedangkan siaran TV yang dapat ditangkap oleh antena parabola dari satelit Amerika Serikat (USA) antara lain adalah :
- TV USA seperti CNN, CBS, ABC, dan NBC
- TV Perancis seperti RFO
- TV Spanyol seperti C-Spain.


Gambar 1. Blok diagram sistem antena parabola tetap (fix)

B.      Antena Parabola Bergerak (Moving)
          Pada antena parabola yang dapat bergerak (moving) untuk mencari atau mengarah ke satelit-satelit lainnya biasnya selain ke empat peralatan pada antena parabola tetap (fix) tersebut di atas dilengkapi dengan peralatan actuator dan antena positioner. Sehingga antena parabola dapat menangkap siaran TV seluruh dunia yang dipancarkan oleh satelit. Actuator dan antena positioner merupakan peralatan yang digunakan untuk menggerakan dan mengarahkan dish antena parabola ke satelit yang dikehendaki.


Gambar 2. Blok diagram sistem antena parabola bergerak (moving)

Jumat, 19 September 2014

Teknologi Satelit Komunikasi

          Ok sobat untuk pertemuan yang kedua pada pokok bahasan antena parabola sebagai penerima sinyal TV satelit kali ini kita akan lanjutkan dengan membahas tentang teknologi satelit komunikasi. Teknologi satelit komunikasi merupakan teknologi penyampaian informasi atau data dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem elektronik. Untuk menyampaikan informasi atau data tersebut digunakan peralatan pengirim dan penerima informasi atau data berupa :
·         Satelit
·         Transmitter (pemancar) dari bumi ke satelit
·         Receiver (penerima) informasi/data yang dikirim dari satelit 
Sedangkan media pembawa informasi atau data tersebut dapat berupa :
·         Atmosfir
·         Bumi
·         Kabel
          Program yang digunakan antara lain adalah :
·         Sky wave (gelombang langit)
·         Space wave (gelombang ruang)
·         Ground wave (gelombang bumi)
Sedangkan orbit satelit terhadap bumi dapat berbentuk :
·         Geostationer (melingkar dan bersifat tetap)
·         Ellips (bersifat tidak tetap)
Gambar 1. Orbit satelit bentuk geostationer (melingkar tetap)

Gambar 2. Orbit satelit bentuk ellips (berubah-ubah atau tidak tetap)

          Satelit-satelit yang memberikan layanan berupa informasi atau hiburan pasti terus berputar seiring dengan perputaran bumi. Kita ketahui bahwa bumi mempunyai kutub-kutub magnet yang sangat kuat yakni kutub utara dan kutub selatan, untuk menjaga agar satelit tidak tertarik ke kutub utara atau ke kutub selatan maka satelit tersebut harus berada di tengah-tengah antara kedua kutub tersebut. Oleh karena itu satelit harus diletakan pada lintasan/garis khatulistiwa. Satelit-satelit yang tidak mengorbit pada lintasan/garis khatulistiwa dan tidak berada pada ketinggian 36.000 KM dari permukaan bumi memerlukan bahan bakar atau energi yang jauh lebih banyak/besar. Hal ini menyebabkan umur pakai satelit lebih pendek atau biaya satelit lebih mahal, sehingga satelit tersebut biasanya non komersial (hanya dipakai untuk kegiatan penelitian atau militer).
          Frekuensi yang dipancarkan oleh satelit, khususnya pada jalur C band adalah 3,7 GHz s/d 4,2 GHz. Sedangkan frekuensi senter atau tengah dari satelit adalah sekitar 4 GHz, frekuensi tersebut sangat tinggi sekali sehingga tidak mungkin tetangkap oleh pesawat penerima televisi biasa. Karena channel pesawat penerima televisi biasa yang beredar di pasaran maksimal hanya setinggi 860 MHz (channel 69), dimana frekuensi televisi biasa tersebut masih jauh di bawah frekuensi satelit 
         Peralatan satelit antara lain terdiri dari :
·         Panel surya sebagai sumber daya/energi
·         Regulator pengatur daya
·         Baterai sebagai penyimpan daya
·   Sub sistem komando untuk mengirim informasi posisi satelit dan telemetri (pengolah data dengan sistemkomputer).
·         Penerima (receiver)
·         Pengubah frekuensi (konverter)
·         Sub sistem antena
·         Sub sistem pengendali posisi (menerima sinyal informasi posisi dari stasiun bumi utama).

Gambar 3. Diagram satelit komunuikasi

Keterangan :
·         Penerima, pemncar, konverter dan sub sistem antena kesemuanya disebut juga transponder.
·     Contoh konverter pada jalur C band, transmitter di bumi mengirimkan gelombang informasi ke satelit setinggi 6 GHz, kemudian sinyal itu dikonversi/ diubah dan dikirimkan kembali ke bumi setinggi 4 GHz. Dalam hal ini terdapat perbedaan sinyal setinggi 2 GHz, yang gunanya untuk menghindari pembicaraan silang (cross talk).
·        Pada jalur KU band (untuk satelit komunikasi), up link setinggi 14 GHz dan down link setinggi 12 GHz.
·      Pada jalur K band (untuk direct broadcasting satelit), up link setinggi 17 GHz dan down link setinggi 12 GHz.
·       Pada umumnya untuk antena parabola normal di Amerika dipakai 2 band yaitu jalur K band dan C band.

1.      Sistem Stasiun Bumi Pengendali
          Satelit yang terdapat di angkasa dikendalikan dan diberikan informasi dari stasiun bumi pengendali. Untuk satelit Palapa milik Indonesia dikendalikan oleh stasiun bumi pengendali yang berada di Cibinong. Pada sistem statsiun bumi pengendali yang menggunakan pemancar dengan penguat akhir bertenaga besar biasanya menggunakan Traveling Wave Tube (TWT) yang berdaya sekitar 200 s/d 400 Watt dan penguat akhirnya menggunakan tabung. Sedangkan pada sistem stasiun bumi pengendali yang menggunakan pemancar dengan penguat akhir bertenaga kecil biasanya menggunakan transistor dengan daya sekitar 20 s/d 50 Watt.

2.      Sistem Transmisi Untuk UP Link (Jalur Atas)
          Sistem transmisi yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau data dari bumi ke satelit dan dari satelit ke penerima antara lain adalah :
a.   FDMA : Frequency Division Multiple Acces, Yaitu suatu sistem yang membagi frekuensi kirim menjadi frekuensi yang kecil-kecil yang sama pada setiap bagian, dan masih menggunakan sistem analog.
b.  TDMA : Time Division Multiple Acces, Yaitu suatu sistem yang membagi waktu dari saluran transmisi menjadi bagian-bagian waktu yang sempit, dimana tiap group waktu dipisahkan oleh interval waktu tertentu yang menghasilkan satu channel, dan masih menggunakan sistem analog. Keuntungan sistem TDMA antara lain adalah :
·         Tidak memerlukan filter-filter yang mahal
·         Mengurangi efek noise dan cross talk
·         Faktor kerugian (losses) kecil, karena perubahan level hanya dipengaruhi oleh transmitternya.


Gambar 4. Blok sistem FDM dan TDM

c. CDMA : Code Division Multiple Acces, Yaitu variasi pembagian sinyal menurut kode, dan sudah menggunakan sistem digital.
d.   DAMA : Digotal Analog Multiple Acces, Yaitu variasi pembagian sinyal dengan mengubah dari analog ke digital atau sebaliknya, dan sudah menggunakan sistem digital.

3.      Sistem Modulasi
          Sistem modulasi gelombang yang digunakan untuk penyampaian informasi atau data tersebut dapat berupa :
a.         AM : Amplitudo Modulation, Yaitu sinyal informasi yang menggerakan kekuatan gelombang pembawa (carrier).
b.      FM : Frequency Modulation, Yaitu sinyal informasi yang menggerakan frekuensi gelombang pembawa (carrier).
c.       TM : Time Modulation
d.      DM : Digital Modulation
e.  PM : Pulsa Modulation, Yaitu penyampaian pulsa informasi dilakukan dengan menggunakan pulsa tegangan atau arus dan gelombang pembawanya bukan berbentuk sinusoida melainkan berbentuk pulsa-pulsa persegi (kotak) yang berulang-ulang. Amplitudo, lebar modulasi dan posisi pulsa diubah dengan tepat oleh sinyal informasi. Jenis-jenis modulasi pulsa antara lain adalah :
·         PAM : Pulsa Amplitudo Modulation
·         PWM : Pulsa Width Modulation
·         PPM : Pulsa Position Modulation
·         PDM : Pulsa Delta Modulation